Bismillahirohmanirohim
"Kak Iklima ayo kita pergi memancing" ajak Mike pada Iklima.
Iklima menaikan satu alisnya saat mendengar Mike mengajaknya memancing. "Mancing dimana Mike? Memangnya disini ada kolam atau tempat pemancingan?"
"Kak Iklima ikut saja dengan aku dan Misyel" Iklima hanya bisa pasrah ketika dua anak asuhnya itu menarik tangan nya agar mau ikut dengan mereka.
Iklima tersenyum melihat kedua bocah itu menarik tangannya dengan lembut. "Kak Iklima abil pancingnya dulu" ujar Misyel yang diganggui oleh Iklima. Mereka bertiga berjalan menuju kolam ikan yang terdapat banyak sekali jenis ikan tawar yang terdapat di dalam kolam tersebut.
Saat sudah mendapatkan pancing yang mereka butuhkan.
"Kalian mancing menggunakan umpan apa?" Iklima harus memastikan lebih dulu apakah dua anak asuhnya ini akan memancing menggunakan cacing, hewan yang paling menggelikan bagi Iklima.
"Kalau mancing di kolam seperti ini ya pake cacing lah kak Iklima memangnya mau pake apa lagi" jawab Mike dengan enteng.
Tak hanya itu dia juga menunjukkan cacing miliknya dan Misyel yang sudah di wadahkan lebih dulu, Iklima membelakan kedua matanya dengan sempurna saat melihat hewan berwarna merah itu terus bergerak di dalam toples yang dipegang oleh Mike.
"Siapa yang mencarikan kalian cacing?" Iklima bertanya dengan ragu, saat ini satu hal yang paling dia takuti Iklima khawatir jika Misyel ataupun Mike meminta dirinya memasangkan hewan cacing itu di kail mereka. Membayangkannya saja sudah membuat Iklima bergidik ngeri.
"Mang Tarjo tadi pagi sambil bersihin selokan yang ada di belakang"
"Ayo kak kita mulai mancing" ajak keduanya setelah Iklima selesai bertanya.
Iklima bergidik ngeri sendiri saat melihat Mike dengan lincahnya memasangkan umpan di kalinya. Iklima sampai tidak ingin melihat hewan bernama cacing itu.
"Mike apakah kamu tidak geli?" Misyel dan Mike belum menyadari jika mbak asuh mereka yang sudah mereka anggap seperti mama sendiri takut dengan hewan yang namanya cacing, bukan takut lebih tepatnya geli.
Mike dan Misyel menatap Iklima dengan curiga. "Kenapa kalian menatapku seperti itu" Iklima menjadi salah tingkah sendiri tidak bisanya si kembar menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kakak suka mancing?" Mike bukannya menjawab pertanyaan Iklima malah balik bertanya.
"Suka, tapi kak Iklima tidak pernah memasangkan umpan pada kail mama, semua yang melakukan adik mama" jawab Iklima dengan jujur.
"Kenapa?" kini giliran Misyel yang bertanya pada Iklima, Iklima tersenyum secara bergantian pada Misyel dan Mike, sebelum menjawab pertanyaan yang Misyel lontarkan pada dirinya.
Setelah itu Iklima bernafas pelan. "Kak Iklima merasa geli dengan hewan berwarna merah ini" cicit Iklima merasa malu.
Ingin sekali Misyel dan Mike tertawa karena orang dewasa seperti Iklima takut dengan hewan cacing.
"Tapi kenapa kak Iklima geli dengan hewan ini?, bukankah hewan satu ini begitu lucu kak" ucap Mike sambil menatap berbinar cacing yang ada di dalam toples.
"Orang geli kayak gitu kok dibilang lucu" Iklima tak habis pikir dengan Mike.
"Sudah hilah membahas tentang percacingan ayo lebih baik sekarang kita memancing" Iklima dan Mike sama-sama mengangguk.
Kini ketiganya mulai fokus memancing dengan Iklima duduk di tengah-tengah antara dua bocah itu, Iklima selalu memastikan Misyel dan Mike baik-baik saja.
"Apa kalian sering memancing?" tanya Iklima setelah keheningan terjadi diantara mereka.
"Memancing salah satu hobi kita kak, untuk mengusir kejenuhan di rumah, tapi semenjak kak Iklima bersama kami aku dan Mike tidak pernah lagi merasa jenuh" jawab jujur Misyel.
Iklima mengelus pucuk kepala Misyel dan Mike dengan sayang. "Kak Iklima akan terus menemai kalian melakukan apa saja asalkan masih dalam hal positif"
Mendengar perkataan tulus yang keluar dari mulut Iklima membuat Misyel dan Mike terharu mereka berdua memeluk Iklima dengan erat.
"Terima kasih Kak" ucap Misyel dan Mike kompak.
"Sama-sama sayang" ujar Iklima sambil mencium dan memeluk Misyel dan Mike secara bergantian.
Setelah itu ketiganya kembali mengobrol dengan hangat sambil sesekali mereka tertawa begitu lepas bersama, seakan dunia hanya milik mereka bertiga
Sampai - sampai ketiga orang itu tidak sadar dengan kehadiran Arlan disana sedari tadi Arlan memperhatikan mereka. Arlan melihat semua yang mereka lakukan tapi mereka tidak menyadari keberadaan Arlan saking asyiknya dengan dunia mereka sendiri ada perasaan hangat yang Arlan rasakan saat melihat Iklima begitu dekat dengan kedua buah hatinya itu.
Arlan bersyukur Iklima benar-benar menyayangi Misyel dan Mike. "Sebelumnya aku tidak pernah melihat mereka tertawa lepas seperti sekarang ini" ucap Arlan pada diri sendiri, senyum bahagia jelas terukir di wajah duda dua anak itu.
Senyum Arlan semakin mengembang apalagi saat Arlan melihat kedua anaknya bisa tertawa lepas, sejak kedatangan Iklima di rumah mereka Arlan tak pernah lagi melihat kedua anaknya murung sekarang ini yang ada yang dia lihat hanya senyum dan tawa bahagia yang Arlan selalu lihat dari kedua anaknya.
Arlan tak menyangka sepulang kerja dia akan melihat pemandangan seindah ini, ya menurut Arlan ini pemandangan indah yang baru pertama kali dia lihat di rumahnya.
Bagaimana tidak pemandangan indah dia melihat kedua anaknya tertawa lepas bersama Iklima bahkan Arlan bisa melihat Iklima begitu menyayangi kedua anaknya dengan tulus tanpa dibuat-buat.
Arlan berjalan menghampiri ketiga orang itu yang tengah asyik dengan dunia mereka sendiri. "Pada asyik banget kayaknya" ucap Arlan yang membuat ketiga orang itu melihat ke arahnya..
"Papa" ucap Mike dan Misyel secara bersama keduanya segera mendekati Arlan.
Arlan jongkok untuk menyamakan tubuhnya dengan Mike dan Misyel agar bisa memeluk kedua buah hatinya saat Mike dan Misyel sudah berada di hadapan Arlan.
Arlan yang ikut bahagia melihat Misyel dan Mike senang sampai melupakan jika dirinya sedang menahan amarah oleh mantan istrinya yang dengan berani kembali muncul di hadapannya.
Rasa kesal dan benci tadi kini berubah menjadi rasa senang dan bahagia saat melihat kedua buah hatinya tersenyum, Arlan tak menyangka ternyata Iklima memilik sosok ke ibuan pantas saja kedua buah hatinya itu begitu terpikat pada Iklima.
Yang tidak Arlan tahu bahwa sebenarnya pesona kedua anak kembarnya lah yang sudah membuat aura keibuan Iklima muncul.
"Papa ayo kita mancing" ajak Mike mengandeng tangan Arlan, Arlan sama sekali tidak bisa menolak permintaan anaknya.
Mike yang mengajak Arlan untuk memancing sementara Misyel berlari ke arah Iklima. "Yeee! kak Iklima, papa ikut memancing!" Misyel begitu bahagia dengan hari ini.
Jika saja ada orang lain yang melihat mereka saat ini pasti orang itu akan mengira jika yang dia lihat adalah sebuah keluarga kecil yang bahagia.
Itu juga keinginan Misyel dan Mike sebenarnya menginginkan Iklima menjadi ibu mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments