Bab 15. Berkunjung ke rumah orang tua Iklima

Bismillahirohmanirohim.

Hari terus berganti selama Arlan menyuruh Riko untuk mengawasi mantan istrinya takut dia berulah, ternyata selama beberapa hari ini tidak ada yang dilakukan wanita itu agar bisa bertemu dengan Misyel dan Mike.

Mengetahui hal itu Arlan menyuruh Riko untuk tidak mengawasi Rena lagi, tapi tetap waspada takut ketika mereka lengah perempuan itu bisa kapan saja mencelakai Misyel dan Mike.

Setiap hari Arlan juga merasa bahagia, kebahagiaannya semakin bertambah setipa hari, karena kini kedua anaknya selalu tertawa lepas tersenyum tanpa paksaan, tentu saja hal seperti itu membuat Arlan merasa senang.

Hari ini Iklima sudah meminta izin pada Arlan jika dirinya akan pulang dulu, karena sudah hampir 3 bulan Iklima tak pulang ke rumah padahal rumah kedua orang tuanya tidak terlalu jauh dengan rumah Arlan.

Ini saja Iklima bisa pulang ke rumah karena membawa kedua kembar ikut bersamanya. "Ye, ye, ye, main ke rumah mbak Iklima" Iklima tidak tahu apa yang membuat kedua anak kembar itu begitu bahagia padahal mereka hanya akan ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah mereka.

Dibandingkan dengan rumah milik Arlan yang begitu besar dan mewah sampai-sampai semua fasilitas ada tentu saja rumah kedua orang tua Iklima tidak ada apa-apanya, tapi anehnya kedua anak kembar Arlan itu begitu antusias akan ke rumah Iklima.

"Kenapa kalian berdua begitu senang?" tanya Iklima akhirnya.

"Siapa yang tidak senang akan bertemu dengan nenek Diah dan kakek guntru ya kan Mike" sahut Misyel dengan entengnya dan diikuti anggukan kepala oleh Mike.

Iklima mengerutkan dahinya, kapan kedua anak ini bisa sedekat itu dengan kedua orang tuanya, dari ucapan Misyel tadi Iklima dapat menembak jika Misyel dan Mike pernah bertemu dengan orang tuanya bukan hanya sekali saja.

"Memangnya kalian kenal dengan nenek Diah dan kakek Guntur?" pancing Iklima yang membuat kedua anak itu mengangguk dengan kompak.

"Kalian kenal dimana?" Iklima ini sudah mulai curiga dengan kedua anak asuhnya.

"Ki-" ucap Misyel terpotong karena dengan cepat Mike menutup rapat mulut anak itu dengan kedua tangannya.

Hal itu tentu saja membuat Iklima semakin curigai pada keduanya, Iklima yakin ada yang disembunyikan oleh Misyel dan Mike pada dirinya.

"Why?" tanyq Iklima pada Mike.

"Tidak, mbak Iklima masa tidak tahu jika nenek Diah dan kakek Guntur banyak dekat dengan anak-anak disini" setelah membekam mulut saudaranya sendiri akhirnya Mike membuak mulut, sebelum Misyel keceplosan lagi, entah apa yang mereka rahasikan dari Iklima.

Setelah mendengar penjelasan dari Mike Iklima percaya begitu saja yang membuat kedua anak itu merasa lega, ibu dan bapak Iklima memang selalu raham dengan semua orang termasuk anak kecil.

Tapi yang tidak Iklima tahu Misyel dan Mike sudah lama mengenal dekat pak Guntur dan ibu Diah, bahkan kedua anak itu sendiri sebenarnya yang meminta pada ibu Diah dan pak Guntur agar Iklima menjadi ibu asuh mereka.

"Ayo kita pergi sekarang keburu siang" ajak Iklima pada kedua anak asuhnya itu.

Misyel dan Mike mengikuti langkah kaki Iklima, ketiganya berjalan dengan sejajar menuruni anak tangga, Iklima memastikan jika Misyel dan Mike menuruni anak tangga dengan baik.

Dia tak mau kecerobohan yang Iklima miliki malah berimbas melukai orang lain, apalagi jika sampai terkena pada Misyel dan Mike.

Saat mereka sudah sampai di lantai bawah, Arlan yang sedang memaikan hpnya segera memasukan ke dalam saku celannya.

"Kalian sudah siapa? Ayo papa antar" ajak Arlan yang membuat ketiga orang itu bingung pasalnya tadi pagi Arlan mengatakan tidak bisa mengantar mereka tapi kenapa sekarang Arlan sudah ada di ruang tamu menunggu mereka.

Padahal jelas jika tadi pagi Iklima dan kedua anak asuhnya melihat Arlan yang buru-buru pergi ke rumah sakit karena ada jadwal oprasi mendadak pagi-pagi sekali.

"Papa benar mau mengantar kita?" tanya Mike dengan muka berbinar.

"Tentu, ayo kita jalan sekarang" ajak Arlan sambil membawa Misyel ke dalam gendongannya.

Sedangkan Mike sudah lebih dulu meminta digendong oleh Iklima, keempat orang itu segera masuk ke dalam mobil Arlan.

Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di depan rumah kedua orang tua Iklima, karena memang jarak rumah yang tidak terlalu jauh.

"Akhirnya sampai juga ye, ye, ye" ucap Misyel dan Mike begitu antusias.

Mereka berdua langsung cepat-cepat turun untuk bertemu dengan ibu Diah dan pak Guntur, sampai Misyel dan Mike tidak mengingat Iklima lagi.

"Ada apa dengan kedua anak itu? Kenapa mereka begitu antusias bertemu dengan ibu dan bapak seperti bertemu dengan nenek dan kakek mereka saja" komentar Iklima yang masih berada di dalam mobil, dia mengoceh sambil terus melihat Misyel dan Mike.

Iklima tidak sadar jika Arlan juga belum turun dari mobil, Arlan yang tak sengaja mendengar perkataan Iklima hanya tersenyum kecil, lalu dia segera turun dari mobil meninggalkan Iklima seorang diri.

Saat melihat Arlan sudah melangkah mendekati orang tuanya Iklima baru tersadar dia cepat turun dari mobil. "Aduh tadi pak Arlan denger nggak ya apa yang aku bilang" Iklima bergumun sendiri sambil mendekati ibu dan bapaknya.

Ikilam dapat melihat intrakasi Misyel dan Mike dengan kedua orang tuanya seperti orang yang sudah lama kenal.

"Assalamualaikum, Ibu bapak maaf Iklima baru bisa ke rumah" ucapnya merasa tidak enak.

"Waalaikumsalam sudah tidak papa Lima, sekarang lebih baki kita masuk tak enak mengobrol di luar" ujar ibu Iklima.

Merkea semua makus ke dalam rumah, saat sampai di dalam rumah Mike dan Misyel merasa senang karena ada mainan yang mereka sukai.

Iklima semakin curiga saat mendengar ibunya berbicara, Iklima yakin ada yang mereka rahasiakan dari dirinya. "Misyel, Mike ini mainan untuk kalian, kemarin kakek saat pulang kerja tak sengaja melihat ada yang menjual mainan ini, lalu kakek membelinya untuk kalian" jelas ibu Diah.

Walaupun mainan yang dibelikan kakek Guntur tidak mahal, tapi Mike dan Misyel menerimanya dengan begitu senang. "Terima kasih nenek kakek" ucap keduanya kompak.

Iklima menyudahi rasa curginya itu dia cepat berjalan ke dapur rumah mereka untuk membuatkan minum tamu ibu dan bapaknya.

Tak lama kemudian Iklima kembali dengan senampan agelas yang dia bawa, dua kopi untuk laki-laki, dua gelas susu untuk Misyel dan Mike, satu gelas teh untuk ibunya dan satu gelas air putih untuk dirinya sendiri.

"Ayo Nak Arlan diminum kopinya, Misyel dan Mike juga susuanya diminum" suruh ibu Diah.

Setelah meletakkan semua gelas di meja Iklima mengambil tempat duduk yang kosong disebeleh Misyel dan Arlan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!