Bismillahirohmanirohim.
Sekolah Mike dan Misyel kini sudah dihias sedemikian rupa agar anak-anak menyukai tempat tersebut, minggu ini sekolah bimba anak bangsa, sekolah Mike dan Misyel merayakan pameran.
Berbagai pernak-pernik yang memanjakan mata para anak-anak sudah disiapkan di tempat itu.
Tak hanya itu saja, mereka membuat 1 panggung untuk para anak-anak yang mempunyai bakat lebih dari yang lainnya, tapi para guru juga membuat sebuah lagu yang akan dibawakan oleh semua anak-anak bimba, pameran itu akan ditampilkan di akhir acara nanti.
Setiap orang tua dari anak-anak yang bersekolah disana hadir satu persatu, dengan bujuk rayu yang dilakukan Misyel dan Mike akhirnya Iklima datang bersama Arlan keacara pameran si kembar, bahkan Iklima mengenakan baju senada dengan Arlan dan juga si kembar.
Jika boleh jujur Iklima merasa tidak enak pada Arlan, dia takut dikira perempuan yang tidak-tidak, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Guru di sekolah si kembar itu memang menggunakan teman disetiap keluarga harus mengenakan baju yang berwarna senada.
"Papa, mama" Misyel dan Mike berlari ke arah Arlan dan Iklima.
Iklima juga harus mau dipanggil mama oleh si kembar saat diacara pameran, tadinya Iklima menolak sampai Arlan sendiri yang meminta baru dia mau.
"Jangan lari-lari sayang" perigat Iklima sambil mendekati keduanya juga.
Arlan hanya berdiri di belakang Iklima membiarkan Iklima bercengkrama bersama kedua buah hatinya.
"Terima kasih sudah mau datang" ucap Misyel dan Mike begitu tulus.
Sedari tadi Iklima sudah memposisikan tubuhnya agar sejajar dengan dua anak kembar itu. "sama-sama sayang" Iklima menoel gemas hidung Misyel dan Mike, setelahnya ketiga orang itu kembali tertawa bersama.
"Kalian tidak menyapa papa" ujar Arlan yang membuat keduanya menghampiri Arlan.
"Ayo pa, ma acaranya sebentar lagi akan dimulai" ajak Misyel pada Arlan dan Iklima, mereka berempat jalan bersama menuju kursi yang sudah tertata rapi disana.
Iklima sebenarnya merasa canggung dengan panggil mama oleh Misyel dan Mike, tapi mau bagaimana lagi demi membuat kedua anak itu senang Iklima membiarkan mereka memanggil dirinya mama, Misyel dan Mike mengatakan jika mereka akan memanggil Iklima mama saat di waktu sekolah saja.
"Mama, aku dan Mike akan memberikan pertunjukan nanti" bisik Misyel pada Iklima.
"Benarkah?"
"Ya, tentu saja nanti mama lihat saja" sahut Misyel.
"Siap komandan" keduanya terkekeh bersama membuat Mike dan Arlan penasaran apa yang sedang dibicarakan anak perempuannya itu bersama Iklima.
"Kalian sedang membicarakan apa?" Arlan tak bisa untuk tidak bertanya, apa lagi melihat Misyel dan Iklima tertawa renyah.
"Rahasia!" sahut keduanya kompak.
Arlan yang mendapat jawaban seperti itu sedikit cemberut. "Boy, mama dan kembaranmu sudah main rahasia-rahasian dengan kita" Adu Arlan pada anaknya.
Entah Arlan sadar atau tidak dia juga ikut membahasakan pada kedua anaknya memanggil Iklima dengan sebutan mama.
Deg….!
Iklima tak tahu kenapa hatinya menghangat begitu mendengar Arlan mengatakan 'mama' yang ditujukan untuk dirinya.
"Mama" batin Iklima tak tahu kenapa saat Arlan, merebutnya mama kata-kata itu terus berputar di pikiran Iklima.
"Boy juga punya rahasia, mama tak boleh tahu, hanya papa yang boleh tahu"
Mike kali ini membela papa nya, karena dia berpikir jika Misyel mengatakan rahasianya pada Iklima, berarti dia harus mengatakan rahasianya pada sang papa.
"Mama nggak diajak?" tanya Iklima memastikan, karena bisanya Mike tak akan pernah menolak apa yang dikatakan Iklima.
"Nggak, wekk, wekk, wek" ujar keudnya meledak Iklima.
Iklima yang merasa diledek tentu saja mengerucutkan bibirnya sebal, seperti Iklima tidak sadar jika saat ini dia sedang menunjukkan jurus ngambeknya yang begitu imut pada orang lain bukan pada kedua orang tuanya ataupun kakaknya.
"Cantik" puji Arlan tanpa sadar, tapi dia hanya berbicara pelan tak ada yang bisa mendengar perkataannya, bahkan Mike yang berada di dalam gendongannya tak mendengar pujian yang Arlan berikan untuk Iklima.
'Kenapa gadis ini bisa menjadi menggemaskan sekali' batin Arlan, tak tahu kenapa hatinya sedikit bergetar melihat sisi lain dari Iklima.
"Hmmmm, papa acara nya sudah mau dimulai" Misyel tahu jika sang papa tengah terpesona pada perempuan yang kini dia dan Mike panggil mama.
Perempuan yang sudah membuat hari-hari mereka menjadi lebih berwarna. "Ayo kita kesana" ajak Arlan, sambil menggandeng tanga Iklima, sementara Misyel sudah berada di dalam gendoang Iklima.
'Pills Iklima jangan baper' ucapnya pada diri sendiri, Iklima sedikit melirik tangan nya yang dipegang erat oleh Arlan.
"Pak Arlan sadar tidak sih sebenarnya" kini pikiran Iklima sudah tak menentu lagi.
Tapi hal itu tak berselang lama karena mereka tertawa dengan ucapan Mike. "Papa kemarin ibu guru cerita begini. 'Di lapangan, terdapat empat anak yang sedang bersiap-siap untuk lomba lari. Sang pelatih pun mulai menghitung. "1,2,3, lari!!!" teriak sang pelatih sembari meniup peluit. Namun dari keempat peserta, Paijo justru tidak ikut lari.
"Kenapa bisa begitu?"
"Pelatih bertanya pada Paijo. 'Loh kenapa kamu nggak ikut lari?' tanya pelatih itu"
"Dan Paijo pun memjawab 'Lah saya nomor 4 pak. Tadi yang disuruh lari 1,2, dan 3 saja' begitu pa"
Sontak ketiga orang itu tertawa bersama dengan cerita Mike, apalagi dia berbicara dengan nada yang menirukan gaya bicara gurunya.
"Kamu bisa saja ya" ujar Arlan, mereka sudah duduk dikuris masing-masing.
"Misyel juga mau cerita" ujar Misyel tak mau kalah dari adik kembarnya itu.
"Jadi begini" ujar Misyel mulai akan bercerita apa yang dia karang sendiri, anak perempuan Arlan itu memang paling bisa membuat orang lain tertawa.
"Tidak suka dengan bebek, ini baru judulnya ya" ujar Misyel dia melihat mereka bertiga satu persatu.
"Hacim merupakan salah satu murid yang bodoh di kelasnya. Tetapi, dia selalu bisa membuat temannya tertawa karena tingkahnya. Bahkan saat ditanya oleh gurunya sekalipun.
"Gurunya bilang begini 'Anak anak jika kalian ibu beri 2 ekor bebek. Terus ditambah 1 bebek pemberian teman kalian, berapa jumlah bebek yang kalian miliki?' tanya sang ibu guru"
"Para murid itu menjawab '3 bu' jawab murid lain serempak selain hacim"
"Guru pun berkata lagi 'Pintar kalian. Hacim kenapa diam saja kamu enggak bisa jawab? tanya gurunya pada Hacim"
"Hacim yang ditanya oleh guru langsung menjawab 'Bisa bu' ujarnya"
" lagi-lagi Gurunya bertanya 'Terus kenapa diam?' heran sang guru"
"Hacim segera menjawab 'Saya enggak suka sama bebek bu. Walaupun di kasih pasti saya jual lagi bu' jawab Hacim yang membuat gurunya cengoh sendiri"
Sontak Iklima, Arlan dan Mike pun tertawa dengan cerita Misyel. "Kalian beruda selalu bisa kalau ngelucu ya" komen Iklima.
"Anak siapa dulu" kata Mike dan Misyel bersama.
"Anak papa dong" sahut Arlan dengan pede.
"Bukan, tapi anak mama Iklima, ya kan Ma" kedunya meminta persetujuan dari Iklima.
Iklima hanya diam saja tak bisa menjawab takut Arlan salah paham.
Arlan sedari tadi tak menyadari jika ada seorang perempuan yang terus memperhatikan mereka berempat, perempuan itu terliahat menggepalkan tanganya saat melihat Arlan tertawa bahagian dengan Iklima, perempuan itu menatap Iklima dengan tatapan beci.
"Siapa perempuan yang bersama mas Arlan itu?" tanyanya entah pada siapa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Iin Karmini
pliss...
2023-04-02
0