Bismillahirohmanirohim.
Iklima benar-benar mengajak Misyel dan Mike pergi bermain ke taman, setelah mereka pulang sekolah, sambil menunggu Arlan menjemput mereka.
"Kak Iklima ayo kita main kesana" ajak Misyel dan Mike, kedua anak itu menarik tangan Iklima bersebelahan secara bersama, Misyel memegang tangan kanan Iklima, sementara Mike memegang tangan kiri Iklima.
Sudah tidak ada kesedihan diwajah Misyel dan Mike sesudah kejadian tadi di kelas sebelum guru Misyel dan Mike datang.
"Mau kemana?" Iklima tersenyum pada keduanya.
"Kak Iklima pokoknya ikut saja oke!" Iklima hanya bisa mengangguk agar tidak mengecewakan Misyel dan Mike lagi.
Iklima hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua balita yang sedang menarik tangan nya ini, kedua balita kembar ini begitu aktif di usianya yang masih terbilang begitu kecil.
Tapi kelincahan dan kecerdasan anak kembar dari dokter Arlan itu sudah tak dapat diragukan lagi.
"Kak Iklima sudah punya pacar belum?" entah tau dari mana Mike tentang pacar, bisa-bisanya akan umur hampir 5 tahun itu menanyakan hal yang seharusnya tidak boleh dia tanyakan.
"Mike, siapa yang ajarin bertanya hal seperti itu" tegur Iklima dengan lembut.
Saat ini ketiganya tengah duduk dibawah pohon rindang, yang bisa jadi tempat menuduh kala panas menerjang muka bumi, ternyata mereka berdua membawa Iklima meneduh dibawah pohon.
Mike duduk di pangkuan iklima, sedangkan Misyel duduk disebelah Iklima, saudara kembar perempuan Mike itu entah sedang memikirkan hal apa.
"Mike dengar dari kakak-kakak SMA yang sering lewat di depan sekolah kita kak Iklima" sahut Misyel santai.
"Dimana? Kenapa kak tak pernah tahu?" Iklima berusaha mengingat kapan dia melihat ada anak sekolah sma yang lewat depan sekolah Mike dan Misyel, kebetulan mereka ada disana, tapi berusaha mengingat Iklima malah tak mengingat apa-apa sama sekali.
"Waktu itu, sepertinya belum ada kak Iklima ya kan Mike?" begitu seingat Misyel.
"Benar-benar, satu minggu setelahnya baru ada kak Iklima" ingat Mike pula.
"Kenapa kalian masih mengingatnya?" bingung Iklima, begitu tajam ingatan Misyel dan Mike padahal hal itu sudah terjadi hampir 3 minggu lalu.
"Waktu itu kita berdua sedang menunggu papa jemput, biasanya mang Tarjo yang jemput, tapi hari itu anak mangTarjo sendang sakit, jadi papa lah yang jemput akhirnya" Mike mulai bercerita, kejadian beberapa minggu lalu yang dia dan Misyel saksikan.
"Tapi papa lama jemputnya, terus ada kakak-kakak dua orang cewek sama cowok pake seragam putih abu-abu, yang cewek bilang gini, sayang gandeng" Misyel meneruskan cerita Mike sambil mempraktekan apa yang mereka lihat waktu itu.
"Abis itu ada beberapa kakak-kakak lainnya yang ikut jalan di belakang mereka, lalu mereka bilang gini 'Si Lintang pacaran sama Puspa' gitu kata salah satu kak itu" ternyata Mike dan Misyel belum selesai bercerita.
Iklima dengan serius mendengarkan cerita yang dibawakan oleh anak kembar itu. "Kenapa ingatan kalian berdua begitu kuat" respon Iklima saat kedua anak itu sudah selesai bercerita.
Melihat respon Iklima yang seperti itu mereka hanya menjawab. "Tidak tahu" ujar keduanya bersama.
"Kalian berdua, sini-sini dengar kak Iklima mau ngomong" Iklima menepuk-nepuk tempat disebelahnya, agar Misyel dan Mike duduk disana.
Tanpa disuruh dua kali mereka berdua langsung duduk menghadap Iklima. "Dengerin kakak oke, pacaran itu nggak boleh, yang kemarin kalian lihat jangan ditiru oke! intinya nggak boleh pacaran harus fokus belajar"
"Terus kalau nggak boleh pacaran gimana kak? Aku sering lihat mang Tarjo pacaran sama bi Tini"
Iklima menepuk jidatnya sendiri, bisa-bisa Misyel bertanya seperti itu, memang susah bicara dengan anak cerdas, jika mereka belum mendapatkan jawaban yang memuaskan pasti akan terus bertanya sampai jawaban itu bisa masuk akal di pikiran mereka.
"Kalau mang Tarjo sama bi Tini bukan pacaran Misyel sayang, mereka suami istri, mereka sudah menikah jadi boleh berduaan, tapi kalau pacaran nggak boleh oke" Iklima mengusap lembut pucuk kepala Misyel dan Mike dengan sayang.
"Terus kalau kak Iklima sama papa gimana, pacaran apa sudah menikah" ujar Mike
Deg….!
'Ini anak kenapa pertanyaan jadi kemana-mana sih' gerut Iklima dia sudah was-was saat ini juga.
Iklima menarik Mike ke dalam pangkuannya, kedua anak kembar itu masih menunggu jawaban dari Iklima. "Mike sayang kak Iklima ini juga pekerja di rumah papa kalian, sama kayak bi Tini dan mang Tarjo, cuman bedanya kak Iklima kerja ngurus Misyel dan Mike, sedangkan mang Tarjo kerjanya sebagai supir dan tukang kebun"
"Kalau bi Tini kerjanya buatin sarapan, makan malam untuk kalian berdua juga papa dan semua orang yang ada di rumah" Iklima berharap Misyel dan Mike mengerti.
Iklima sendiri tak tahu kenapa sakit saat mengatakan pada Misyel dan Mike bahwa dia hanya seorang pekerja. Mike dan Misyel secara bersama memeluk Iklima.
"Kalau kak Iklima cuma seorang pekerja pasti suatu saat bakal ninggalin Misyel dan Mike"
"Mike nggak mau pisah sama kak Iklima"
"Misyel juga!" Iklima sendiri sudah begitu sayang dengan Misyel dan Mika, tapi benar mereka tak mungkin akan terus bersama.
"Kak Iklima mau jadi mama Misyel dan Mike?" pinta Misyel penuh harapan.
Deg….!
Lagi-lagi jantung Iklima terasa seperti ingin copot gara-gara pertanyaan yang tak terduga keluar dari mulut Misyel.
"Misyel, Mike sampai kapan kak Iklima tetap akan menjadi seorang mama untuk kalian, walaupun kita tak akan bersama" tak tahu kenapa Iklima merasa sedih.
"Mike maunya kak Iklima jadi mama Mike, titi!"
"Kak Iklima jangan pernah pergi dari Mike dan Misyel ya" pinta keduanya memohon.
"Anak pintar, siapa yang bilang kakak akan pergi dari kalian, kakak akan tetap ada bersama kalian kakak janji"
"Janji!" ucap Mike dan Misyel bersama sambil menunjukkan jari kelingking mereka.
"Kakak janji!" Iklima menyatukan kelingking mereka bertiga. "Sekarang anak-anak hebat mana senyumnya"
Mike dan Misyel akhirnya bisa kembali tersenyum setelah Iklima berjanji pada mereka berdua.
"Nah, kalau senyum kan enak dilihatnya" Iklima menggelitik perut si kembar secara bergantian.
Tanpa Iklima sadari Arlan hampir mendengar semua perkataan Iklima dan kedua buah hati Arlan. Tadinya Arlan mau langsung menghampiri mereka bertiga, tapi dia urungkan saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut putranya.
Akhirnya Arlan memutuskan untuk memberikan ruang pada mereka bertiga, jika ada dirinya pasti Iklima tak berani berbicara apa-apa.
"Lagi pada ngapain nih seru banget kayaknya, papa boleh ikutan?" Arlan pura-pura baru datang, saat dia datang mereka bertiga sedang tertawa bersama asik dengan dunia mereka.
"Papa!" Mike dan Misyel berlari mendekati Arlan.
Arlan merentangkan kedua tangan nya lebar-lebar agar bisa memeluk dua anak kembarnya itu.
"Papa!" ucap keduanya sekali lagi, Iklima ikut tersenyum saat melihat Misyel dan Mike tersenyum bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments