Teleport System
Di sore hari yang cerah.
Di sebuah desa yang indah dan masih asri.
di pinggiran sungai yang berarus tenang, air yang jernih dapat memantulkan bayangan matahari yang mulai terbenam.
Terlihat burung beterbangan kembali ke sarang.
Di tepi sungai yang berbatu, terlihat seorang remaja tengah duduk dengan santai sembari menunggu ikan memakan umpan nya.
Remaja itu memiliki rambut hitam pekat, tubuh nya ramping dengan warna kulit putih kecoklatan, hidung nya mancung tulang rahangnya tegas, rambut yang bergelombang.
Dia tampan.
Remaja itu bernama Faisal Basri seorang remaja berumur 16 tahun yang tinggal di desa kecil bernama kerangkeng.
Faisal hidup bersama kedua orang tuanya dan juga 2 saudara dan satu saudari. Ayah Faisal bekerja sebagai kuli bangunan dan ibu nya berjualan makanan ringan di rumah,.
"Haduuuh...! sudah dua jam aku memancing namun aku hanya mendapatkan dua ekor ikan berukuran sedang, sepertinya nasib ku buruk hari ini" ucap Faisal sembari melempar batu ke sungai dengan wajah kesal.
"Lebih baik aku pulang sebelum matahari benar-benar terbenam, jika aku terlambat ibu pasti akan marah" ucap Faisal sembari bangkit lalu ia meregangkan tubuhnya.
Seketika mata Faisal tertuju ke sebuah cincin yang berada di atas bebatuan di samping nya.
"Cincin..? walau sudah berkat ini tetap sebuah barang geratis" ucap Faisal sembari mengambil cincin tersebut.
"Hmmm..! sepertinya karat ini belum terlalu parah, aku akan membersihkannya sembari berjalan pulang" ucap Faisal sembari mengemasi barang-barangnya lalu ia berjalan pulang.
...****************...
Singkat cerita malam pun tiba.
Terlihat Faisal tengah duduk di atas ranjang tua di dalam kamar yang kecil dan terlihat lapuk, hanya terdapat ranjang kayu dan satu lemari di sana.
Ia duduk sembari mengelus cincin yang ia dapat di sungai sebelumnya, cincin tersebut kini telah berubah menjadi cincin besi setelah di bersihkan.
"Cukup bagus, ternyata cincin ini tidak berkarat tapi hanya kotor saja" ucap Faisal sembari memakai cincin tersebut kemudian ia berbaring.
"Satu minggu lagi aku akan pergi ke kota untuk melanjutkan sekolah ku di SMA, karena di desa sekolah nya tidak bagus jadi ayah dan ibu menitipkan ku di rumah bibi ku yang berada di kota. Meski berat meninggalkan ibu dan ayah tapi aku harus kuat demi masa depan ku" gumam Faisal sembari menatap langit-langit.
"Ku harap semua berjalan dengan lancar" ucap Faisal kemudian ia tidur.
...****************...
"Bunuh semuanya...! jangan sisakan satupun..! bunuh semuanya" terdengar teriak dari segala arah.
"Aaaaaa...! huak..! cuaakhss." suara teriakan kesakitan terdengar dari segala arah.
"Mengapa banyak orang yang berteriak" gumam Faisal sembari membuka mata.
Faisal terlihat sangat terkejut, karena ia bangun di tengah medan perang yang tengah berkecamuk.
Pemandangan ini membuatnya kebingungan.
"Apa ini mimpi" ucap Faisal sembari melihat sekeliling.
"Scark..!" suara kepala seorang prajurit yang terpotong dari badan nya hanya dengan satu tebasan.
"Yang mulia bangunlah kita harus segera pergi" ucap prajurit yang memotong kepala orang yang sebelumnya.
Seketika muncul sebuah panel di hadapan Faisal yang bertuliskan.
[Menginstal memori kepada tuan hitung mundur di mulai 5.. 4.. 3... 2... 1..]
Seketika Faisal terjatuh tak sadarkan diri.
...****************...
Singkat cerita perang pun berakhir.
Terlihat para tawanan perang di ikat dan di buat berbaris menghadap ke pemimpin pasukan yang menang.
Terlibat Faisal berbaring di hadapan pemimpin pasukan dengan tangan dan kaki yang terikat.
"Pangeran bungsu kerajaan Kroas, sungguh menyedihkan" ucap seorang pria yang mengenakan baju zirah yang tebal berlumuran darah, kepalanya botak wajah nya di penuhi oleh luka pria itu adalah pemimpin pasukan.
"Aku akan memberikan tontonan kepada kalian, aku akan mencincang tubuh pangeran kalian tepat di hadapan kalian saat ini" ucap pemimpin pasukan yang tak lain adalah jenderal Noerdin, ia merupakan salah satu dari empat jenderal kerajaan Esia yang merupakan musuh bebuyutan kerajaan Kroas.
Terlihat mata Faisal terbuka.
"Wah ia telah bangun, sangat di sayangkan ia akan merasakan rasa sakit saat di cincang" ucap Neordin sembari tersenyum lebar.
Terlihat Neordin mengangkat tubuh Faisal sembari menarik pedang yang ada di pinggangnya secara perlahan.
Terlihat pasukan kerajaan Kroas gelisah dan takut melihat hal tersebut tak sedikit prajurit yang lebih memilih menutup mata dan juga menunduk.
"Stup..!" suara wajah Neordin yang di tendang oleh Faisal mengakibatkan ia terpental cukup jauh kebelakang.
"Bruk..!" suara tubuh Faisal yang terjatuh.
"Wuaaaaaaa....!" teriak prajurit Esia melihat kejadian itu, mereka segera berlari ke arah Faisal sembari membawa senjata mereka yang bermacam-macam, total ada ribuan prajurit di sana.
"Yang mulia lari...!" teriak prajurit Kroas sangat keras.
"Kau cukup menderita pangeran, izinkan aku membalas dendam kepada mereka" ucap Faisal sembari tersenyum, entah bagaimana caranya tangan dan kaki nya terlepas dari ikatan tali sebelumnya.
Terlihat Faisal melempar berlatih ke arah prajurit Kroas.
"Lepaskan semua pasukan aku akan menghadapi mereka" ucap Faisal sembari berlari ke arah prajurit Eisa dengan sangat cepat.
"Aku di ajari bela diri oleh kakek dan ayah ku sejak aku berumur 3 tahun, dan aku merupakan salah satu orang yang di takuti di desa karena kemapuan bertarung ku, di tambah bost dari system, aku tak terkalahkan" gumam Faisal sembari menerjang kerumunan prajurit itu.
"Duak..!" suara beberapa orang yang terpental kebelakang akibat terjangan Faisal.
Terlihat ia mengambil pedang yang berceceran seketika ia menebas musuh di sampingnya al hasil tiga prajurit tumbang secara bersamaan dengan perut yang telah tersobek.
"Aku tak tau apa yang mendorong ku untuk memusnahkan mereka semua, kehidupan ku di bumi bisa di bilang bagus karena aku bersyukur, dengan melihat masalalu pemilik tubuh ini aku merasa kasihan" gumam Faisal sembari terus memukul.
Sementara itu di tempat prajurit Kroas berada hampir semua prajurit telah bebas.
"Apa yang terjadi kepada yang mulia, musuh hampir kehilangan setengah dari pasukan nya dan mereka terlihat kewalahan dengan yang mulia, ini adalah sebuah keajaiban" ucap salah satu prajurit.
"Ayo kita bantu yang mulia...!" teriak semua prajurit kemudia mereka berlari ke arah pasukan Esia dengan marah dan berani.
...****************...
Singkat cerita 30 menit kemudian.
Terlihat perang telah usai, Faisal tengah duduk di atas tumpukan mayat yang bergelimpangan.
"Cukup melelahkan, ternyata seperti ini rasanya membunuh" ucap Faisal dengan berbisik sembari mengusap matanya yang berlumuran darah tak hanya matanya tapi seluruh tubuh nya bermandikan darah.
"Aku telah di berikan berkah karena dapat di beri kesempatan untuk datang ke dunia ini, namun apa aku bisa kembali ke bumi lagi" gumam Faisal yang terlihat sedih.
...****************...
Bersambung..
Cerita ini di buat berdasarkan imajinasi jika ada kesamaan nama tempat atau nama seseorang mohon maaf namun ini hanya novel fiktif jangan terlalu di bawa hati.
Terimakasih atas dukungan kalian selama ini maaf karena saya jarang up dan tidak konsisten tapi saya selalu berusaha untuk melakuka itu mohon maaf semuanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Gilang Qurtubi
saya tau pasti si author nya dari Lombok ni /Chuckle/
2024-02-13
1
Rahma Hayati
❤
2023-12-12
1
Ambar Wati
/Good/
2023-12-12
0