Saat malam hari.
Terlihat satu kereta kuda dan juga satu gerobak telah tertarik di halaman istana serta terlihat pula beberapa kuda yang di tunggangi oleh para prajurit.
"Semua bersiap kita akan segera berangkat" ucap Cedric sembari mengikat tali di gerobak.
"Siap tuan Cedric" jawab para prajurit yang tengah mengangkat barang ke atas gerobak.
"Brak..!" suara pintu yang di buka, terlihat Faisal tengah berjalan di iringi Danieal dan juga Harold.
"Aku akan pergi kurang kebun selama dua atau tiga hari, ku harap kalian dapat menjaga ketentraman kota, Danieal potong saja kuda jikalau makanan kurang aku akan membawa 200 untuk di jual di kota budak" ucap Faisal sembari terus berjalan.
"Siap yang mulia anda jangan khawatir" jawab Daniela.
"Harold kau bantu Danieal dan juga latihlah para prajurit yang ada aku akan segera pergi" ucap Faisal.
"Siap yang mulia" jawab Harold.
"Yang mulia kereta kuda anda telah siap" ucap Cedric sembari membukakan pintu kereta kuda.
"Ambilkan kuda ku, aku ingin menggunakan kuda saja kau saja yang naik kereta" ucap Faisal.
"Tapi tuan" ucap Cedric.
"Lakukan apa yang ku katakan jangan banyak bertanya" ucap Faisal sembari berjalan ke arah gerobak.
"Tuan kuda anda" ucap Danieal yang tiba-tiba muncul dengan kuda berwarna putih.
"Kuda itu terlihat mewah Daniela, ambilkan aku kuda berwarna hitam saja agar tidak mencolok" ucap Faisal sembari menggelengkan kepala.
"Maafkan saya yang mulia akan saya ambilkan" jawab Danieal setelah itu ia pergi.
"Cedric apa saja yang kau bawa?" tanya Faisal sembari memperhatikan gerobak sembari berjalan perlahan mengelilinginya.
"Tuan aku membawa persediaan makanan dan juga tenda cadangan untuk keadaan darurat, selain itu juga membawa beberapa barang yang dapat di jual seperti batu bara yang banyak terdapat di sini" jawab Cedric.
"Hmm... baiklah semua bersiap kita akan segera berangkat" ucap Faisal sembari meraba batu bara yang berada di atas kotak.
"Ini kelihatan bagus" gumam Faisal sembari menggesekkan jarinya.
"Siap yang mulia" jawab Cedric dan juga para prajurit.
"Tuan kuda yang anda inginkan" ucap Daniela sembari menyerahkan tali kuda kepada Faisal.
"Baiklah ayo kita berangkat" ucap Faisal sembari lompat ke atas kuda.
Faisal pun maju dengan kecepatan sedang.
Terlihat cahaya terang di pinggir jalan yang berasal dari obor para warga yang ingin mengantar kepergian Faisal.
"Wah mereka keliatan sangat menghormati ku, bahkan mereka mengantarkan kepergian ku" gumam Faisal.
[Sebenarnya ini hal yang lumrah dan merupakan kewajiban bagi para rakyat jelata untuk selalu menyambut kepergian atau kedatangan bangsawan jadi host di harap jangan kepedean.]
"Cih... sialan" gumam Faisal yang tiba-tiba terlihat murung.
Terlihat sebuah remahan Pinus berjatuhan di atas Faisal dan rombongan.
"Apa ini?" gumam Faisal sembari memandang sebagian dari Pinus.
[Ini adalah cara orang-orang utara mengantar kepergian bangsawan mereka, dan biasanya di lakukan atas tanda ketulusan mereka bukan karena paksaan atau sebagainya, mereka menggunakan Pinus karena di sini jarang terdapat bunga.]
"Jadi begitu" gumam Faisal sembari mengangguk dengan senyum yang terlukis di wajahnya.
Singkat cerita.
Di malam hari yang gelap dan dingin di bagian Utara, salju turun namun tidak deras terlihat indah namun menyakitkan saat di rasakan karena udara yang dingin menusuk kulit.
Terlihat rombongan Faisal melaju dengan kecepatan penuh di jalan yang gelap dan sepi.
"Di sini dingin" gumam Faisal yang memakai jubah menutupi seluruh tubuhnya.
[Saat siang hari suhu di bagian Utara berada di kisaran 10 derajat Celcius dan pada saat malam hari berada di kisaran -5 derajat Celcius, tidak ada apa-apanya dengan kota terdingin di bumi yaitu yakutsk yang berada di Rusia bahkan suhu di sana bisa mencapai -70 derajat Celcius.]
"Saat di Indonesia suhu mencapai 20 derajat Celcius saja sudah sangat dingin bagaimana manusia bisa hidup di yakutsk?" gumam Faisal.
[Nyatanya ada tercatat kurang lebih terdapat 300.000 penduduk di sana.]
"Mereka pasti bukan manusia" gumam Faisal.
"Yang mulia lebih baik anda masuk ke dalam kereta kuda suhu di luar sangat dingin" teriak Cedric yang berada di belakang Faisal ia menaiki kuda berwarna coklat.
"Cedric lebih baik kau yang masuk ke dalam kereta kuda..!, kau harus memikirkan tubuh tua mu..!" jawab Faisal.
"Tidak yang mulia selagi anda masih ada di luar saya juga akan mengikuti anda" jawab Cedric.
"Ini adalah perintah..!" teriak Faisal.
Tiba-tiba wajah Faisal menjadi tegang.
"Berhenti...!" teriak Faisal sembari ia menghentikan laju kuda miliknya.
"Bruk..!" suara kereta kuda dan gerobak yang saling bertabrakan hingga membuatnya jatuh.
Terlihat pula beberapa prajurit terjatuh dari kuda karena kuda yang tiba-tiba menjadi liar.
"Semua berlindung di balik kereta kuda..!" teriak Faisal sembari ia melompat turun ke bawah serta ia mencabut pedang miliknya.
"Yang mulia ada apa..?" tanah Cedric yang turun mengikuti Faisal.
"Gawat.." gumam Faisal.
Terlihat semua prajurit telah berada di balik kereta kuda dan gerobak yang telah jatuh terbalik.
"Pemanah..!" teriak Faisal sembari mengangkat pedang nya ke atas.
Seketika 10 prajurit yang di bawa Faisal mengeluarkan panah mereka dan langsung mebidik ke arah ujung pedang Faisal.
"Yang mulia apa yang terjadi?" tanah Cedric yang terlihat kebingungan sembari ia berjalan perlahan mendekati Faisal.
"Crak..!" suara langkah kaki dari arah depan Faisal.
Sontak langkah kaki Cedric berhanti bersamaan dengan tangan kiri Faisal yang memberi aba-aba.
Tiba-tiba muncul dua cahaya berwarna merah dari dalam hutan yang gelap, cahaya itu besar sebesar kepala manusia.
"Huussff..!" suara hembusan yang terdengar mengerikan hingga membuat bulu kuduk berdiri ketika mendengarkan bersertaan dengan itu ucap yang di hasilkan terlihat seperti asap.
"Grrr..!" suara gerakan serigala.
Terlihat Faisal mengayunkan pedang nya ke depan dan semua prajurit memanah ke arah tersebut.
"Stup...!" suara busur yang lontarkan.
Seketika muncul wajah serigala raksasa yang langsung mengigit anak panah yang melesat ke arah nya, terlihat ia melompat ke arah Faisal ingin memakan nya.
"Apakah ini perasaan ingin mati" gumam Faisal yang tiba-tiba waktu seakan berhenti ketika ia menutup mata.
Faisal menarik nafas dengan dalam, di sekelilingnya menjadi gelap pertanda ia sedang fokus kemudian ia berputar sembari menebaskan pedangnya ke samping bersamaan dengan ia menghembuskan nafas.
"Scrak..!" suara pedang yang menggores wajah serigala raksasa.
Terlihat Faisal berhadapan dengan serigala tersebut seakan hanya ada mereka di medan pertempuran yang sepi.
Darah mengalir dengan deras dari pipi serigala raksasa yang robek dari bibir hingga dekat mata.
"Grrr...!" suara geraman serigala yang terlihat marah dan kesakitan.
"Crak..!" suara pedang Faisal yang di tancapkan di tanah.
...****************...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayo...
2023-05-24
0
King
👍🏻👍🏻
2023-04-11
1
Hades Riyadi
always Like and coment 😀👍
2023-03-04
4