"Tunggu bagaimana bisa diri mu mengetahui jika aku adalah pangeran?" tanya Faisal dengan nada mengintimidasi.
"Yang mulia memang sedari kecil kehadiran anda selalu di tutup-tutupi oleh kerajaan namun, ya.. bau bangkai semakin lama akan tercium jadi ketika anda berperang itu terekam" jawab Josua.
"Terekam..? apa ada kamera di dunia ini?" tanya Faisal yang terlihat kebingungan.
"Ka.. mera..? apa itu aku bahkan belum pernah mendengar kata itu sebelumnya memang apa itu yang mulia?" tanya Josua yang terlihat lebih kebingungan.
"Bagaimana bisa kalian mengetahui pertempuran itu?" tanya Faisal.
"Di setiap kerajaan terdapat cenayang atau dukun yang mana mereka dapat melihat objek atau kejadian peristiwa dari kejauhan asalkan terdapat tanda yang di miliki dukun tersebut. Pemimpin pasukan yang anda bunuh membawa kalung yang terdapat cap dari dukun itu dan saat ini anda menjadi buronan kelas atas di kerajaan Esia" jawab Josua.
Terlihat Faisal menghela nafas.
"Apa berita ini telah menyebar hingga ibukota?" tanya Faisal.
"Belum yang mulia untuk penyebaran berita di Utara itu tergolong relatif lambat karena jarak dan juga jalur transportasi yang sulit atau kurang memadai kemungkinan memerlukan waktu beberapa bulan untuk berita ini tersebar" jawab Josua.
"Baiklah aku akan pergi menuju tempat pelelangan tolong kau bantu aku dengan yang ku cari tadi" ucap Faisal sembari berdiri.
"Baiklah yang mulia anda jangan khawatir aku akan mengusahakan dengan sekuat tenaga dan koneksi yang aku miliki" jawab Josua sembari berdiri lalu menunduk.
"Baiklah sampai jumpa" ucap Faisal sembari keluar dari ruangan tersebut.
Faisal pun berpapasan dengan barista yang tengah membawa makanan dan juga minuman pesanan Faisal.
"Ambil ini kau boleh memakan pesanan ku itu" ucap Faisal sembari menaruh satu koin emas di atas nampan barista tersebut kemudian ia langsung pergi.
...****************...
Di luar bar.
Terlihat Faisal tengah berdiri sembari mencari bangunan yang di maksud Josua.
"Itu dia" gumam Faisal sembari menatap ke arah bangunan tinggi di alun-alun kota.
"Jalan di sini sangat ramai sangat sulit untuk mendapatkan ruang pribadi" gumam Faisal sembari berjalan berdesakkan.
"Kota ini mayoritas di huni oleh para pedagang dan sangat sulit mencari penduduk asli di sini kota ini memang kota bisnis" gumam Faisal sembari melihat sekeliling.
Singkat cerita sampailah Faisal di depan gerbang atau pintu pelelangan tersebut, tak perlu waktu lama Faisal segera menghampiri salah satu penjaga di pintu tersebut.
"Permisi apakah aku boleh masuk ke dalam?" tanya Faisal dengan ramah.
"Tentu namun anda perlu membayar tiket masuk, jika boleh tau apa yang ingin anda beli di dalam?" jawab penjaga tersebut dengan ramah tamah membalas Faisal.
"Aku ingin mengikuti pelelangan" jawab Faisal.
"Anda perlu membayar 10 koin emas ke meja resepsionis di dalam" jawab penjaga.
"Baiklah terimakasih aku akan segera pergi ke sana" ucap Faisal kemudian ia pergi.
"Orang itu baik sulit menemukan orang sepertinya di dunia yang kejam ini" gumam Faisal sembari memasuki tempat tersebut.
"Hmm.. bagian dalam terlihat sangat berkelas karena memiliki dinding yang di ukir oleh lukisan dan juga tulisan yang terbuat dari emas, lantai yang di selimuti oleh karpet merah mengarah menuju menja resepsionis yang besar dan terlihat megah" gumam Faisal.
"Tidak jauh berbeda dengan yang di bumi namun yang membuatnya berbeda arsitektur dan juga barang-barang nya bermodel lama tidak moderen seperti yang sering aku lihat di televisi" gumam Faisal sembari memperhatikan ornamen di ruangan tersebut.
Saat di meja resepsionis.
"Permisi aku ingin membeli tiket untuk pelelangan yang akan di gelar sebentar lagi" ucap Faisal berbicara kepada resepsionis wanita yang terlihat sangat cantik dan anggun.
"Apa kau mampu membayarnya!" jawab resepsionis terbut dengan nada yang tinggi hingga menarik perhatian pengunjung di sekitar.
"Orang kampung seperti mu yang bahkan hanya memakai jubah lusuh dan kotor itu ingin membeli tiket elite yang hanya di buat untuk bangsawan lebih baik kau pergi" ucap resepsionis sembari menatap Faisal dengan tatapan hina dan jijik.
Terlihat raut wajah Faisal berubah menjadi dingin.
"Berikan tiket nya dan berhenti bicara" ucap Faisal sembari menaruh 10 koin emas dengan menumpuk di atas meja.
"Hei kau mencuri uang di mana..!" teriak resepsionis tersebut.
"Penjaga..! bawa pengemis ini pergi ia mencuri uang!" teriak resepsionis sembari melambai ke arah penjaga yang berada di sudut ruangan.
"Jaga ucapan mu sebelum aku marah" ucap Faisal yang terlihat benar-benar marah.
Terlihat lima penjaga berlari ke arah meja resepsionis.
"Hei kau jangan lancang dengan karyawan toko pelelangan kota batu!" teriak resepsionis sembari memukul meja.
"Ada masalah apa dengan otak wanita ini aku tidak memprovokasi nya sedikit tidak ku lakukan aku bertanya dengan baik namun responnya terlalu berlebihan benar-benar odgj yang tersesat" gumam Faisal.
"Cih.. jika tidak di izinkan masuk aku akan mencari cara lain, aku tak ingin berdebat dengan ****** seperti mu" ucap Faisal sembari berjalan pergi.
Tiba-tiba Faisal di pukul menggunakan tongkat kayu milik penjaga yang sebelumnya berlari ke arah nya.
"Dasar bajingan aku tidak berniat melukai siapapun namun kalian yang memaksa" ucap Faisal sembari menahan serangan penjaga tersebut.
Terlihat Faisal mencengkram tongkat tersebut hingga patah, hal tersebut membuat semua orang terkejut dalam sekejap Faisal membuat seluruh pengunjung memperhatikan nya.
"Enyah lah dari hadapan ku..!" teriak Faisal sembari mencekik penjaga yang memukul nya lalu ia melempar penjaga tersebut ke arah meja resepsionis.
"Brak...!" suara meja yang hancur dan terlihat penjaga tersebut telah mati dengan tubuh yang hancur.
"Pembunuh..!" teriak resepsionis yang sebelumnya sangat keras hingga membuat seluruh kota ribut dan berbondong-bondong menuju tempat pelelangan.
"Cih dasar ******" gumam fisik yang terlihat kesal.
Seketika Faisal telah di kepung dengan ratusan penjaga yang membawa pedang dan tombak.
"Hei mengapa semua ini menjadi sangat besar..! aku tidak memiliki niat buruk sedikitpun mengapa kalian melakukan ini" bentak Faisal yang terlihat kebingungan dan kesal.
"Hei siapapun apa memang tempat ini rasis terhadap seseorang seperti ku, aku manusia biasa dasar biadab..!" teriak Faisal sembari membuka jubah nya.
Terlihat sebuah bayangan melintas sangat cepat ke arah Faisal.
"Duark...!" suara tubuh yang saling bertabrakan.
Terlihat Faisal menahan kaki seorang pria yang menerjang nya menggunakan satu tangan.
"Hei kakek tua apa mau mu" ucap Faisal dengan nada tegas mengintimidasi orang-orang di sekitarnya.
"Anak ini mampu menahan terjangan harimau dengan satu tangan dia kuat" gumam kakek itu yang terlihat terkejut.
"Berhenti...!" terdengar teriakan sangat keras dari arah meja resepsionis suara tersebut membuat semua orang langsung menoleh ke arah nya.
...****************...
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayo...
2023-05-24
0
Hades Riyadi
lanjuutt Thor 😀💪👍👍👍🙏
2023-04-19
0
King
👍🏻
2023-04-11
1