Sang Pemburu Siluman
"Guakh."
Diserang rasa sakit pemuda itu hanya bisa memeluk dirinya di lantai, pukulan serta tendangan semakin lama semakin terasa menjalar di tubuhnya, meski demikian ia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat selagi mengatupkan giginya saat ketiganya menghajarnya habis-habisan.
Apa daya, dia hanyalah orang lemah.
"Dasar sampah, apa kau mulai berusaha melawan kami... kau hanyalah sampah tak berguna."
Diam..... diam..... diam..... pemuda itu berteriak dalam hati.
"Sampah sepertimu harus dibuang ke tempatnya."
Diam..... diam... aku bukan sampah.
"Tidak ada yang menginginkanmu, kau hanya anak haram yang dibuang ke panti asuhan."
Itu tidak benar..... tidak benar.
"Kau beruntung kami memperlakukanmu layaknya manusia."
Tendangan terus saja diterimanya, ia sempat berpikir bahwa dirinya yang tidak berguna berhak untuk mati dengan cara seperti ini, Namun kenyataannya tidaklah seperti itu.
Sebuah suara sampai ke telinganya.
Tidak hanya dirinya, ketiga pemuda itu menoleh ke arah suara. Di atas toran air berdiri seorang gadis dengan anggun, kulitnya yang seputih salju bersinar terpapar cahaya matahari yang mana memiliki kesan gadis cantik pada umumnya, ia memiliki rambut hitam terurai panjang sampai pinggul yang mana kemudian berkibar tertiup angin berbarengan dengan rok pendeknya.
Semua orang hanya bisa menahan ludah dalam pesonanya. Selain sosoknya yang misterius, di tangan kanannya terdapat sebuah pedang panjang dengan bilah yang mengkilap.
Itu adalah warna dari sebuah katana yang mengerikan.
Dari mana dia datang? Seharusnya tidak mungkin seseorang bisa muncul tiba-tiba tanpa melewati pintu, apa yang dipikirkan pemuda tersebut.
Tak lama kemudian gadis itu membuka mulutnya dengan pandangan mengancam.
"Aku akan berbaik hati pada kalian, jika mau pergi dengan tenang dan berhenti mengganggunya, aku akan melepaskan kalian bertiga," kata si gadis mengacungkan ujung pedangnya.
"Hah? gue tak salah denger... lo berani memerintah kami ye, bos gue ini akan menghabisi lo," ucap salah satu pemuda, sementara pemuda satu lagi tampak gelisah.
"Bos, lebih baik kita turuti saja."
"Bodoh.... dia wanita cantik, sayang kalau dilewatkan."
Pemuda yang dipanggil bos itu menunjuk ke arah sang gadis.
"Walau kau memegang katana, kau tidak akan bisa mengalahkan kami... lebih baik kau menyerah dan berikan tubuhmu sebagai permintaan maaf."
"Hoh! kau berani juga."
"......"
"Aku anggap kalian menolak keramahan hatiku."
Gadis itu melompat dengan kecepatan tinggi hingga sosoknya menghilang lalu muncul kembali di depan pemuda yang meringkuk di lantai setelah melewati ketiga pemuda lainnya.
"Sebaiknya kau menutup matamu," bersamaan perkataannya suara aneh terdengar dari ketiga pemuda itu.
Suara dari sebuah retakan cangkang telur.
Saat pemuda yang dipukuli menatap ketiga pemuda yang sebelumnya menghajarnya, tubuhnya mulai bergetar.
Nafasnya seakan diambil paksa darinya.
Apa yang dilihat olehnya merupakan sesuatu yang sulit diterimanya, lebih jelasnya ketiga pemuda itu sudah terpotong potong hingga tubuhnya berserakan di lantai bercampur darah segar.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah, jangan mendekat....kau monster," teriak si pemuda.
"Kejamnya, padahal aku sudah menolongmu," gadis itu terlihat baik-baik saja seolah apa yang dilakukannya bukan sesuatu yang mengganggunya.
Seiring gadis itu mendekat sang pemuda terus mendorong tubuhnya sampai dinding.
"Ah.... kamu sangat manis," kata sang gadis sembari memegangi sebelah pipinya.
Dia bukanlah sosok yang normal.
Mungkin psikopat adalah kata yang pas untuk menggambarkannya.
"Namaku Ayumi Mai, panggil saja Mai, jangan menambahkan san atau chan diakhirnya.. oke."
Berbeda dengan sang gadis yang berbicara santai pemuda itu terus saja menahan ketakutannya, bagi orang normal melihat tubuh manusia terpotong-potong dengan mudahnya adalah sesuatu jauh di atas mengerikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Smurfs gaming
ok
2024-03-04
1
AI
lanjut
2023-02-16
2