Sambil memakan roti lapis dengan irisan daging Riki bertanya pada Nina.
"Bagaimana keadaan kota sekarang?"
"Tidak ada yang berubah, siluman terus bermunculan tapi untunglah Mai masih bisa mengatasinya."
Tak hanya Mai, Nina juga sudah bekerja keras, mata hitamnya adalah buktinya.
Dibanding kemunculan siluman, Riki lebih menghawatirkan keberadaan seorang bernama Mai.
"Apa Mai membunuh orang lagi?"
Seakan ragu untuk menjawabnya Nina terdiam beberapa saat sebelum kembali berkata.
"Saat itu siluman menyandera salah satu warga penduduk."
Tanpa dilanjutkan Riki sudah tahu maksudnya.
"Dia membunuh keduanya."
"Iya. Mai menusuk jantungnya sekaligus dengan silumannya, pria yang disandera adalah orang yang terlibat kejahatan jadi dia tidak ragu melakukannya."
"Orang itu, sampai kapan dia melakukannya"
Riki memakan habis roti lapis di tangannya lalu menaiki pohon kembali dengan kecepatan tinggi.
"Sebaiknya kau jangan memaksakan diri."
Mendengar kekhawatiran Nina, Riki hanya tersenyum padanya.
"Tak apa, aku akan segera menyelesaikan pelatihanku dan akhirnya menjadi rekan untuknya."
Nina membalas dengan senyuman pula.
Jika orang lain melihatnya, hubungan mereka terlihat seperti adik kakak saja.
Tiga bulan berikutnya dia telah berhasil menggunduli pohon dan latihan berikutnya adalah teknik bela diri, itu terasa cukup lama karena Riki juga masih menyempatkan diri pergi ke sekolah.
Di salah satu ruangan di gedung Badan Pencegahan Serangan Gaib. Roxy sedang memberikan arahan tentang semua beladiri yang ia pelajari. Itu meliputi Karate, taekwondo, pencak silat serta hal-hal yang belum pernah Riki dengar.
Tidak perlu membatasi diri dengan satu ilmu beladiri apa yang coba Roxy bahas di sini. Dia menjelaskan salah satunya.
"Wing Chun, juga dieja sebagai Ving Tsun atau Wing Tsun adalah seni bela diri Cina, bentuk bela diri yang mengkombinasikan penyerangan dan pergulatan dan spesialisasi di pertarungan jarak dekat..... kau ingin mempelajarinya juga."
"Aku ingin mempelajari semua beladiri yang Anda kuasai."
"Dalam tiga bulan kau sudah banyak berubah rupanya, bagus prajurit, mari masuk ke neraka tahap kedua."
Roxy menunjukan senyuman menakutkannya, sekilas Riki melihat tanduk di kepalanya namun ia segera menepis pikiran itu dan fokus dengan apa yang akan dia kerjakan.
"Pertama kau harus belajar dulu jatuh, serang aku dari manapun."
"Ah iya."
Menerima perintah instrukturnya, Riki menyerang dengan satu tangannya dan hanya dengan satu tangan pula Roxy menangkapnya lalu membantingnya ke lantai dengan tangan yang lain.
"Lakukan lagi."
"Baik."
Setelah belajar jatuh, Riki mulai belajar dasar dari setiap gerakan, hingga tanpa terasa bulan selanjutnya datang.
"Sudah mati kah."
"Oi... jangan menendang-nendang tubuhku, kau sengaja yah."
"Masih hidup toh."
Ini kedua kalinya Nina melakukannya.
Berbeda dengan Riki yang kesal, Nina tersenyum seperti biasanya.
"Hari ini aku tidak bisa mengobrol denganmu, aku akan meninggalkan kerajangnya di sini nanti akan kuambil."
"Ah ya.... terima kasih Nina, kau selalu datang mendukungku."
"Tak masalah koq."
Nina menutup satu matanya sambil berpose manis.
"Semangat."
"Oke."
Itu merupakan serangan ber-damage tinggi bagi pria jomblo sepertinya. Mungkin tanpa sadar dia sudah membangkitkan sisi loliconnya.
Riki hanya bisa melihat kepergian Nina dari tempatnya berada.
"Sekarang kembali berlatih lagi."
Pelatihan berikutnya berada di ruang tembak.
"Aku sudah mendengarnya dari Nina kemampuanmu sangat hebat dalam akurasi, tunjukan padaku," ucap Roxy yang mendapatkan anggukan kecil.
"Baik."
Riki mengarahkan pistol pada target lalu menarik pelatuknya hingga rentetan tembakan terdengar dari senapan yang dipegangnya, dari sepuluh peluru yang ia lesatkan kesepuluhannya tepat mengenai di tengah target.
Roxy tersenyum puas atas anak didiknya.
"Bagus prajurit dengan begini pelatihanmu sudah selesai, aku sangat bangga bisa melatihmu sampai sekarang.... aku sangat berharap padamu jadi jangan kecewakan aku."
"Siap Bu."
Mendengar dirinya dipuji Riki menundukkan kepalanya selagi memberikan hormat. Ia telah menjalani 6 bulan untuk latihan yang mirip seperti di neraka ini.
Walau sulit instrukturnya telah banyak membantunya sampai sejauh ini.
"Jangan sampai mati," katanya berjalan pergi.
"Terima kasih untuk semuanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments