Ayumi Kaede telah memesan dua hamburger lalu memilih meja kosong di sudut jendela. Dia sesaat mengalihkan pandangannya ke luar jendela, melihat beberapa anak-anak seusianya berjalan melewatinya.
Mereka merupakan siswi SMA yang dengan senang mengobrol satu sama lain dan bertukar canda bersama.
Zero di depannya duduk dengan kedua kaki di atas kursi seolah sedang memeluk lututnya, dengan santai ia mengambil hamburger dengan jari-jari panjangnya kemudian memasukannya ke dalam mulutnya, yang sebenarnya hanya sebuah topeng saja.
"Ini lumayan enak," katanya sebelum dia berkata ke arah Kaede.
"Apa ada yang sedang kau pikirkan?"
"Tidak juga, hanya saja apa sekolah itu menyenangkan?"
"Aku tidak tahu, tapi jika kau mau... maka lakukan saja... lagipula tidak ada yang melarangnya," balasnya selagi tertawa.
"Kurasa tidak perlu."
"Begitu."
Sementara di tempat lain Mai berlari sepanjang jalan raya saat beberapa mobil di belakangnya terlempar ke arahnya.
"Dia benar-benar keras kepala," kata Mai berbalik, kemudian menebas sebuah mobil di depan wajahnya menjadi dua bagian hingga kedua potongan itu meledak di sampingnya, seorang yang baru saja melakukannya adalah siluman badak, dengan wajah hewan dan tubuh manusia.
Dia kembali mengangkat sebuah mobil kemudian dilemparkan kembali ke arah Mai, tak seperti sebelumnya Mai menghilang dengan kekuatan teleportasinya dan muncul di sisi badak tersebut sembari menebaskan pedangnya.
Sang badak dengan tepat menghindarinya kemudian menyerang dengan sebuah tendangan samping, sayangnya itu tidak cukup cepat untuk mengenai tubuh Ayumi Mai sendiri, untuk tebasan Mai berikutnya dia mampu merobohkannya dengan mudah.
Dia menyarungkan kembali pedangnya.
"Kurasa ini sudah semuanya," katanya ringan.
***
Semenjak Pelatihan dimulai sensasi rasa sakit seolah tulang-tulangnya bergemeretak terus dirasakan tubuhnya, kendati demikian Riki sebagai anak laki-laki yang memegang perkataannya demi menjadi kuat untuk menyelamatkan banyak orang tak akan menyerah.
Di hidupnya orang-orang selalu melihatnya dengan tatapan remeh, entah karena penampilannya atau karena kebaikannya.
Terkadang manusia selalu mudah iri dengan apa yang tidak dimilikinya. Begitu juga pandangan orang-orang terhadapnya.
Namun dalam kenyataan, hidup Riki adalah sesuatu yang sangat menyulitkan, saat kecil ia di buang dan di kirim ke panti asuhan, di sana ia hidup sendiri tanpa kasih sayang orang tua aslinya. Sementara di saat yang sama ia juga diperlakukan seperti orang aneh.
Semuanya karena kemampuannya dapat melihat roh. Pada akhirnya, kemampuan itu menjadi sesuatu yang selalu ia sembunyikan.
Akan tetapi, pandangannya kini telah berubah. Dengan kekuatannya ia akan mampu menyelamatkan banyak orang dan hal itu patut ia syukuri, berbeda jauh dengan Mai yang memiliki hanya satu kekuatan, Riki jelas memiliki lebih dari satu.
Dia pasti akan lebih unggul dari Mai hingga ia dapat mencegahnya jika dia akan melakukan kecerobohan.
Setiap harinya Riki akan memikul bebal 30 kg dan berlari menaiki bukit.
Dibimbing oleh orang bernama Roxy hal itu berubah menjadi lebih buruk, setiap keterlambatannya ia akan di hukum push up sebesar waktu yang ia lewatkan. Misal, seharusnya 30 menit untuk sampai di puncak ia malah sampai dalam 31 menit. Maka, 1 menit keterlambatannya akan menjadi 100 push up baginya. 2 menit \= 200 push up dan seterusnya.
Itu benar-benar mengerikan.
Dia bahkan harus memompa jantungnya lebih cepat dari seharusnya seakan dia berada dalam kematian.
Setelahnya, ia akan memasuki tahap berikutnya. Tahap dimana tingkat kesulitannya lebih sulit dari apapun. Ia harus memanjat pohon setinggi 30 meter, mencabut satu daun kemudian turun lalu mengulanginya terus menerus sampai daun di pohon tidak bersisa lagi.
Satu kata yang bisa di pikirkan Riki, " Neraka."
Riki bahkan tidak ingat berapa kali ia memuntahkan isi makanannya karena kelelahan. Di sisi lain orang hanya bisa menahan nafas ketika melihatnya, tak terkecuali Nina yang selalu datang membawa makanan.
"Sudah mati kah," katanya ringan.
"Oi... jangan menendang-nendang tubuhku, aku sedang berbaring."
"Hehe begitu, kau pasti lelah, makanan hari ini roti lapis loh. Dibuat penuh dengan cinta olehku."
"Ganti cintanya dengan semangat."
"Tidak mau."
"Ugh."
Melihat wajah Nina yang tersenyum selayaknya usianya sedikit membuat rasa lelah Riki terobati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments