Monolog Pricilia.
Ada pepatah bilang, "Jangan menganggu kucing yang sedang tidur," itulah tekad yang selalu kusimpan di dalam hatiku, oleh karena itu setiap orang yang menggangguku aku akan menghajarnya habis habisan, bukan karena aku belagak sombong dengan kekuatanku, hanya saja. Aku Pricilia adalah gadis yang memberi luka melebihi apa yang mereka berikan padaku.
Jika kalian tidak mengerti perkataanku, akan kuberikan contohnya misal orang memukulku satu kali aku akan memukulnya 10 kali jika orang memukulku 10 kali aku akan memukulnya 100 kali. sebagai mantan juara dunia karate SMP aku bisa melakukannya.
Aku tidak butuh teman atau apalah itu, yang kubutuhkan hanya sahabat-sahabatku para kucing ini. Sejak kecil aku memiliki kemampuan dimana aku bisa berbicara dengan mereka, walau terkadang kesal karena para kucing hanya meminta makanan saja padaku namun aku mensyukuri kemampuanku.
Tak sebatas itu, sesuatu yang membuatnya special adalah aku bisa merubah diriku menjadi kucing itu sendiri, kemana aku pergi aku akan selalu memakai bando kucing serta ekor yang di pandukan dengan gaun terusan berwarna merah muda. Aku sekilas tampak seperti gadis feminim yang mudah ditemui dimana saja namun di dalamnya aku hanyalah gadis tomboi.
Walau penampilanku begini aku tidak berniat untuk merubah sikapku, karena aku menyukai diriku apa adanya.
Seperti yang selalu kuucapkan.
"Jadilah dirimu sendiri maka orang akan menyukaimu apa adanya."
Dan yang kamu dapat selanjutnya.
Kamu bisa menjalani kehidupanmu dengan penuh semangat.
***
Pencarian anggota baru kini telah di mulai. Di hari yang cerah Riki dan Nina masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan kota. Tujuan mereka hanya satu, mendapatkan anggota baru.
Dua hari yang lalu mereka dihadapkan dengan peristiwa yang mengakibatkan penyesalan dimana kota Jakarta sudah hancur mengakibatkan banyak orang menjadi korban. Demi mencegah hal itu terulang lagi mereka melakukan perjalanan.
Kota pertama yang akan mereka tuju adalah kota Bandung, lokasi ini adalah lokasi paling dekat dengan saat ini.
Tidak jauh berbeda dengan kota Jakarta serangan siluman terjadi di kota lainnya namun tidak segencar di sana.
Riki menatap ke luar jendela mobil yang terbuka selagi merasakan embusan angin menerpa wajahnya, Di sampingnya Nina sedang makan eskrim.
"Apa tidak masalah, kau terlalu banyak makan es krim loh?" Riki menoleh ke arahnya, berkata hal itu dengan rasa simpati.
"Jangan khawatir, aku masih bisa memakan sebaskom penuh es krim lagi."
"Lah itu bukan perut lagi, itu kulkas di dalamnya."
Atas candaan Riki, Nina tertawa lepas. Sampai akhirnya taxi mereka berhenti di depan sebuah hotel berbintang 5.
Keduanya turun dari mobil setelah memberikan oskos perjalanan.
Mereka terlihat seperti adik kakak, tapi Riki pikir mereka juga bisa dianggap sepasang kekasih jika dilihat dari luar.
Ia segera menghilangkan pikiran aneh dalam benaknya dan mencoba untuk fokus.
Riki dan Nina memasuki hotel dimana para karyawannya menyapa dengan sopan, "Wilujeng sumping, Mangga." Sementara Riki kebingungan, Nina berbisik "Artinya selamat datang, silahkan."
"Ah, iya."
"Di Bandung orang-orangnya sangat ramah tamah, kita juga harus bisa beradaptasi."
Riki mengangguk kecil.
"Yo, kawan.....kau terlihat keren dengan pakaian itu."
"Nona, bagaimana kabarmu?"
"Hai."
Semua orang menatap aneh Riki saat ia menyapa.
"Nggak begitu juga kali," protes Nina selagi memegangi keningnya terlihat lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments