Yang mana memberikan aura tegas serta tatapan tajam yang cukup mengintimidasi.
"Terima kasih Anda sudah datang, maaf sudah merepotkanmu," kata Albert demikian.
"Tak apa, aku juga senang melakukannya."
Albert mulai menjelaskannya.
"Namanya Ibu Roxy, ia termasuk dalam pasukan khusus Kopasus, menguasai berbagi ilmu bela diri dan sering ikut dalam pelatihan militer di Amerika Serikat."
"Halo."
"Halo juga," Riki dan Nina menjawab sapaannya nyaris di waktu bersamaan.
"Mulai sekarang beliau yang akan melatih Riki."
"Aku mengerti, mohon bantuannya."
"Aah, aku akan melatihmu sampai rasanya ingin mati jadi bersiaplah."
"B-baik." tanpa sadar Riki sedikit tergagap.
Tatapan apa itu?
Diberi tekanan itu Riki berkeringat dingin sementara Albert tersenyum puas.
Lalu tiba-tiba dengan kecepatan di luar akal sehat manusia, Mai sudah berdiri di depan Roxy sambil mengacungkan katananya, begitu pula Roxy yang sudah lebih dulu mengacungkan pistol pada Mai.
"Hoh menarik, Anda bukan orang biasa rupanya gerakan maupun replek Anda sangat terlatih.
"Terima kasih atas pujiannya, kalau saja aku mempunyai kekuatan spiritual aku juga akan ikut bertarung denganmu."
Keduanya saling melemparkan perkataan tersebut lalu saling menjaga jarak, Mai menyarungkan kembali katananya begitu pula Roxy yang memasukan pistolnya ke pinggangnya.
"Pak Albert sepertinya tidak salah pilih, beliau akan menjadi pelatih yang hebat untuk Riki," ucap Mai.
"Tentu saja, dalam sebulan Riki akan menjadi orang yang jauh berbeda dari sekarang," tambahnya demikian.
"Hoh, aku menantikannya."
"Kalian berdua membuatku terkejut," suara itu berasal dari Albert yang menghembuskan nafas panjang.
Riki dan Nina pun terlihat tak menduga hal ini terjadi dan orang yang melakukannya hanya cuek lalu kembali duduk di sofa selagi kembali membaca buku.
Roxy berkata pada Riki seakan kejadian sebelumnya tidak pernah terjadi.
"Besok pagi latihannya akan di mulai, jangan sampai telat ke ruangan pelatihan atau kau akan mendapat hukuman berat."
"Siap Bu," jawab Riki dengan tegang.
Roxy hanya tersenyum lalu pamit dan keluar dari ruangan itu.
"Syukurlah bahwa Riki punya instruktur," suara itu datang dari Nina yang telah menghabiskan es krimnya.
"Rasanya dia sangat menakutkan."
"Oh yah Riki, Ini kunci kamarmu, kamarmu ada di lantai 6 pintu ke satu dari lift."
Lebih tepatnya dua lantai dari tempatnya berada.
Riki menerima kunci tersebut dengan santai.
"Kalau begitu aku akan pergi sebentar... untuk urusan disini aku serahkan pada kalian berdua, Mai dan Nina."
"Bagaimana denganku?" tanya Riki.
"Untuk sekarang kamu beristirahat saja dulu, besok latihan beratmu akan dimulai loh, tak ada salahnya bersantai hari ini, untuk makan minta saja pada Nina dia yang memberikan uang bulanannya."
"Ah..iya."
Tak disangka dia bisa menerima gaji juga.
"Sampai nanti," Albert meninggalkan tempat itu.
"Kembali ke pekerjaan."
Nina memutar kursinya untuk kembali menghadap layar komputer sementara Riki duduk di sofa dengan lemas alih-alih segera pergi ke kamarnya. Di depannya Mai hanya fokus pada buku yang ia pegang.
Riki mengintip judul buku baru yang Mai baca bertuliskan "Gejolak cinta sepasang kekasih."
" Heh.. psikopat sepertimu menyukai buku seperti ini"
"Jangan memanggilku dengan julukan seperti itu, aku hanya merasa bergairah saja saat bertarung," jawab Mai dengan wajah cemberut.
Menyadari kata-katanya terlalu kasar Riki meminta maaf.
"Bagi seorang gadis menemukan pangerannya adalah suatu yang diimpikannya."
"Apa itu dari buku."
Mai mengangguk mengiyakan.
"Riki apa kau menyukaiku?"
"Aku tidak bisa menjawabnya, antara suka dan benci."
"Nafsuan."
"Bukan itu, yah bagaimana mengatakannya... terima kasih untuk waktu itu, jika aku melawan mereka, kau tidak mungkin membunuh mereka jadi itu juga salahku, namun aku harap kau tidak membunuh orang lagi."
"Hmmm"
Mai memiringkan kepalanya.
"Aku akan menjadi rekanmu, ke depannya mohon bantuannya."
"Iya, sama-sama, kau memang rekan yang baik hati, mau ikut baca?"
"Ogah."
"Yakin"
"100 persen yakin."
Tanpa terduga kehidupan Riki pun mulai berubah dari sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments