Chapter 05 : Kekuatan Spiritual

Albert melangkah lebih dulu ke depan untuk menghalangi langkah Riki dengan membentangkan kedua tangannya.

"Memang sudah terlambat tapi kuucapkan selamat bergabung di Badan Penanggulangan Serangan Gaib"

Terhadap gayanya yang berlebihan, Riki tersenyum masam.

"Kedepannya tolong ganti nama itu, akan lebih baik jika namanya pemburu siluman saja, yang sekarang benar-benar tidak cocok," ucap Riki selagi berjalan melewati Albert.

"Itu tidak mungkin, susah untuk ganti nama, tunggu, jangan abaikan aku."

Mereka akhirnya sampai di markas utama.

Itu adalah sebuah ruangan luas dengan interior mewah, di bagian paling ujung terdapat layar komputer ukuran besar menyala yang mana memperlihatkan kondisi seluruh kota lewat kamera.

Tak hanya layar itu saja yang mampu menarik perhatiannya, Riki pun teralihkan pada orang yang duduk di depannya.

Seseorang yang ia kenal yang sedang asyik memakan eskrim di tangannya. Saat ia memutar kursinya menghadap Riki, dia tersenyum sesuai dengan usianya.

"Nina," itulah namanya.

"Wah Riki, kau sudah sembuh rupanya, senangnya melihatmu di sini."

"Terima kasih, kurasa."

Orang yang duduk di sofa pun ikut berbicara dengan buku di tangannya, itu pengaturan aneh dimana sofa ditaruh di ruangan ini layaknya ruang tamu.

"Aku juga bersyukur untukmu."

"Aku tidak terlalu butuh kata-kata itu darimu."

"Kejamnya.... kenapa hanya aku yang dianggap jahat disini?"

Nina menaikan bahunya sebagai balasan sebelum melanjutkan.

"Dari sini aku yang akan berbicara serius dengan Riki, tolong jangan mengganggu yah."

"Laksanakan."

Tiba-tiba menurut, Riki mencurigai sikap Mai yang berubah tapi untuk saat ini ia mengesampingkan hal itu dan kembali menatap Nina.

"Paman Albert, apa paman sudah menjelaskan semua pengetahuan tentang spiritual kepada Riki?"

"B-belum."

"Sudah kuduga, biar aku saja yang menjelaskannya," ucap Nina selagi menyendok es krimnya.

Saat ini Nina tampak bukan seorang gadis kecil melainkan sosok wanita dewasa. Kemudian besar umur Nina sesungguhnya lebih tua darinya.

Nina memincingkan matanya menatap Riki yang terkejut.

"Sebelum itu, aku ingin memastikannya dulu. Kau bukan lolicon kan?"

"Buakhahaha," suara itu berasal dari Mai.

"Ada apa Mai?"

"Bukan apa-apa, ceritanya lucu," jawab Mai singkat.

"Itu kisah cinta bukan komedi," Albert yang tadi mengawasi ikut berbicara.

"Menurutku lucu yah lucu, menuruku tidak maka tidak, itulah ketentuannya."

Tak ingin berdebat lebih jauh Albert menjatuhkan bahunya lemas sebelum beralih pada Riki.

"Lolicon bisa dibilang seseorang yang menyukai gadis di bawah umur."

"Aku bukan orang seperti itu," katanya jelas.

"Sekarang aku bisa menarik nafas lega ngomong-ngomong umurku 18 tahun."

Riki jelas terkejut dengan itu.

Nina tersenyum lalu melanjutkan.

"Sekarang kita masuk ke intinya, Riki tahu kan lawan kita adalah siluman... mahluk gaib yang biasanya menyerupai setengah hewan atau makhluk aneh lainnya dan hanya yang mempunyai kekuatan spiritual saja yang bisa mengalahkannya."

Riki mengangguk mantap.

"Pada dasarnya kekuatan spiritual dibagi menjadi dua, yang pertama kekuatan spiritual yang memberi kemampuan dan kedua, kekuatan yang memperkuat panca indera.... satu sama lainnya sangat berbeda, biar lebih mudah dipahami Mai tolong perlihatkan kekuatanmu."

"Oke, lihat baik-baik ya."

Saat Riki menatap Mai saat itu juga ia menghilang.

Itu bukan sekedar gerakannya yang cepat melainkan sesuatu yang sulit diterima akal sehat.

"Tolong lihat kemari."

Riki mengalihkan pandangannya ke arah yang diminta Nina.

Di depan komputer tepatnya di salah satu kamera kota, Mai sudah berdiri di sana, sesaat sesudahnya Mai kembali ke tempat sebelumnya.

Hanya satu kata yang bisa dia ucapkan.

"Teleportasi."

"Benar, itulah energi spiritual yang memberi kemampuan..... teleportasi, telekenesis, psikometri, dan sejenisnya termasuk ada di dalamnya, biasanya hanya satu kemampuan untuk satu orang, berbeda jika spiritual penguatan panca indera, mereka mampu menggunakan tubuh mereka dibatas normal bahkan sampai bisa melihat roh, seperti kau miliki."

"Kau bisa mengetahuinya?"

"Tentu saja, tak hanya itu Riki juga bisa mengenai objek apapun dari kejauhan, benar kan?"

"Aku tidak bisa menyangkalnya, aku pernah melemparkan batu untuk mengenai buah-buahan tetangga dan tepat sasaran."

"Itu namanya pencuri."

"Aku melakukannya saat aku kecil, oke."

Riki memindahkan pandangannya ke Albert yang berdiri di sampingnya.

"Jangan-jangan Anda juga?"

"Sayangnya aku hanya manusia biasa."

"Sungguh mengecewakan bukan?" potong Mai tanpa melirik ke arah atasannya.

"Oi."

"Bercanda, bercanda."

Riki dan Nina saling bertukar pandangan, entah kenapa dia tidak bisa mempercayai bahwa dirinya lebih muda darinya.

"Aku juga sudah membuat senjata yang cocok untukmu."

Nina berbalik ke layar komputernya, mengetik sesuatu di atas keybord dan kemudian sebuah kotak keluar dari lantai yang terbuka.

"Bukannya ini senjata api?"

"Ya, yang kau pegang itu adalah senjata laras panjang anti material, PGM Hecate II dengan kaliber 50, kecepatan peluru 825 m/s, Berat 13,8 kg, aku membuatnya sesuai yang aslinya loh.... sementara senjata lainnya hanya pistol dan Revolver. Kamu menyukainya?"

"Ini sangat keren."

"Jika ada permintaan lain jangan sungkan untuk mengatakannya padaku, aku bisa membuatnya."

"Aku akan memikirkannya lain waktu tapi aku belum bisa menggunakan ini."

"Soal itu aku sudah mengurusnya," yang menjawabnya adalah Albert.

Dia melihat ponselnya sesaat kemudian bergumam.

"Sudah waktunya dia muncul."

Bersamaan itu seorang wanita muncul dari balik pintu yang terbuka, ia mengenakan seragam militer yang cocok dengannya.

Terpopuler

Comments

akun dihapus

akun dihapus

kurang semangat ayo nulis biar gak typo yang penting pelan pelan aja nulis

2023-02-16

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Pertemuan
2 Chapter 02 : Badan Penanggulangan Serangan Gaib
3 Chapter 03 : Gadis Berambut Hitam
4 Chapter 04 : Tempat Baru
5 Chapter 05 : Kekuatan Spiritual
6 Chapter 06 : Seorang Pelatih Dan Seorang Rekan
7 Chapter 07 : Gadis Pengguna Katana Yang Lain
8 Chapter 08 : Negosiasi
9 Chapter 09 : Sebuah Latihan
10 Chapter 10 : Akhir Latihan
11 Chapter 11 : Kejadian Mendesak
12 Chapter 12 : Akhir Kejadian
13 Chapter 13 : Dua Musuh
14 Chapter 14 : Fallen
15 Chapter 15 : Mencari Anggota Lain
16 Chapter 16 : Gadis Kucing
17 Chapter 17 : Kesepakatan
18 Chapter 18 : Pergi Bersama
19 Chapter 19 : Sebuah Duel
20 Chapter 20 : Pemenang
21 Chapter 21 : Siluman Serigala
22 Chapter 22 : Obrolan Di Taman
23 Chapter 23 : Lepas Landas
24 Chapter 24 : Tujuan Berikutnya
25 Chapter 25 : Kandidat Anggota Baru
26 Chapter 26 : Kejanggalan
27 Chapter 27: Anggota Tambahan
28 Chapter 28 : Hal Tak Terduga
29 Chapter 29 : Cabang Berbeda
30 Chapter 30 : Duel Dan Sebuah Insiden
31 Chapter 31 : Pergi Ke Pantai
32 Chapter 32 : Kemunculan Topeng Iblis
33 Chapter 33 : One Shot
34 Chapter 34 : Setelahnya
35 Chapter 35 : Adik Kakak
36 Chapter 36 : Musuh Yang Dihadapi
37 Chapter 37 : Topeng Kedua Dan Ketiga
38 Chapter 38 : Kembali Ke Markas
39 Chapter 39 : Kucing Pahlawan
40 Chapter 40 : Senjata Untuk Semua Orang
41 Chapter 41 : Kehidupan Sekolah
42 Chapter 42 : Terbentuknya Kelompok
43 Chapter 43 : Sebuah Pohon Raksasa
44 Chapter 44 : Rencana Pemusnahan
45 Chapter 45 : Pertarungan Mai
46 Chapter 46 : Ketua Fallen
47 Chapter 47 : Kekalahan Pohon Raksasa
48 Chapter 48 : Kembali Ke Sekolah
49 Chapter 49 : Perkelahian Di Atap Sekolah
50 Chapter 50 : Kegelapan
51 Chapter 51 : Sebuah Perasaan
52 Chapter 52 : Topeng Iblis Empat
53 Chapter 53 : Telekenesis
54 Chapter 54 : Akhir Pertarungan
55 Chapter 55 : Wali Kelas
56 Chapter 56 : Sebuah Rumor
57 Chapter 57 : Hantu Kamar Mandi
58 Chapter 58 : Kutukan
59 Chapter 59 : Papan Permainan
60 Chapter 60 : Revalia
61 Chapter 61 : Taman Hiburan
62 Chapter 62 : Setelahnya
63 Chapter 63 : Keluarga
64 Chapter 64 : Luis Dan Nina
65 Chapter 65 : Pertemuan Saudara
66 Chapter 66 : Akhir Topeng Iblis
67 Chapter 67 : Deklarasi Perang
68 Chapter 68 : Memulai Pertempuran
69 Chapter 69 : Pertempuran
70 Chapter 70 : Akhir Pertempuran (Tamat)
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Chapter 01 : Pertemuan
2
Chapter 02 : Badan Penanggulangan Serangan Gaib
3
Chapter 03 : Gadis Berambut Hitam
4
Chapter 04 : Tempat Baru
5
Chapter 05 : Kekuatan Spiritual
6
Chapter 06 : Seorang Pelatih Dan Seorang Rekan
7
Chapter 07 : Gadis Pengguna Katana Yang Lain
8
Chapter 08 : Negosiasi
9
Chapter 09 : Sebuah Latihan
10
Chapter 10 : Akhir Latihan
11
Chapter 11 : Kejadian Mendesak
12
Chapter 12 : Akhir Kejadian
13
Chapter 13 : Dua Musuh
14
Chapter 14 : Fallen
15
Chapter 15 : Mencari Anggota Lain
16
Chapter 16 : Gadis Kucing
17
Chapter 17 : Kesepakatan
18
Chapter 18 : Pergi Bersama
19
Chapter 19 : Sebuah Duel
20
Chapter 20 : Pemenang
21
Chapter 21 : Siluman Serigala
22
Chapter 22 : Obrolan Di Taman
23
Chapter 23 : Lepas Landas
24
Chapter 24 : Tujuan Berikutnya
25
Chapter 25 : Kandidat Anggota Baru
26
Chapter 26 : Kejanggalan
27
Chapter 27: Anggota Tambahan
28
Chapter 28 : Hal Tak Terduga
29
Chapter 29 : Cabang Berbeda
30
Chapter 30 : Duel Dan Sebuah Insiden
31
Chapter 31 : Pergi Ke Pantai
32
Chapter 32 : Kemunculan Topeng Iblis
33
Chapter 33 : One Shot
34
Chapter 34 : Setelahnya
35
Chapter 35 : Adik Kakak
36
Chapter 36 : Musuh Yang Dihadapi
37
Chapter 37 : Topeng Kedua Dan Ketiga
38
Chapter 38 : Kembali Ke Markas
39
Chapter 39 : Kucing Pahlawan
40
Chapter 40 : Senjata Untuk Semua Orang
41
Chapter 41 : Kehidupan Sekolah
42
Chapter 42 : Terbentuknya Kelompok
43
Chapter 43 : Sebuah Pohon Raksasa
44
Chapter 44 : Rencana Pemusnahan
45
Chapter 45 : Pertarungan Mai
46
Chapter 46 : Ketua Fallen
47
Chapter 47 : Kekalahan Pohon Raksasa
48
Chapter 48 : Kembali Ke Sekolah
49
Chapter 49 : Perkelahian Di Atap Sekolah
50
Chapter 50 : Kegelapan
51
Chapter 51 : Sebuah Perasaan
52
Chapter 52 : Topeng Iblis Empat
53
Chapter 53 : Telekenesis
54
Chapter 54 : Akhir Pertarungan
55
Chapter 55 : Wali Kelas
56
Chapter 56 : Sebuah Rumor
57
Chapter 57 : Hantu Kamar Mandi
58
Chapter 58 : Kutukan
59
Chapter 59 : Papan Permainan
60
Chapter 60 : Revalia
61
Chapter 61 : Taman Hiburan
62
Chapter 62 : Setelahnya
63
Chapter 63 : Keluarga
64
Chapter 64 : Luis Dan Nina
65
Chapter 65 : Pertemuan Saudara
66
Chapter 66 : Akhir Topeng Iblis
67
Chapter 67 : Deklarasi Perang
68
Chapter 68 : Memulai Pertempuran
69
Chapter 69 : Pertempuran
70
Chapter 70 : Akhir Pertempuran (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!