Chapter 19 : Sebuah Duel

Di sebuah restoran tidak jauh dari hotel masih tersisa tiga jam sampai pertemuan dengan Pricil tiba, jadi keduanya menghabiskan waktu disini lebih lama.

"Kami pesan dua hamburger."

"Baik."

Tak perlu waktu lama pesanan keduanya sudah tiba, inilah keistimewaan dari makanan cepat saji. Nina mengambil hamburgernya lalu memakannya dengan lahap.

"Pelan pelan saja makannya, saosnya belepotan kan."

Riki mengambil tisu lalu mengusap bibir Nina yang penuh dengan saos.

"Terima kasih."

"Seharusnya aku biarkan kamu mengusapnya sendiri."

"Aku tak keberatan, terkadang aku juga merasa ingin dimanja."

"Begitu."

Keheningan sesaat terasa diantara keduanya.

Riki mulai berpikir bagaimana cara dia mengalahkan gadis kucing nanti, saat itu tiba diharap bisa menahan serangannya dengan mudah, gadis itu sangatlah kuat terlebih dia jelas hanya menggunakan kekuatan fisik saja. Bahkan rasa sakit tendangannya masih terasa sampai sekarang.

Dia bukan orang sembarangan dan mereka membutuhkannya.

Riki menoleh ke arah Nina yang masih berusaha memakan hamburgernya.

"Kalau sudah kenyang jangan memaksakan."

"Siapa yang memaksakan...hanya saja..."

".....Apa?"

"Nggak jadi....nggak jadi."

"Begitu."

"Kurasa rahangku sakit."

"Mari potong-potong dengan pisau."

"Padahal aku ingin seperti orang Amerika yang makan sekali gigitan."

"Aku tidak yakin ada orang yang bisa melakukannya."

Riki mengambil hamburgernya dan keduanya segera menghabiskan sarapan pagi mereka yang sedikit telat.

Waktu tepat menunjukan jam 10 lebih lima menit, di tanah lapang luas di area sekolah Riki dan Pricil saling berhadapan.

"Lihat Nina... Sekarang aku pakai celana pendek loh, dibalik rokku."

"Sumpah, nggak nanya."

Riki pikir dia tidak perlu menunjukannya begitu saja, ada dorongan mengintip tapi Riki memilih untuk menahannya.

"Heh, padahal aku menegaskan hal itu," selagi mengatakan itu, Pricil terlihat sudah memasang kuda-kudanya dengan mantap.

"Pertarungan akan selesai jika ada orang yang tidak bisa bangkit lagi atau menyerah, mencederai lawan dilarang dan akan dinyatakan diskualifikasi. Pertarungan di mulai," dengan aba-aba dari Nina, keduanya menerjang ke depan di waktu bersamaan.

Keduanya saling menyerang dan bertahan secara bergantian.

"Hajar dia Riki, buat bonyok."

Bukannya itu artinya dia akan diskualifikasi, yang jelas dukungan Nina dari lapangan luar tidak digubris Riki. Dia juga tidak ada waktu memperhatikannya saat bertarung.

Pricil memukul dengan kecepatan tinggi, Riki menahannya dengan menyilangkan tangan namun ia terdorong ke belakang 1 meter, saat ia menoleh pricil sudah berada di belakangnya.

Dia menggunakan tendangan lompatan andalannya yang kemarin, Riki menundukkan kepala menghindar lalu berguling ke samping.

"Heh.... Kau tidak menahannya," kata Pricil dan jawab Riki santai.

"Aku sudah banyak belajar karena kemarin."

"Begitu, jika barusan kau menahannya mungkin tanganmu akan tidak bisa digunakan beberapa hari."

"Jadi kau berniat mencederaiku."

"Apa aku diskualifikasi."

"Tidak, jika aku ingat mengatakan hal ini 'menarik' adalah sesuatu yang pas dalam keadaan seperti ini."

"Terdengar penuh keberanian."

Mereka kembali mengirimkan pukulan sehingga tinju mereka beradu dan mundur setelahnya.

Riki menunjuk ke arah Pricil dengan senyuman kemenangan.

"Karena kau sudah melanggar peraturannya aku akan bermain curang sekarang, bersiaplah."

"Siapa takut."

Riki menghentakkan kaki di tanah, mendorong dirinya dengan cepat menerobos angin, saat Pricil bersiap untuk menerima serangan, Riki menghilang di depan matanya. bukan, lebih tepatnya pergerakannya lebih cepat dari sebelumnya, gerakannya tidak secepat Mai tapi itu sudah membuat Pricil kebingungan.

Dia terus memukul bayangan Riki. ke samping, ke depan, ke belakang tanpa mengenai targetnya.

"Apa apaan ini, kenapa kau bisa bergerak secepat itu."

"Itu berkat latihan, kau tahu rasanya setiap hari harus berlari ke atas bukit sambil memanggul beban. Rasanya seperti kematian, namun aku bisa melewatinya."

"Demi menyelamatkan banyak orang, kau rela menderita."

"Ya... Aku akan lakukan apapun untuk itu."

Pricil tersenyum karena dia akhirnya menemukan lawan yang bisa mengimbangi dirinya.

Pricil memukul tanah di bawah kakinya dengan kekuatan penuh yang mana menerbangkan puing-puing material ke udara, tak menduganya Riki tersentak ke belakang sebelum dia sadar apa yang sudah terjadi, Riki sudah terkena pukulan di wajah hingga dia dikirim terbang menjauh.

Episodes
1 Chapter 01 : Pertemuan
2 Chapter 02 : Badan Penanggulangan Serangan Gaib
3 Chapter 03 : Gadis Berambut Hitam
4 Chapter 04 : Tempat Baru
5 Chapter 05 : Kekuatan Spiritual
6 Chapter 06 : Seorang Pelatih Dan Seorang Rekan
7 Chapter 07 : Gadis Pengguna Katana Yang Lain
8 Chapter 08 : Negosiasi
9 Chapter 09 : Sebuah Latihan
10 Chapter 10 : Akhir Latihan
11 Chapter 11 : Kejadian Mendesak
12 Chapter 12 : Akhir Kejadian
13 Chapter 13 : Dua Musuh
14 Chapter 14 : Fallen
15 Chapter 15 : Mencari Anggota Lain
16 Chapter 16 : Gadis Kucing
17 Chapter 17 : Kesepakatan
18 Chapter 18 : Pergi Bersama
19 Chapter 19 : Sebuah Duel
20 Chapter 20 : Pemenang
21 Chapter 21 : Siluman Serigala
22 Chapter 22 : Obrolan Di Taman
23 Chapter 23 : Lepas Landas
24 Chapter 24 : Tujuan Berikutnya
25 Chapter 25 : Kandidat Anggota Baru
26 Chapter 26 : Kejanggalan
27 Chapter 27: Anggota Tambahan
28 Chapter 28 : Hal Tak Terduga
29 Chapter 29 : Cabang Berbeda
30 Chapter 30 : Duel Dan Sebuah Insiden
31 Chapter 31 : Pergi Ke Pantai
32 Chapter 32 : Kemunculan Topeng Iblis
33 Chapter 33 : One Shot
34 Chapter 34 : Setelahnya
35 Chapter 35 : Adik Kakak
36 Chapter 36 : Musuh Yang Dihadapi
37 Chapter 37 : Topeng Kedua Dan Ketiga
38 Chapter 38 : Kembali Ke Markas
39 Chapter 39 : Kucing Pahlawan
40 Chapter 40 : Senjata Untuk Semua Orang
41 Chapter 41 : Kehidupan Sekolah
42 Chapter 42 : Terbentuknya Kelompok
43 Chapter 43 : Sebuah Pohon Raksasa
44 Chapter 44 : Rencana Pemusnahan
45 Chapter 45 : Pertarungan Mai
46 Chapter 46 : Ketua Fallen
47 Chapter 47 : Kekalahan Pohon Raksasa
48 Chapter 48 : Kembali Ke Sekolah
49 Chapter 49 : Perkelahian Di Atap Sekolah
50 Chapter 50 : Kegelapan
51 Chapter 51 : Sebuah Perasaan
52 Chapter 52 : Topeng Iblis Empat
53 Chapter 53 : Telekenesis
54 Chapter 54 : Akhir Pertarungan
55 Chapter 55 : Wali Kelas
56 Chapter 56 : Sebuah Rumor
57 Chapter 57 : Hantu Kamar Mandi
58 Chapter 58 : Kutukan
59 Chapter 59 : Papan Permainan
60 Chapter 60 : Revalia
61 Chapter 61 : Taman Hiburan
62 Chapter 62 : Setelahnya
63 Chapter 63 : Keluarga
64 Chapter 64 : Luis Dan Nina
65 Chapter 65 : Pertemuan Saudara
66 Chapter 66 : Akhir Topeng Iblis
67 Chapter 67 : Deklarasi Perang
68 Chapter 68 : Memulai Pertempuran
69 Chapter 69 : Pertempuran
70 Chapter 70 : Akhir Pertempuran (Tamat)
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Chapter 01 : Pertemuan
2
Chapter 02 : Badan Penanggulangan Serangan Gaib
3
Chapter 03 : Gadis Berambut Hitam
4
Chapter 04 : Tempat Baru
5
Chapter 05 : Kekuatan Spiritual
6
Chapter 06 : Seorang Pelatih Dan Seorang Rekan
7
Chapter 07 : Gadis Pengguna Katana Yang Lain
8
Chapter 08 : Negosiasi
9
Chapter 09 : Sebuah Latihan
10
Chapter 10 : Akhir Latihan
11
Chapter 11 : Kejadian Mendesak
12
Chapter 12 : Akhir Kejadian
13
Chapter 13 : Dua Musuh
14
Chapter 14 : Fallen
15
Chapter 15 : Mencari Anggota Lain
16
Chapter 16 : Gadis Kucing
17
Chapter 17 : Kesepakatan
18
Chapter 18 : Pergi Bersama
19
Chapter 19 : Sebuah Duel
20
Chapter 20 : Pemenang
21
Chapter 21 : Siluman Serigala
22
Chapter 22 : Obrolan Di Taman
23
Chapter 23 : Lepas Landas
24
Chapter 24 : Tujuan Berikutnya
25
Chapter 25 : Kandidat Anggota Baru
26
Chapter 26 : Kejanggalan
27
Chapter 27: Anggota Tambahan
28
Chapter 28 : Hal Tak Terduga
29
Chapter 29 : Cabang Berbeda
30
Chapter 30 : Duel Dan Sebuah Insiden
31
Chapter 31 : Pergi Ke Pantai
32
Chapter 32 : Kemunculan Topeng Iblis
33
Chapter 33 : One Shot
34
Chapter 34 : Setelahnya
35
Chapter 35 : Adik Kakak
36
Chapter 36 : Musuh Yang Dihadapi
37
Chapter 37 : Topeng Kedua Dan Ketiga
38
Chapter 38 : Kembali Ke Markas
39
Chapter 39 : Kucing Pahlawan
40
Chapter 40 : Senjata Untuk Semua Orang
41
Chapter 41 : Kehidupan Sekolah
42
Chapter 42 : Terbentuknya Kelompok
43
Chapter 43 : Sebuah Pohon Raksasa
44
Chapter 44 : Rencana Pemusnahan
45
Chapter 45 : Pertarungan Mai
46
Chapter 46 : Ketua Fallen
47
Chapter 47 : Kekalahan Pohon Raksasa
48
Chapter 48 : Kembali Ke Sekolah
49
Chapter 49 : Perkelahian Di Atap Sekolah
50
Chapter 50 : Kegelapan
51
Chapter 51 : Sebuah Perasaan
52
Chapter 52 : Topeng Iblis Empat
53
Chapter 53 : Telekenesis
54
Chapter 54 : Akhir Pertarungan
55
Chapter 55 : Wali Kelas
56
Chapter 56 : Sebuah Rumor
57
Chapter 57 : Hantu Kamar Mandi
58
Chapter 58 : Kutukan
59
Chapter 59 : Papan Permainan
60
Chapter 60 : Revalia
61
Chapter 61 : Taman Hiburan
62
Chapter 62 : Setelahnya
63
Chapter 63 : Keluarga
64
Chapter 64 : Luis Dan Nina
65
Chapter 65 : Pertemuan Saudara
66
Chapter 66 : Akhir Topeng Iblis
67
Chapter 67 : Deklarasi Perang
68
Chapter 68 : Memulai Pertempuran
69
Chapter 69 : Pertempuran
70
Chapter 70 : Akhir Pertempuran (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!