Perjalanan Cinta Abizar
Muhammad Abizar Al Hafidz
Putra ndalem dari kyai Anwar dan sudah banyak orang yang mengenal mereka berkat mengasuh pondok pesantren Darussalam, sayangnya sampai sekarang Abi belum memikirkan soal pernikahan karena belum ada wanita yang benar benar seperti keinginan nya
"Silakan gus diminum kopi nya" Ucap Abdul, seorang pengurus yang juga merupakan santri disini
"Iya mas, terimakasih" Ucap Abi balik dengan meminum kopi nya perlahan
"Oh iya, kapan mas?" Tanya Abi sambil bercanda
"Gus ini bisa aja, Insya Allah setelah gus menikah nanti saya menyusul"
Abi hanya tersenyum saja mendengarnya, emang dia bisa menikah? Entah lah
"Gimana mas? Disini bertahun tahun udah betah?"
"Alhamdulillah betah gus, abah sama umi juga baik sama saya.. disini lingkungan nya nyaman" Jawab Abdul tersenyum
"Alhamdulillah kalau gitu, yasudah mas saya mau ngajar lagi.. terimakasih ya untuk kopi nya" Ucap Abi berdiri dan meninggalkan teras rumah
Setiap hari Abi mengajar di sekolah swasta juga menjadi guru untuk santri yang berada di kediaman orang tuanya, sesekali ia juga menghadiri undangan tausiyah jika ada
Jam 2 siang ia akan pulang dan istirahat sebentar, lalu sore ganti mengajar santri pondok untuk belajar bersama.. itupun jika Abi tidak ada urusan maka dia yang akan langsung mengajar, biasanya ada yang akan menggantikan nya
Dan malam nanti ia harus mengawasi santri yang darusan atau membaca al qur'an serta beberapa santri yang ingin hafalan juga bisa langsung denganya
"Sampai sini dulu ya.. kalian bisa istirahat dan bersiap untuk sekolah besok" Ucap Abi membubarkan mengakhiri kelas belajar santri malam ini, dan saat semua santri sudah keluar dari aula belajar untuk kembali ke kamar masing masing
"Gus, itu dipanggil abah katanya disuruh ke ruangan nya, sudah ditunggu sama umi juga" Ucap mas Wan atau biasa dipanggil mas Wawan
"Oh iya mas terimakasih, ini saya langsung kesana" Ucap Abi walau dalam hati ia heran, tumben baru selesai mengajar ia langsung di panggil oleh orang tuanya
Karena aula dan rumah berbeda gedung, Abi langsung bergegas menuju kesana lewat pintu samping dan menghampiri orang tuanya yang berada di ruang kerja abah Anwar, biasanya jika ada hal serius ia akan dipanggil kesana
Tok tok tok!
"Masuk Abi"
Abi membuka pintu lalu duduk bersandingan dengan umi nya disana
"Abizar... Abah mau bicara serius sama kamu" Ugap abah
"Iya bah" Ucap Abi siap mendengarkan
"Abah sudah lama meminta petunjuk sama Allah untuk dibukakan jalan bertemu jodoh kamu, dan abah yakin ini jawaban yang sudah lama abah nanti"
"Jawaban?"
"Iya, Abah sudah dapat petunjuk.. begitupun orang tuanya juga abah sudah kenal"
"Siapa pah? Izar juga kenal sama mereka?"
Abah Anwar sedikit menghela nafas, tau jika perkataan selanjutnya akan membuat Abi terkejut karena terlalu tidak menyangka, tapi... ya jodoh memang unik
"Pak Yahya.. rumah nya memang agak lumayan dari sini, tidak dekat juga tidak jauh.. menurut abah hanya putri dari pak Yahya yang akan berjodoh sama kamu"
"Pak Yahya siapa bah?"
"Ada, teman Abah dulu.. nanti atau besok kalau kamu ada waktu, temani abah kesana ya"
"Untuk apa bah?" Tanya Abi bingung, toh dia belum bertemu putri dari pak Yahya, jadi dia belum berniat untuk melamar atau mengkhitbah seseorang
"Untuk menyampaikan niat baik kamu" Jawab Abah
"Tapi kan Izar belum ada rencana untuk melamar siapapun bah, apalagi Izar juga belum tau siapa orangnya" Ucap Abi yang membuat umi Rida menggelengkan kepala, putranya ini memang agak keras kepala
"Kan nanti kamu bisa ketemu sama orangnya, udah Abi... abah yakin kalau petunjuk dari Allah itu benar"
"Nama putri nya pak Yahya siapa bah?" Tanya Abi agar ia bisa mendapat sedikit informasi tentang gadis tersebut
"Fifin Zayna"
"Kok Izar agak familiar ya bah sama namanya" Ucap Abi menggaruk tengkuk kepala nya, ia seperti pernah bertemu dengan gadis bernama Fifin itu
"Iya.. kamu pernah ketemu sekali sama nak Fifin" Ucap umi Rida membenarkan, mungkin putranya sudah lupa dengan kejadian tahun lalu
"Abi pernah bertemu sama dia dimana umi?"
"Nanti kalau kamu udah di rumahnya juga pasti ingat kok Abi, kamu tenang aja.. pertama kali bertamu hanya untuk ramah tama saja, bukan berarti langsung mengkhitbah nya.. toh nanti juga perlu persetujuan dari nak Fifin dulu" Jawab Umi menenangkan agar Abi tidak perlu khawatir jika harus melamar dengan jangka waktu secepat ini
"Abah.. boleh kalau Izar pikirkan dulu? Memilih jodoh memang tidak semudah yang diharapkan" Ucap Abi
Abah menghela nafas, ia tahu bahwa putranya berniat mencari tahu dulu semuanya tentang Fifin Zayna yang digadang gadang akan menjadi istrinya
"Izar.. nak Fifin tidak ada di kota ini, kamu minta waktu sama abah juga percuma karena tidak bisa melihat Fifin jika tidak langsung izin ke rumah nya"
Abi mengerutkan alisnya, maksud nya apa Fifin tidak ada di kota ini? Terus untuk apa abah mengajak nya bertamu di rumah pak Yahya jika Fifin tidak ada disana
"Abah.. beri Izar waktu sebentar saja ya? Karena tidak mungkin Izar bisa memutuskan nya sekarang" Ucap Abi meminta kelonggaran saja
"Abah beri waktu dua hari, selama itu berpikir yang baik baik saja.. tidak mungkin abah sengaja mendorong anak abah sendiri ke jurang, ini juga untuk kebaikan kamu"
"Baik abah" Ucap Abi menurut saja yang penting dia masih memiliki waktu untuk mencari tahu siapa itu Fifin
Selesai dengan keperluannya, Abah Anwar langsung keluar dari ruang kerja karena ingin beristirahat, hanya tinggal Abi dan umi Rida disini
"Umi... Abi mau cari istri yang baik" Ucap Abi menghadap umi yang sangat dicintainya tersebut
"Iya Abi, umi tau kok.. mencari yang baik memang perlu, tapi membimbing istri untuk menjadi baik malah lebih penting loh" Ucap umi mengingatkan agar Abi tidak terlalu selektif nanti
Abi menghela nafas panjang, sedangkan Umi tersenyum sambil mengelus kepala putra nya itu.
"Putra umi sudah besar, apapun hal yang kamu temukan nanti jangan dijadikan hambatan ya.. kamu tau kan kalau tidak ada orang yang sempurna di dunia ini? Kalau kita bisa menyempurnakan kenapa tidak?"
"Umi.. Abi hanya ingin yang terbaik untuk masa depan keluarga nanti" Ucap Abi memberi alasan
"Umi tau sayang, tapi sesuatu yang kamu lihat negatif juga belum tentu sepenuhnya buruk.. begitupun sebaliknya, umi tidak mau kamu terlalu menilai orang lain" Ucap Umi menjelaskan secara perlahan
"Baik umi, akan Abi coba nanti"
Abi lantas kembali ke kamarnya yang berada di atas, rumah itu memang 2 lantai namun tidak terlalu besar.. di samping rumah ada aula belajar, gedung kamar tidur santri putra, serta musholla untuk kegiatan santri, dan di belakang rumah juga ada beberapa bangunan gedung yang cukup luas untuk tempat tidur santri putri
Saat Abi sudah sampai di kamarnya, Ia menatap jendela sejenak dimana ada pemandangan jalan raya dan gerpang ponpes Darussalam.. beserta kang kang yang sedang jaga malam sambil ngopi di tempat penjagaan
Yaa... Abi cukup bahkan sangat penasaran, orang seperti apa yang akan menjadi istrinya? apa dia sesuai seperti yang Abi inginkan atau tidak?
"Ah anak anak pasti udah tidur sekarang" Ucap Abi melihat jam di ponsel nya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, sebaiknya ia juga istirahat.. urusan soal Fifin biar besok saja ia mencari tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rahma Inayah
mampir.thor
2024-03-16
0
~**Alfi_Pjm** ~💜💜💜
☄️☄️☄️
2024-03-04
0
Sophia Aya
mampir thor
2023-11-09
1