SAH..."
Entah darimana, Abizar yang mendengat kata sah itu seketika meneteskan air mata, ia tidak menyangka bahwa status nya kini sudah menjadi suami seseorang, dimana tanggung jawab nya juga akan semakin besar
Dengan segera Abizar mengusap pipi nya sendiri, ia tidak mau di katai cengeng nanti
"Baarakallahu likulii wahidimmingkumaa fii shaahibihi wa jama'a bainakumma fii khayrin" ucap penghulu
( mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan )
Sedangkan badan Fifin gemetar mendengar kata sah di ruang tamu itu menggema sampai terdengar di kamar nya, hati nya pun juga ikut bergetar sampai bingung ia harus apa sekarang
"Ya Allah... hamba sudah menjadi istri seseorang, buatlah hamba berbakti padanya ya Allah" Ucap Fifin lirih sambil menunduk ke bawah
"Selamat ya sayangku" Ucap Lia yang sedari tadi menemani Fifin di kamar, ia ikut terharu dengan akad nikah sahabat nya kali ini
Fifin mengangguk sambil menatap Lia, ia juga berterimakasih karena Lia lah yang menghilangkan kegugupan nya tadi
Tok tok tok!
Bu Risma dan umi Rida masuk dengan senyum merekah saat melihat Fifin, mereka kemudian mengapit Fifin di masing masing sisi untuk berjalan ke depan
Detik kemudian semua mata yang hadir tertuju pada kecantikan Fifin, walau gaun yang ia pakai tidak mewah tapi tetap elegan bahkan sangat anggun saat Fifin memakai nya
"Ma Syaa Allah, istri nya gus Abi cantik sekali ning" Ucap Silvi pada Aina yang mengangguk sambil tersenyum untuk membenarkan ucapan Silvi barusan
Fifi kemudian di tuntun untuk duduk menghadap Abizar, orang yang sudah menjadi suaminya itu juga menatap mata Fifin, dimana hanya ada kepolosan disana
Umi Rida dan bu Risma memasang cincin di jari mereka sebagai tanda pengikat bahwa mereka sudah menikah
"Permisi" Fifin menunduk saat tangan Abizar bergerak menyentuh ubun ubun nya, sedangkan yang satu lagi digunakan untuk mengadahkan do'a
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih"
( Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya )
Setelah itu Abizar memberikan tangan nya pada wanita yang sudah menjadi istri nya tersebut, Fifin yang juga mengadahkan tangan agak maju mundur sebelum memegang tangan Abizar
Akhirnya dengan sangat gugup ia cium tangan itu sampai mengenai bibir dan hidung nya
"Tolong bimbing saya agar menjadi lebih baik dan tegur saya apabila sudah berbuat kesalahan" Ucap Fifin lirih dan hanya terdengar oleh suaminya saja
"Akan saya usahakan" Ucap Abizar yang mendekatkan wajah nya pada wajah sang istri, bagi Abi ia memang cantik sekali, lantas perlahan Abi memejamkan mata dan mengarahkan bibir nya pada dahi sang istri
Tes
Air mata Fifin meluncur begitu saja dan sudah tidak bisa ia tahan begitu bibir sang suami sudah berlabuh di dahi nya, ia ikut memejamkan mata... air mata nya keluar bukan karena sedih, melainkan ada rasa haru sendiri yang menyeruak di dalam hati nya
Begitupun orang tua mereka yang ikut terharu, ada beberpa tangis kebahagiaan disini
"Maaf" Ucap Abizar menyudahi kecupan nya lalu melihat ada air mata yang meluncur di pipi istri nya itu, dalam hati ia bertanya tanya apakah Fifin belum bisa menerima pernikahan mereka hingga menangis seperti itu
"Tidak apa a-" Ucap Fifin terhenti karena kaget saat Abizar mengusap air matanya
Sontak Fifin menatap wajah Abizar juga, masih tidak menyangka bahwa gus Abi, orang yang di depannya kini menjadi suami nya
"Ehem.."Ucap pak Yahya berdehem yang membuat Fifin sadar dan mengalihkan pandangan nya, sedangkan para keluarga juga tertawa melihat pengantin ini romantis tanpa disadari
Pak penghulu hanya menggelengkan kepala, ia lalu meminta kedua mempelai ini untuk menandatangani surat pernikahan dan mendapat buku kecil berwarna merah dan hijau
Setelah selesai dengan urusan surat, pak penghulu juga memulai do'a sebagai penutup dan mendo'akan pengantin juga agar menjadi keluarga yang samawa
Fifin dan Abizar hanya mengaminkan dan meresapi do'a kali ini dengan baik
Penghulu kemudian berpamitan karena hari juga sudah semakin sore, sekali lagi ia mengucapkan selamat pada pengantin baru kali ini
"Ayo gus kita foto ya" Ucap Eko siap siaga memegang kamera dan sedari tadi yang merekam serta memotret acara akad nikah ini juga dia
Mereka berfoto seadanya saja karena ini pun hanya akad nikah, mulai dari pose duduk bersandingan serta tersenyum di depan kamera, menunjukkan cincin di tangan masing masing juga buku pernikahan
Kemudian berfoto dengan keluarga masing masing lalu berfoto semuanya, tidak lupa Lia yang meminta tolong pada Eko untuk memotret nya dengan Fifin
"Satu... dua... tiga" Ucap Eko memberikan jempol nya karena hasil foto tadi bagus
Lia kemudian memeluk Fifin dengan erat
"Semawa ya bestie ku" Ucap Lia sambil menangis, senang sih sahabat nya menikah tapi seperti ada rasa kehilangan juga
Fifin tersenyum dan membalas pelukan itu dengan erat juga, mungkin karena mereka sudah lama menjadi sahabat, jadi tali persaudaraan mereka pun juga lebih erat
"Iya.. terimakasih ya, aku do'a in kamu juga cepat nyusul" Ucap Fifin yang di angguki oleh Lia
"Eh itu yang namanya mas Wawan ganteng juga ya, mas Abdul, sama Bima juga ganteng sih... bilangin ke suami kamu, kali aja mereka mau sama aku" Bisik Lia pada telinga Fifin
Plak! Fifin memukul pelan lengan sahabat nya "Kamu ini... iya nanti ku sampai in kalau aku udah berani" Ucap Fifin tergelak
"Aku juga dong mau foto mas" Ucap Bima dengan tangan nya merangkul pundak Abizar
Mas Eko juga memotret mereka, dua sahabat yang entah kenal nya dari kapan Eko juga tidak tahu
"Gus, ayo saya foto diluar" Ucap Eko menawarkan karena halaman diluar sangat luas
Ya Silvi juga sempat kaget ternyata gus Abi tidak menikah dengan anak kyai lain nya, rumah Fifin juga satu atap minimalis dengan halaman yang luas di depan, tapi tidak apa...Silvi berpikir mungkin ada sesuatu yang spesial dari mbak Fifin, seperti sifat atau apapun yang membuat gus Abi memilihnya
Pengantin ini kemudian menuju halaman depan, dimana mereka berdua berdiri sejajar untuk pemotretan ala Eko
Eko juga menggelengkan kepala dan menahan tawa kala melihat bagaimana kaku nya gus Abi, bahkan setelah sah ia belum berani memegang tangan Fifin
Sedangkan Abi yang di potret hanya diam, bukan tanpa alasan melainkan teringat air mata Fifin tadi membuatnya berpikir, apa Fifin belum bisa menerima dia dan pernikahan ini? apa juga yang harus Abi lakukan agar mereka bisa menerima satu sama lain?
Bima yang juga ikut ke halaman sampai heran dengan Abizar, kaku banget kalau sama cewek
"Abizar... dipegang dong tangan nya mbak Fifin"
Fifin yang mendengar ucapan Bima lantas menoleh heran pada suami nya, tadi saja berani mengecup kening nya, masa iya memegang tangan nya sekarang tidak berani?
"Pegang saja tidak apa apa" Ucap Fifin memberikan tangan nya
Lantas Abizar juga menggapai tangan itu walau sempat ragu
"Nahh begini kan bagus gus" Ucap Eko tersenyum ke arah Bima, karena foto ini tercipta atas kerja sama dengan Bima
Karena hari sudah semakin petang, mereka akhirnya masuk kembali ke dalam rumah, berbincang dengan seluruh keluarga sambil menunggu waktu maghrib datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments