17. Jalan jalan pagi

Jam 3 pagi Abizar bangun, walau kemarin malam tidur terlalu larut karena belum terbiasa dengan istri nya, tapi di jam seperti itu ia juga pasti bangun

Abi melihat ke samping nya dimana Fifin masih tertidur pulas dengan rambut yang sudah kesana kemari, memang sih istri nya kemarin juga tidak bisa tidur nyenyak dan beberapa kali terbangun karena belum terbiasa dengan tempat baru juga suami baru haha

Semakin menatap nya justru Fifin terlihat semakin cantik, Abi mengakui bahwa aura istri nya memang termasuk positif. Saat sadar telah berlama lama menatap akhirnya Abizar memukul pelan pipi nya sendiri

Plak!

"Sadar Abi... sekarang waktu nya sholat" Ucap Abi pelan lalu turun dari ranjang secara perlahan agar tidak menimbulkan suara dan lekas mengambil wudhu

Setelah mengambil wudhu ternyata Fifin belum bangun, sebenarnya mau sih membangunkan untuk di ajak sholat bersama, tapi tidak tega karena Fifin yang terlihat kelelahan

Abah dan umi juga tidak mengetuk pintu nya, mungkin takut mengganggu mereka yang bahkan tidak ngapa ngapain dari tadi malam, ia juga sudah mendengar anak anak ramai melaksanakan sholat tahajud di musholla, mau turun dan ikut gabung juga nanti takut kalau Fifin bangun dan kebingungan kala melihatnya tidak ada

Jadi lah Abizar sholat tahajud sendirian sambil menunggu Fifin bangun, selepas tahajud tak lupa ia berdo'a agar Allah menghadirkan rasa cinta untuk mereka berdua

Bukan tanpa alasan, tapi prinsip Abizar sekali menikah maka ia harus mempertahankan pernikahan itu sampai bertemu kembali di surga nya Allah nanti

"Ya Allah... hamba memang belum mencintai nya, tapi hamba mohon agar engkau bersedia menghadirkan perasaan cinta untuk kami, agar kami juga bisa melangkah lebih baik di jalan mu ya Allah.. agar kami bisa mempertahankan pernikahan yang sakral ini ya Allah, berikan kasih sayang mu untuk kami berdua ya Allah, aamiin"

Abizar lalu membaca al qur'an sembari menunggu sholat subuh, merdu sekali suara itu dan sayangnya Fifin belum bangun jadi tidak bisa mendengarnya

Beberapa waktu kemudian

"Allahu akbar Allahu akbar.." Tepat sekali adzan berkumandang, Fifin bangun dan melihat suami nya yang sedang menutup al qur'an

Abizar juga melihat Fifin yang baru bangun dan meregangkan badan, ia memberi gestur pada istri nya agar tidak bicara sebelum adzan selesai

Fifin mengangguk, ia duduk senderan di kepala ranjang sambil menjawab adzan yang masih terdengar

"Kenapa enggak bangunin aku tadi?" Tanya Fifin seraya turun dari ranjang, ia merasa tidak enak hati dan mengerti bahwa suami nya itu pasti sudah tahajud tadi

"Karena kamu tidur nya tidak nyenyak dan beberapa kali terbangun, aku tidak tega membangunkan" Jawab Abizar yang melepas peci nya karena mau ber wudhu kembali

"Tapi sekarang aku yang merasa enggak enak" Ucap Fifin menunduk

"Tidak apa apa, aku tidak begitu memaksa kamu karena ini juga hari pertama untuk mu dan masih ada hari esok juga" Ucap Abizar paham perasaan istrinya, namun dia juga lebih memahami Fifin yang belum terbiasa dengan kegiatan di rumah ini

"Yaudah, kalau gitu besok bangunin aku ya" Ucap Fifin kembali mendongak menatap suami yang lebih tinggi dari nya itu

"Iya"

"Janji?" Tanya Fifin sambil menyodorkan jari kelingking nya

"Haha.. iya janji" Jawab Abizar tertawa dan menyatukan jari kelingking mereka

Abi dan Fifin lalu bergegas mengambil wudhu dan turun ke musholla lewat pintu samping, anak santri yang melihat mereka kegirangan, ada juga yang salfok dengan kantung mata Abi dan Fifin yang seperti kurang tidur

Bukan karena yang aneh aneh sih, eh tapi halal juga kalau aneh aneh.. maksud nya kemarin mereka susah tidur karena suasana baru, jadilah kantung mata itu terlihat menghitam

"Gercep ya" Goda gus Fahri yang merupakan suami Aina

"Ha? Gercep apanya mas?" Tanya Abizar pura pura tidak paham, heran deh orang orang ini pikiran nya kok melesat jauh

Gus Fahri hanya tersenyum saja, berbeda dengan abah yang nampak senyum tapi senyum bahagia, bukan karena senyum penuh godaan ke Abizar

"Abah saja" Ucap Abi mempersilahkan bapak nya untuk ke tempat imam

Sedangkan di shaf putri, ada Aina dan umi yang juga bersebelahan dengan Fifin.. sengaja sih agar Fifin tidak kebingungan jika memerlukan sesuatu

"Eh Abi gercep gak?" Tanya Aina kepo karena Abizar yang selama ini cukup dingin dengan semua wanita

"Hah? Gercep pripun mbak?" Tanya Fifin benar benar tidak paham

"Itu" Ucap Aina mengode soal kantung mata, Fifin baru paham ternyata gercep yang dimaksud adalah nganu

"Ah bukan mbak, kemarin saya sama gus Abi susah tidur karena suasana nya juga beda.. jadi tidur nya tidak nyenyak dan terlalu larut" Jawab Fifin sejujur jujur nya

"Ooh.." Ucap Fifin menganggukkan kepala, sedangkan umi menyenggol lengan putri nya karena tidak baik jika menggoda Fifin di depan anak anak

"Maklumin ya Fin.. Aina ini anak nya emang agak kekanak kanakan, nanti kalau anak nya lahir  bakal berasa kembar sama dia" Ucap umi

"Iya umi, tidak apa apa" Ucap Fifin memaklumi saja karena tadi ada pesan masuk yang menggoda nya juga, dari Lia dan bang Zaki

Mereka memulai sholat dengan khusyu dan penuh nikmat, Fifin bisa mendengar suara abah yang juga merdu ketika melantunkan ayat suci al qur'an.. kadang ia bersyukur bisa menjadi anggota keluarga ini, tapi tidak bisa di pungkiri bahwa ia juga insecure soal ilmu agama nya

Selepas sholat subuh, Abizar meminta agar Fifin mengganti pakaian nya

"Mau kemana emang nya?" Tanya Fifin yang belum melepas mukena saat baru sampai di kamar

"Jalan jalan saja sekitar sini, aku mau menunjukkan soal pondok pesantren disini" Ucap Abizar

Fifin mengangguk, memang sih dia kemarin belum di ajak berkeliling untuk mengenal lebih dalam karena sudah malam

Fifin mengganti baju nya dengan gamis dan Abizar tetap dengan style nya saat sholat tadi

Dari mulai dalam rumah yang mana bagian dapur rumah, ruang makan, tempat cuci jemur, ruang kerja abah dan tempat berkumpul di dalam rumah semua sudah Abi tunjukkan

"Jadi pintu samping ini terhubung sama carpot langsung ya" Ucap Fifin saat mereka keluar lewat pintu samping seperti tadi waktu sholat subuh

"Iya... di depan carpot ini ada aula belajar, sebelahnya musholla" Ucap Abizar, Fifin bisa melihat bahwa anak anak sedang mengaji di aula utama dan beberapa kelas yang ada di samping aula, setelah itu ada gedung bertingkat karena jumlah kamar yang banyak untuk tempat tidur anak anak, lalu di bawah ada beberapa kamar mandi dan dapur pondok putra

Abi juga menjelaskan bahwa di samping rumah memang khusus untuk kawasan putra, dan ada pembatas pagar tinggi antara kawasan putra dan kawasan putri yang berada di belakang rumah nya

"Kenapa tidak di tembok saja?" Tanya Fifin

Abizar memang menyebutkan bahwa gerbang ada 3, gerbang depan untuk menuju rumah abah sekaligus akses masuk pondok putra, lalu di dalam ada pembatas pondok putra dan putri, lalu gerbang ketiga ada di ujung area pondok putri yang mana di belakang itu juga langsung berhadapan dengan jalan raya, maka dari itu pondok ada 3 gerbang dan setiap gerbang akan diberi penjagaan

"Karena kalau ada acara dan membutuhkan tempat yang luas, tinggal membuka gerbang saja dan anak putra putri belajar nya bersama, kalau di tembok permanen nanti susah dong"

"Tapi juga memudahkan wali santri, misal mereka mau berkunjung ke pondok putri tinggal masuk lewat gerbang disana.. agar tidak melewati kawasan putra" Lanjut nya

Fifin mengangguk angguk paham, kemudian Abizar mengajak nya masuk melewati gerbang pembatas pondok yang sudah dibuka karena anak anak yang sedang mengaji di kelas

Fifin bisa melihat bahwa halaman pondok putri lebih luas, karena dari gedung kamar memang lebih banyak pondok putra

"Perbedaan nya tidak terlalu jauh juga" Ucap Abizar dimana fasilitas pondok putra dan putri itu sama, dapur juga sendiri sendiri karena yang memasak untuk santri putra dan putri pun beda orang

Saat mereka jalan jalan, tidak terasa sudah sampai di gerbang paling ujung yang mana jika dibuka juga langsung di hadapkan dengan halaman dan jalan raya

Anak buah Eko langsung membuka gerbang itu ketika gus Abi menyuruh nya, Fifin terus mengikuti langkah suami nya dan sampailah mereka pada batas pondok darussalam

"Berarti memang memutar ya" Ucap Fifin yang mana gerbang utama adalah jalan umum yang kecil, namun di gerbang akhir ini terhubung dengan jalan raya yang cukup besar

"Iya" Ucap Abizar membenarkan

Tiba tiba badan Fifin bergetar, ia hanya merasa masih dingin saja udaranya

"Kamu tidak apa apa?" Tanya Abi

"Gak papa kok" Jawab Fifin merangkul diri nya sendiri, Abizar yang melihat itu lantas menarik kedua tangan istri nya dan menggenggam dengan erat agar bisa mengurangi rasa dingin itu

Fifin yang di pegang tiba tiba pun terkejut, apalagi saat Abizar meniup tangan nya dengan tiupan hangat itu, pipi nya seketika memerah dan badan nya meremang

"Kita kembali saja" Ucap Abizar yang di angguki istri nya

"Kamu kenapa?" Tanya Abi kala melihat istri nya yang seperti demam "Sakit?" Tanya nya sambil memegang dahi Fifin

Mata sang istri semakin melebar ketika di perlakukan seperti itu oleh suami nya, dia tidak marah sih tapi salting brutal, beneran deh

"Ah gak papa, kita kembali saja" Ucap Fifin menepis pelan tangan suami nya

Abizar keheranan, tapi saat berjalan kembali ia juga merangkul pundak Fifin agar wanita itu tidak kedinginan, kalau Abi sudah biasa dengan udara sejuk di subuh hari walau terasa dingin

"Ehem.." Deheman mas Wawan yang baru keluar aula dan melihat gus Abi merangkul istri nya

Fifi semakin malu dan menundukkan wajah, sedangkan Abizar membalas "Mas Wawan ini... kalau sudah mau menikah juga boleh menyusul, nanti biar saya sama istri saya yang menjadi saksi nya"

Bakkk!!! Bak ditikam, Wawan yang masih menjomblo ini seketika pengen punya istri juga

"Tapi siapa ya jodohku?" Batin Wawan bertanya tanya sampai tidak sadar bahwa gus Abi dan Fifin sudah masuk ke dalam rumah.

\~

Terpopuler

Comments

Supry Atun

Supry Atun

temennya fifin thor klo ga salah lia ya namanya 🤭🤪

2024-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 AZ Muhammad Abizar Al Hafidz
2 2. Petunjuk soal jodoh
3 3. Bukan tipe Abizar
4 4. Salah dalam memandang
5 5. Membantu Fifin
6 6. Kehebohan santri
7 7. Mimpi yang sama
8 8. Abizar malu malu meong
9 9. Bersedia
10 10. Abizar sat set
11 11. Pendaftaran pernikahan
12 12. SAH!
13 13. Kecupan dahi
14 14. Pertama kali
15 15. Ikut Abi
16 16. Salting brutal
17 17. Jalan jalan pagi
18 18. Ar Rahman
19 19. A day
20 20. Mawar
21 21. Sepiring berdua
22 22. Jabang bayi
23 23. Cemburu
24 24. Sedikit rasa
25 25. Alun alun
26 26. Belajar
27 27. Pulang
28 27. Perihal Silvi
29 28. Silvi part 2
30 30. Momongan
31 31. Terlambat
32 32. Fifin ngambek?
33 33. Berkunjung
34 34. Otw 1 bulan
35 35. Rencana liburan
36 36. T2
37 37. Ya Zaujati
38 38. Kencan sederhana
39 39. Anu
40 40. Kiss
41 41. Vaksin tetanus
42 42. Demam
43 43. Awal benih mulai tumbuh
44 44. Sup ayam
45 45. Lia
46 46. Bodo amat
47 47. Cemburu ciee
48 48. Ayo serius
49 49. Kecup duluan
50 50. Anak anak pulang
51 51. Berangkat liburan
52 52. Belajar lagi
53 53. Alergi
54 54. Bertanya
55 55. Uhibbuki & Uhibbuka
56 56. Kannn
57 57. Lahir
58 58. Cowok gak peka
59 59. Ketemu?
60 60. Lebih jauh
61 61. Umi
62 64. Niat menghafal
63 65. Membasmi ulat bulu
64 66. Hmmm
65 67. Mandbar
66 68. Pulang
67 69. Bareng anak anak
68 70. Sensitif
69 71. Sedikit penjelasan
70 72. Home date
71 73. Lebih lanjut
72 74. Ila aneh
73 75. Mau yang muda
74 76. Feeling umi
75 77. Dikira remaja
76 78. Simbiosis mutualisme
77 79. The wedding
78 80. S.Keb
79 81. OTW
80 82. Makkah
81 83. Pengertian
82 84. Tanggung jawab
83 85. Garis dua
84 86. 2 sachet
85 87. Kembali
86 88. Baru yang pertama
87 89. Dinosaurus
88 90. Bukan kencan
89 91. Sharing
90 92. Wawan and the genk
91 93. Lia agak agak
92 94. Mapati
93 95. Gembrot
94 96. Poliandri & poligami
95 97. Sakit jantung
96 98. Nendang
97 99. Zayyan & Fatimah
98 100. Meow
99 101. :(
100 102. Innalillahi
101 103. Pemakaman
102 104
103 105. Bangun
104 106. Baby
105 107. Kronologi?
106 108. Asi
107 109. Happy milad
108 110. Stress
109 111
110 112. Tidak pede
111 113. Keluar NICU
112 114. Maaf
113 115. Pulang
114 116. Ganteng kayak abah
115 117. Jamilah
116 118. Selesai
117 119. Damai
118 120. Ibu kedua
119 121
120 122. Kejutan kecil
121 123.
122 124.
123 125. End
124 Hapus
125 Haiii cintaku
Episodes

Updated 125 Episodes

1
AZ Muhammad Abizar Al Hafidz
2
2. Petunjuk soal jodoh
3
3. Bukan tipe Abizar
4
4. Salah dalam memandang
5
5. Membantu Fifin
6
6. Kehebohan santri
7
7. Mimpi yang sama
8
8. Abizar malu malu meong
9
9. Bersedia
10
10. Abizar sat set
11
11. Pendaftaran pernikahan
12
12. SAH!
13
13. Kecupan dahi
14
14. Pertama kali
15
15. Ikut Abi
16
16. Salting brutal
17
17. Jalan jalan pagi
18
18. Ar Rahman
19
19. A day
20
20. Mawar
21
21. Sepiring berdua
22
22. Jabang bayi
23
23. Cemburu
24
24. Sedikit rasa
25
25. Alun alun
26
26. Belajar
27
27. Pulang
28
27. Perihal Silvi
29
28. Silvi part 2
30
30. Momongan
31
31. Terlambat
32
32. Fifin ngambek?
33
33. Berkunjung
34
34. Otw 1 bulan
35
35. Rencana liburan
36
36. T2
37
37. Ya Zaujati
38
38. Kencan sederhana
39
39. Anu
40
40. Kiss
41
41. Vaksin tetanus
42
42. Demam
43
43. Awal benih mulai tumbuh
44
44. Sup ayam
45
45. Lia
46
46. Bodo amat
47
47. Cemburu ciee
48
48. Ayo serius
49
49. Kecup duluan
50
50. Anak anak pulang
51
51. Berangkat liburan
52
52. Belajar lagi
53
53. Alergi
54
54. Bertanya
55
55. Uhibbuki & Uhibbuka
56
56. Kannn
57
57. Lahir
58
58. Cowok gak peka
59
59. Ketemu?
60
60. Lebih jauh
61
61. Umi
62
64. Niat menghafal
63
65. Membasmi ulat bulu
64
66. Hmmm
65
67. Mandbar
66
68. Pulang
67
69. Bareng anak anak
68
70. Sensitif
69
71. Sedikit penjelasan
70
72. Home date
71
73. Lebih lanjut
72
74. Ila aneh
73
75. Mau yang muda
74
76. Feeling umi
75
77. Dikira remaja
76
78. Simbiosis mutualisme
77
79. The wedding
78
80. S.Keb
79
81. OTW
80
82. Makkah
81
83. Pengertian
82
84. Tanggung jawab
83
85. Garis dua
84
86. 2 sachet
85
87. Kembali
86
88. Baru yang pertama
87
89. Dinosaurus
88
90. Bukan kencan
89
91. Sharing
90
92. Wawan and the genk
91
93. Lia agak agak
92
94. Mapati
93
95. Gembrot
94
96. Poliandri & poligami
95
97. Sakit jantung
96
98. Nendang
97
99. Zayyan & Fatimah
98
100. Meow
99
101. :(
100
102. Innalillahi
101
103. Pemakaman
102
104
103
105. Bangun
104
106. Baby
105
107. Kronologi?
106
108. Asi
107
109. Happy milad
108
110. Stress
109
111
110
112. Tidak pede
111
113. Keluar NICU
112
114. Maaf
113
115. Pulang
114
116. Ganteng kayak abah
115
117. Jamilah
116
118. Selesai
117
119. Damai
118
120. Ibu kedua
119
121
120
122. Kejutan kecil
121
123.
122
124.
123
125. End
124
Hapus
125
Haiii cintaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!