"Oh iya ada satu permintaan kamu yang belum aku laksanakan" Ucap Abizar saat mereka berdua kembali ke kamar
"Permintaan apa?" Tanya Fifin balik, dia saja sudah lupa
"Surat ar rahman" Jawab Abizar tersenyum tipis lalu duduk di karpet yang ada di dekat ranjang, Fifin yang melihat itu juga ikut duduk di depan siami nya
"Kamu ingin aku membaca atau menghafal?" Tanya Abizar
"Terserah kamu saja" Jawab Fifin tidak masalah entah membaca atau menghafal
"Oke" Ucap Abizar lalu mengambil nafas sebelum mengucap taawudz
"Audubillahiminassyaithonnirrojim.. bissmillahirrahmanirrahim, ar rahman... allamal qur'an.. kholaqol ingsan.. allahamul bayaan.. "
Fifin terkesima ketika mendengar suami nya melantunkan surat ar rahman untuk nya, bahkan sudah hafal diluar kepala atau Abi sedang binnadhor di hadapan nya
Abizar yang melihat Fifin menatap nya juga ikut menatap balik dengan bibir yang terus melantunkan surat ar rahman, ternyata hanya dengan kegiatan kecil seperti ini saja sudah bisa membuat senyum di bibir sang istri
Sedangkan Fifin masih setia mendengar, menyimak dan menatap suami nya sampai ayat terakhir
"Tabarokasmu robbika dziljalali wal ikrom, shodaqollahul adzim" Abizar menutup bacaan surat ar rahman tadi
"Ma Syaa Allah, ternyata kamu sudah hafal diluar kepala ya" Ucap Fifin salut karena dia saja tidak bisa sepeti itu
"Hanya beberapa surat saja yang aku hafal. Bagaimana? Aku sudah memberikan permintaan kamu ya?" Ucap Abizar
Fifin mengangguk sembari tersenyum, bahagia saja ternyata suami nya itu cukup perhatian dengan nya termasuk menuruti permintaan nya
"Oh iya aku harus manggil kamu apa ya? Gus? Mas?" Tanya Fifin bingung
"Panggil mas saja, aku lebih tua dari kamu soalnya" Ucap Abizar tergelak mengingat usia nya yang sudah 27 tahun, sedangkan Fifin masih 23 tahun
"Oke, mas Abi.. mas Abi" Ucap Fifin berusaha mengingat selalu panggilan nya pada sang suami
"Kalau aku? Harus manggil kamu dengan sebutan apa?" Tanya Abizar yang tidak mungkin selalu memanggil nama istri nya
"Kalau aku sih terserah kamu" Jawab Fifin yang tidak masalah
"Sayang?" Tanya Abizar yang membuat Fifin kaget
"Kan belum" Ucap Fifin yang maksudnya adalah belum ada rasa sayang di antara mereka
"Kalau gitu adek aja mungkin" Ucap Abizar mengingat Fifin yang lebih muda dari nya
"Boleh" Fifin setuju dan menganggukkan kepala, ia juga kemudian mengambil mushaf al qur'an karena akan mengaji, awalnya malu sih membaca al qur'an di depan suami nya yang sudah suhu ini
Tapi ya... Abizar justru membenarkan bacaan Fifin yang salah, ia menuntun Fifin dengan lembut agar tidak menyakiti hati nya, sekarang kekurangan istri nya sudah menjadi tugas nya juga untuk membimbing agar lebih baik
"Shodaqollahul adzim" Ucap Fifin menutup al qur'an selepas membaca 30 menit, ia menatap suami nya dengan kikuk, agak malu.. eh malu banget sumpah
"Tidak apa apa, aku yang bertugas membimbing kamu" Ucap Abizar, walau awalnya dia mempersalahkan soal ilmu agama Fifin, tapi sekarang ia sadar bahwa Allah mengirimkan Fifin juga untuk mendapat bimbingan darinya
"Oh iya besok aku mau izin" Ucap Fifin setelah meletakkan al qur'an kembali ke tempat dan melepas mukenah hingga tampak lah rambut panjang itu, ia masih agak malu tapi lebih baik membiasakan dari sekarang
"Izin kemana?" Tanya Abizar mengikuti Fifin yang duduk di sofa
"Keluar kota, besok aku ada jadwal bimbingan skripsi sama dosen nya langsung" Jawab Fifin
"Berangkat jam berapa?" Tanya Abizar
"Em... pagi pagi sih mungkin habis subuh karena aku berangkat mengikuti jadwal kereta nya juga" Jawab Fifin
Abizar berpikir sebentar, bukan nya Fifin punya mobil? Kenapa tidak berangkat dengan kendaraan pribadi saja?
"Mobil ku besok dipakai bang Zaki buat nganterin anak anak dari rumah tahfidz yang ikut lomba, jadi aku naik kereta aja" Ucap Fifin menjelaskan
Ia lantas membuka ponsel karena ingin memesan tiket untuk besok, tapi sebelum membayar Abizar justru mencegah tangan nya
"Kenapa?" Tanya Fifin
"Biar aku saja yang mengantar kamu" Ucap Abizar
"Hah?" Fifin kaget bukan main, karena ucapan Lia minggu kemarin yang bercanda mengatakan bahwa dia akan keluar kota dengan suami kini menjadi kenyataan
"Wajar kan?" Ucap Abizar lalu mengambil ponsel Fifin dan menuliskan nomer nya disana "Ini nomer ku ya.. " Lanjut nya lalu juga mencatat nomer ponsel Fifin di hp nya sendiri
"Ya wajar sih, tapi bukannya besok kamu ada jadwal mengajar?" Tanya Fifin
"Besok aku tidak ada jadwal mengajar" Jawab Abizar yang memang benar karena dia mengajar di hari tertentu saja
"Gak ngerepotin nih?" Tanya Fifin memastikan, ia sebenarnya mau menolak tapi tidak bisa karena status Abizar kini sudah menjadi suami nya yang juga bertugas melindungi keselamatan nya dimanapun itu
"Tidak, sudah tanggung jawab ku kan" Ucap Abizar yang selalu santai kalau menjawab
Fifin menganggukkan kepala, ia lantas mengambil hijab nya lagi dan turun kebawah, sedangkan Abizar ke kawasan pondok untuk mengecek anak anak apakah sudah bersiap untuk ke sekolah atau belum
"Umi, biar Fifin bantu" Ucap Fifin meminta spatula dari tangan umi Rida dengan sopan
"Umi saja nak.. kamu pasti masih lelah, apalagi habis ini juga berangkat ke rumah sakit, tidak apa apa.. biar umi saja ya" Ucap umi tersenyum, ia sudah menganggap Fifin seperti putri nya sendiri bahkan sebelum menikah dengan Abi
"Baik umi, tapi kalau boleh tahu gus Abi suka makanan apa ya umi?" Tanya Fifin
"Kalau Abi lebih suka masakan masakan khas indonesia, seperti rendang, sayur bening.." Jawab umi yang membuat Fifin refleks menggaruk kepala nya
"Wah... kalau masakan khas indonesia yang banyak rempah rempah nya Fifin tidak bisa masak umi" Ucap Fifin karena bahan rempah nya sangat banyak
"Gapapa Fin.. aku juga kok" Sahut Aina yang baru keluar kamar
"Tidak apa apa nak, kalau mau nanti kamu bisa belajar sama bulek" Ucap umi
"Iya ning, saya siap membantu ning Fifin" Ucap bulek Marni yang juga membantu umi memasak
"Boleh boleh, kalau ada waktu saya minta tolong bantuan nya ya bulek" Ucap Fifin yang di acungi jempol oleh bulek Marni, mengajari soal masak mah enteng bagi nya
"Mbak, kenapa saya di panggil ning? Kan saya bukan anak kyai?" Bisik Fifin bertanya pada Aina
"Ning kan artinya mbak juga, berarti tidak harus jadi anak kyai supaya di panggil ning kan?" Jawab Aina yang di angguki Fifin, sebenarnya karena Fifin menikah dengan gus Abi maka julukan ning itu pasti akan menempel padanya, tapi Aina juga tidak mungkin menjawab seperti itu.. lagian anak kyai atau bukan juga semua derajat nya sama di mata Allah
Setelah di dapur sebentar, Fifin kembali ke kamar atas karena ingin ganti pakaian dan memanggil Abizar untuk sarapan bersama
"Gus, eh... mas" Ucap Fifin ketika baru masuk ke kamar
"Ya?" Respon Abizar yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan tubuh basah itu
Fifin terbelalak, tapi untung saja iman nya kuat hingga bisa menahan godaan tubuh gagah suami nya
"Di panggil umi katanya mau sarapan, aku ganti baju dulu" Ucap Fifin menunu walk in closet yang mana baju milik nya sudah bertengger rapi di lemari yang sudah Abi siapkan
Tapi Fifin berpikir sebentar, pakaian kerja nya seperti ini dan bagaimana bisa ia keluar halaman pondok dengan baju seperti itu? Ia takut baju kerja itu akan mencoreng nama baik suami nya
(seragam nya)
"Kenapa dek?" Tanya Abizar menghampiri Fifin dengan tangan nya yang masih mengeringkan rambut
"Em... mas, gimana caranya aku berangkat kerja ya?" Ucap Fifin menunjukkan seragam kerja nya
Abizar menghela nafas, sejak awal ia sudah mempermasalahkan seragam kerja itu dan mencari solusi nya
"Mau tidak kalau kamu pakai atasan dan rok saja? Sedangkan celana nya nanti dipakai waktu di mobil atau di rumah sakit?" Tawar Abizar walau sebenarnya ia tidak enak hati, takut ucapan nya menyinggung Fifin
"Em... boleh deh" Ucap Fifin walau agak ribet sih harus ganti ganti, tapi ini sudah menjadi resiko menikah dengan gus yang mana lingkungan dengan pakai an syar'i sangat di junjung disini
"Maaf ya kalau membuatmu tidak nyaman" Ucap Abizar
"Tidak apa apa" Ucap Fifin tidak masalah, toh sudah terjadi dan ia harus berusaha menjadi sosok istri yang patuh pada suami nya
Fifin memakai pakaian nya di kamar mandi karena malu jika harus membuka baju di depan suami nya, sedangkan Abi juga sama.. ia memakai baju rapi untuk mengajar selagi Fifin masih di dalam kamar mandi
Mereka berdua turun bersama menuju ruang makan, disana sudah ada umi.. abah, aina dan suami nya, lalu dimulai dengan do'a.. mereka makan dengan khidmat karena kita tidak boleh berbicara jika masih dalam keadaan makan
Umi dan abah juga awal nya agak kasihan melihat Fifin yang memakai rok dengan atasan seragam kerja karena harus mengganti pakaian bawah nya nanti dengan celana, tapi mau bagaimana lagi? Untuk sekarang hal itu memang solusi terbaik
Selepas makan, Aina dan suami nya pamit pulang ke rumah.. sedangkan Abizar pamit mengantar Fifin ke rumah sakit
"Kamu boleh ganti disini, aku janji tidak akan melihat nya" Ucap Abizar karena kaca mobil nya juga gelap jadi tidak mungkin jika terlihat dari luar
"Aku tadi udah pakai celana kok, jadi tinggal melepas rok nya aja" Ucap Fifin melepas rok nya ke bawah dan terlihat celana itu sudah rapi disana
"Oh... iya" Ucap Abizar yang ikut tenang karena ia takut syahwat nya naik jika sampai melihat kaki jenjang istri nya tanpa kain apapun
Mereka akhirnya sampai di halaman rumah sakit dan Fifin mencium tangan suami nya, tapi...
"Buat apa?" Tanya Fifin ketika ada dua kartu debit yang diberikan padanya
"Ini... untuk belanja bulanan keperluan rumah dan keperluan pribadi mu, nanti setiap bulan aku akan mengisi nya" Ucap Abizar karena tanggung jawab kebutuhan rumah kini mulai beralih pada Fifin dengan bimbingam umi nanti
"Ooh.. oke" Ucap Fifin mengiyakan saja walau masih agak ngelag, ternyata gini rasanya diberi nafkah oleh suami
"Kalau jumlah nya kurang, kamu bisa bilang ke aku" Ucap Abizar yang hanya di angguki saja oleh Fifin karena ia belum tahu berapa nominal yang diberikan sang suami untuk nya
"Aku udah mau telat, pamit dulu ya assalamualaikum" Ucap Fifin memasukkan kartu tadi ke dalam dompet nya dan keluar dari mobil
"Eh... waalaikumsalam" Ucap Abizar terhenti karena Fifin sudah keluar, sebenarnya tadi ia ingin memberi kecupan singkat di dahi.. tapi karena Fifin sudah mau telat jadi hal itu ia urungkan saja.
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
ENDAH_SULIS
kl bidan pelet kerudungnya biru Thor...setahuku sii krna aku jg bidan. pelet Oren keperawatan gak si Thor??
2023-10-11
0
yani suko
katanya panggil MAS kok masih KAMU...KAMU...KAMU teruss
2023-09-20
0