18. Ar Rahman

"Oh iya ada satu permintaan kamu yang belum aku laksanakan" Ucap Abizar saat mereka berdua kembali ke kamar

"Permintaan apa?" Tanya Fifin balik, dia saja sudah lupa

"Surat ar rahman" Jawab Abizar tersenyum tipis lalu duduk di karpet yang ada di dekat ranjang, Fifin yang melihat itu juga ikut duduk di depan siami nya

"Kamu ingin aku membaca atau menghafal?" Tanya Abizar

"Terserah kamu saja" Jawab Fifin tidak masalah entah membaca atau menghafal

"Oke" Ucap Abizar lalu mengambil nafas sebelum mengucap taawudz

"Audubillahiminassyaithonnirrojim.. bissmillahirrahmanirrahim, ar rahman... allamal qur'an.. kholaqol ingsan.. allahamul bayaan.. "

Fifin terkesima ketika mendengar suami nya melantunkan surat ar rahman untuk nya, bahkan sudah hafal diluar kepala atau Abi sedang binnadhor di hadapan nya

Abizar yang melihat Fifin menatap nya juga ikut menatap balik dengan bibir yang terus melantunkan surat ar rahman, ternyata hanya dengan kegiatan kecil seperti ini saja sudah bisa membuat senyum di bibir sang istri

Sedangkan Fifin masih setia mendengar, menyimak dan menatap suami nya sampai ayat terakhir

"Tabarokasmu robbika dziljalali wal ikrom, shodaqollahul adzim" Abizar menutup bacaan surat ar rahman tadi

"Ma Syaa Allah, ternyata kamu sudah hafal diluar kepala ya" Ucap Fifin salut karena dia saja tidak bisa sepeti itu

"Hanya beberapa surat saja yang aku hafal. Bagaimana? Aku sudah memberikan permintaan kamu ya?" Ucap Abizar

Fifin mengangguk sembari tersenyum, bahagia saja ternyata suami nya itu cukup perhatian dengan nya termasuk menuruti permintaan nya

"Oh iya aku harus manggil kamu apa ya? Gus? Mas?" Tanya Fifin bingung

"Panggil mas saja, aku lebih tua dari kamu soalnya" Ucap Abizar tergelak mengingat usia nya yang sudah 27 tahun, sedangkan Fifin masih 23 tahun

"Oke, mas Abi.. mas Abi" Ucap Fifin berusaha mengingat selalu panggilan nya pada sang suami

"Kalau aku? Harus manggil kamu dengan sebutan apa?" Tanya Abizar yang tidak mungkin selalu memanggil nama istri nya

"Kalau aku sih terserah kamu" Jawab Fifin yang tidak masalah

"Sayang?" Tanya Abizar yang membuat Fifin kaget

"Kan belum" Ucap Fifin yang maksudnya adalah belum ada rasa sayang di antara mereka

"Kalau gitu adek aja mungkin" Ucap Abizar mengingat Fifin yang lebih muda dari nya

"Boleh" Fifin setuju dan menganggukkan kepala, ia juga kemudian mengambil mushaf al qur'an karena akan mengaji, awalnya malu sih membaca al qur'an di depan suami nya yang sudah suhu ini

Tapi ya... Abizar justru membenarkan bacaan Fifin yang salah, ia menuntun Fifin dengan lembut agar tidak menyakiti hati nya, sekarang kekurangan istri nya sudah menjadi tugas nya juga untuk membimbing agar lebih baik

"Shodaqollahul adzim" Ucap Fifin menutup al qur'an selepas membaca 30 menit, ia menatap suami nya dengan kikuk, agak malu.. eh malu banget sumpah

"Tidak apa apa, aku yang bertugas membimbing kamu" Ucap Abizar, walau awalnya dia mempersalahkan soal ilmu agama Fifin, tapi sekarang ia sadar bahwa Allah mengirimkan Fifin juga untuk mendapat bimbingan darinya

"Oh iya besok aku mau izin" Ucap Fifin setelah meletakkan al qur'an kembali ke tempat dan melepas mukenah hingga tampak lah rambut panjang itu, ia masih agak malu tapi lebih baik membiasakan dari sekarang

"Izin kemana?" Tanya Abizar mengikuti Fifin yang duduk di sofa

"Keluar kota, besok aku ada jadwal bimbingan skripsi sama dosen nya langsung" Jawab Fifin

"Berangkat jam berapa?" Tanya Abizar

"Em... pagi pagi sih mungkin habis subuh karena aku berangkat mengikuti jadwal kereta nya juga" Jawab Fifin

Abizar berpikir sebentar, bukan nya Fifin punya mobil? Kenapa tidak berangkat dengan kendaraan pribadi saja?

"Mobil ku besok dipakai bang Zaki buat nganterin anak anak dari rumah tahfidz yang ikut lomba, jadi aku naik kereta aja" Ucap Fifin menjelaskan

Ia lantas membuka ponsel karena ingin memesan tiket untuk besok, tapi sebelum membayar Abizar justru mencegah tangan nya

"Kenapa?" Tanya Fifin

"Biar aku saja yang mengantar kamu" Ucap Abizar

"Hah?" Fifin kaget bukan main, karena ucapan Lia minggu kemarin yang bercanda mengatakan bahwa dia akan keluar kota dengan suami kini menjadi kenyataan

"Wajar kan?" Ucap Abizar lalu mengambil ponsel Fifin dan menuliskan nomer nya disana "Ini nomer ku ya.. " Lanjut nya lalu juga mencatat nomer ponsel Fifin di hp nya sendiri

"Ya wajar sih, tapi bukannya besok kamu ada jadwal mengajar?" Tanya Fifin

"Besok aku tidak ada jadwal mengajar" Jawab Abizar yang memang benar karena dia mengajar di hari tertentu saja

"Gak ngerepotin nih?" Tanya Fifin memastikan, ia sebenarnya mau menolak tapi tidak bisa karena status Abizar kini sudah menjadi suami nya yang juga bertugas melindungi keselamatan nya dimanapun itu

"Tidak, sudah tanggung jawab ku kan" Ucap Abizar yang selalu santai kalau menjawab

Fifin menganggukkan kepala, ia lantas mengambil hijab nya lagi dan turun kebawah, sedangkan Abizar ke kawasan pondok untuk mengecek anak anak apakah sudah bersiap untuk ke sekolah atau belum

"Umi, biar Fifin bantu" Ucap Fifin meminta spatula dari tangan umi Rida dengan sopan

"Umi saja nak.. kamu pasti masih lelah, apalagi habis ini juga berangkat ke rumah sakit, tidak apa apa.. biar umi saja ya" Ucap umi tersenyum, ia sudah menganggap Fifin seperti putri nya sendiri bahkan sebelum menikah dengan Abi

"Baik umi, tapi kalau boleh tahu gus Abi suka makanan apa ya umi?" Tanya Fifin

"Kalau Abi lebih suka masakan masakan khas indonesia, seperti rendang, sayur bening.." Jawab umi yang membuat Fifin refleks menggaruk kepala nya

"Wah... kalau masakan khas indonesia yang banyak rempah rempah nya Fifin tidak bisa masak umi" Ucap Fifin karena bahan rempah nya sangat banyak

"Gapapa Fin.. aku juga kok" Sahut Aina yang baru keluar kamar

"Tidak apa apa nak, kalau mau nanti kamu bisa belajar sama bulek" Ucap umi

"Iya ning, saya siap membantu ning Fifin" Ucap bulek Marni yang juga membantu umi memasak

"Boleh boleh, kalau ada waktu saya minta tolong bantuan nya ya bulek" Ucap Fifin yang di acungi jempol oleh bulek Marni, mengajari soal masak mah enteng bagi nya

"Mbak, kenapa saya di panggil ning? Kan saya bukan anak kyai?" Bisik Fifin bertanya pada Aina

"Ning kan artinya mbak juga, berarti tidak harus jadi anak kyai supaya di panggil ning kan?" Jawab Aina yang di angguki Fifin, sebenarnya karena Fifin menikah dengan gus Abi maka julukan ning itu pasti akan menempel padanya, tapi Aina juga tidak mungkin menjawab seperti itu.. lagian anak kyai atau bukan juga semua derajat nya sama di mata Allah

Setelah di dapur sebentar, Fifin kembali ke kamar atas karena ingin ganti pakaian dan memanggil Abizar untuk sarapan bersama

"Gus, eh... mas" Ucap Fifin ketika baru masuk ke kamar

"Ya?" Respon Abizar yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan tubuh basah itu

Fifin terbelalak, tapi untung saja iman nya kuat hingga bisa menahan godaan tubuh gagah suami nya

"Di panggil umi katanya mau sarapan, aku ganti baju dulu" Ucap Fifin menunu walk in closet yang mana baju milik nya sudah bertengger rapi di lemari yang sudah Abi siapkan

Tapi Fifin berpikir sebentar, pakaian kerja nya seperti ini dan bagaimana bisa ia keluar halaman pondok dengan baju seperti itu? Ia takut baju kerja itu akan mencoreng nama baik suami nya

(seragam nya)

"Kenapa dek?" Tanya Abizar menghampiri Fifin dengan tangan nya yang masih mengeringkan rambut

"Em... mas, gimana caranya aku berangkat kerja ya?" Ucap Fifin menunjukkan seragam kerja nya

Abizar menghela nafas, sejak awal ia sudah mempermasalahkan seragam kerja itu dan mencari solusi nya

"Mau tidak kalau kamu pakai atasan dan rok saja? Sedangkan celana nya nanti dipakai waktu di mobil atau di rumah sakit?" Tawar Abizar walau sebenarnya ia tidak enak hati, takut ucapan nya menyinggung  Fifin

"Em... boleh deh" Ucap Fifin walau agak ribet sih harus ganti ganti, tapi ini sudah menjadi resiko menikah dengan gus yang mana lingkungan dengan pakai an syar'i sangat di junjung disini

"Maaf ya kalau membuatmu tidak nyaman" Ucap Abizar

"Tidak apa apa" Ucap Fifin tidak masalah, toh sudah terjadi dan ia harus berusaha menjadi sosok istri yang patuh pada suami nya

Fifin memakai pakaian nya di kamar mandi karena malu jika harus membuka baju di depan suami nya, sedangkan Abi juga sama.. ia memakai baju rapi untuk mengajar selagi Fifin masih di dalam kamar mandi

Mereka berdua turun bersama menuju ruang makan, disana sudah ada umi.. abah, aina dan suami nya, lalu dimulai dengan do'a.. mereka makan dengan khidmat karena kita tidak boleh berbicara jika masih dalam keadaan makan

Umi dan abah juga awal nya agak kasihan melihat Fifin yang memakai rok dengan atasan seragam kerja karena harus mengganti pakaian bawah nya nanti dengan celana, tapi mau bagaimana lagi? Untuk sekarang hal itu memang solusi terbaik

Selepas makan, Aina dan suami nya pamit pulang ke rumah.. sedangkan Abizar pamit mengantar Fifin ke rumah sakit

"Kamu boleh ganti disini, aku janji tidak akan melihat nya" Ucap Abizar karena kaca mobil nya juga gelap jadi tidak mungkin jika terlihat dari luar

"Aku tadi udah pakai celana kok, jadi tinggal melepas rok nya aja" Ucap Fifin melepas rok nya ke bawah dan terlihat celana itu sudah rapi disana

"Oh... iya" Ucap Abizar yang ikut tenang karena ia takut syahwat nya naik jika sampai melihat kaki jenjang istri nya tanpa kain apapun

Mereka akhirnya sampai di halaman rumah sakit dan Fifin mencium tangan suami nya, tapi...

"Buat apa?" Tanya Fifin ketika ada dua kartu debit yang diberikan padanya

"Ini... untuk belanja bulanan keperluan rumah dan keperluan pribadi mu, nanti setiap bulan aku akan mengisi nya" Ucap Abizar karena tanggung jawab kebutuhan rumah kini mulai beralih pada Fifin dengan bimbingam umi nanti

"Ooh.. oke" Ucap Fifin mengiyakan saja walau masih agak ngelag, ternyata gini rasanya diberi nafkah oleh suami

"Kalau jumlah nya kurang, kamu bisa bilang ke aku" Ucap Abizar yang hanya di angguki saja oleh Fifin karena ia belum tahu berapa nominal yang diberikan sang suami untuk nya

"Aku udah mau telat, pamit dulu ya assalamualaikum" Ucap Fifin memasukkan kartu tadi ke dalam dompet nya dan keluar dari mobil

"Eh... waalaikumsalam" Ucap Abizar terhenti karena Fifin sudah keluar, sebenarnya tadi ia ingin memberi kecupan singkat di dahi.. tapi karena Fifin sudah mau telat jadi hal itu ia urungkan saja.

~

Terpopuler

Comments

ENDAH_SULIS

ENDAH_SULIS

kl bidan pelet kerudungnya biru Thor...setahuku sii krna aku jg bidan. pelet Oren keperawatan gak si Thor??

2023-10-11

0

yani suko

yani suko

katanya panggil MAS kok masih KAMU...KAMU...KAMU teruss

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 AZ Muhammad Abizar Al Hafidz
2 2. Petunjuk soal jodoh
3 3. Bukan tipe Abizar
4 4. Salah dalam memandang
5 5. Membantu Fifin
6 6. Kehebohan santri
7 7. Mimpi yang sama
8 8. Abizar malu malu meong
9 9. Bersedia
10 10. Abizar sat set
11 11. Pendaftaran pernikahan
12 12. SAH!
13 13. Kecupan dahi
14 14. Pertama kali
15 15. Ikut Abi
16 16. Salting brutal
17 17. Jalan jalan pagi
18 18. Ar Rahman
19 19. A day
20 20. Mawar
21 21. Sepiring berdua
22 22. Jabang bayi
23 23. Cemburu
24 24. Sedikit rasa
25 25. Alun alun
26 26. Belajar
27 27. Pulang
28 27. Perihal Silvi
29 28. Silvi part 2
30 30. Momongan
31 31. Terlambat
32 32. Fifin ngambek?
33 33. Berkunjung
34 34. Otw 1 bulan
35 35. Rencana liburan
36 36. T2
37 37. Ya Zaujati
38 38. Kencan sederhana
39 39. Anu
40 40. Kiss
41 41. Vaksin tetanus
42 42. Demam
43 43. Awal benih mulai tumbuh
44 44. Sup ayam
45 45. Lia
46 46. Bodo amat
47 47. Cemburu ciee
48 48. Ayo serius
49 49. Kecup duluan
50 50. Anak anak pulang
51 51. Berangkat liburan
52 52. Belajar lagi
53 53. Alergi
54 54. Bertanya
55 55. Uhibbuki & Uhibbuka
56 56. Kannn
57 57. Lahir
58 58. Cowok gak peka
59 59. Ketemu?
60 60. Lebih jauh
61 61. Umi
62 64. Niat menghafal
63 65. Membasmi ulat bulu
64 66. Hmmm
65 67. Mandbar
66 68. Pulang
67 69. Bareng anak anak
68 70. Sensitif
69 71. Sedikit penjelasan
70 72. Home date
71 73. Lebih lanjut
72 74. Ila aneh
73 75. Mau yang muda
74 76. Feeling umi
75 77. Dikira remaja
76 78. Simbiosis mutualisme
77 79. The wedding
78 80. S.Keb
79 81. OTW
80 82. Makkah
81 83. Pengertian
82 84. Tanggung jawab
83 85. Garis dua
84 86. 2 sachet
85 87. Kembali
86 88. Baru yang pertama
87 89. Dinosaurus
88 90. Bukan kencan
89 91. Sharing
90 92. Wawan and the genk
91 93. Lia agak agak
92 94. Mapati
93 95. Gembrot
94 96. Poliandri & poligami
95 97. Sakit jantung
96 98. Nendang
97 99. Zayyan & Fatimah
98 100. Meow
99 101. :(
100 102. Innalillahi
101 103. Pemakaman
102 104
103 105. Bangun
104 106. Baby
105 107. Kronologi?
106 108. Asi
107 109. Happy milad
108 110. Stress
109 111
110 112. Tidak pede
111 113. Keluar NICU
112 114. Maaf
113 115. Pulang
114 116. Ganteng kayak abah
115 117. Jamilah
116 118. Selesai
117 119. Damai
118 120. Ibu kedua
119 121
120 122. Kejutan kecil
121 123.
122 124.
123 125. End
124 Hapus
125 Haiii cintaku
Episodes

Updated 125 Episodes

1
AZ Muhammad Abizar Al Hafidz
2
2. Petunjuk soal jodoh
3
3. Bukan tipe Abizar
4
4. Salah dalam memandang
5
5. Membantu Fifin
6
6. Kehebohan santri
7
7. Mimpi yang sama
8
8. Abizar malu malu meong
9
9. Bersedia
10
10. Abizar sat set
11
11. Pendaftaran pernikahan
12
12. SAH!
13
13. Kecupan dahi
14
14. Pertama kali
15
15. Ikut Abi
16
16. Salting brutal
17
17. Jalan jalan pagi
18
18. Ar Rahman
19
19. A day
20
20. Mawar
21
21. Sepiring berdua
22
22. Jabang bayi
23
23. Cemburu
24
24. Sedikit rasa
25
25. Alun alun
26
26. Belajar
27
27. Pulang
28
27. Perihal Silvi
29
28. Silvi part 2
30
30. Momongan
31
31. Terlambat
32
32. Fifin ngambek?
33
33. Berkunjung
34
34. Otw 1 bulan
35
35. Rencana liburan
36
36. T2
37
37. Ya Zaujati
38
38. Kencan sederhana
39
39. Anu
40
40. Kiss
41
41. Vaksin tetanus
42
42. Demam
43
43. Awal benih mulai tumbuh
44
44. Sup ayam
45
45. Lia
46
46. Bodo amat
47
47. Cemburu ciee
48
48. Ayo serius
49
49. Kecup duluan
50
50. Anak anak pulang
51
51. Berangkat liburan
52
52. Belajar lagi
53
53. Alergi
54
54. Bertanya
55
55. Uhibbuki & Uhibbuka
56
56. Kannn
57
57. Lahir
58
58. Cowok gak peka
59
59. Ketemu?
60
60. Lebih jauh
61
61. Umi
62
64. Niat menghafal
63
65. Membasmi ulat bulu
64
66. Hmmm
65
67. Mandbar
66
68. Pulang
67
69. Bareng anak anak
68
70. Sensitif
69
71. Sedikit penjelasan
70
72. Home date
71
73. Lebih lanjut
72
74. Ila aneh
73
75. Mau yang muda
74
76. Feeling umi
75
77. Dikira remaja
76
78. Simbiosis mutualisme
77
79. The wedding
78
80. S.Keb
79
81. OTW
80
82. Makkah
81
83. Pengertian
82
84. Tanggung jawab
83
85. Garis dua
84
86. 2 sachet
85
87. Kembali
86
88. Baru yang pertama
87
89. Dinosaurus
88
90. Bukan kencan
89
91. Sharing
90
92. Wawan and the genk
91
93. Lia agak agak
92
94. Mapati
93
95. Gembrot
94
96. Poliandri & poligami
95
97. Sakit jantung
96
98. Nendang
97
99. Zayyan & Fatimah
98
100. Meow
99
101. :(
100
102. Innalillahi
101
103. Pemakaman
102
104
103
105. Bangun
104
106. Baby
105
107. Kronologi?
106
108. Asi
107
109. Happy milad
108
110. Stress
109
111
110
112. Tidak pede
111
113. Keluar NICU
112
114. Maaf
113
115. Pulang
114
116. Ganteng kayak abah
115
117. Jamilah
116
118. Selesai
117
119. Damai
118
120. Ibu kedua
119
121
120
122. Kejutan kecil
121
123.
122
124.
123
125. End
124
Hapus
125
Haiii cintaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!