Abizar langsung menuju madrasah aliyah tempat dia mengajar karena ada jadwal pagi hari ini, sedangkan Fifin pun juga langsung masuk ke bagian poli ibu hamil
"Assalamualaikum gess" Ucap Fifin pada Lia yang lagi lagi mereka satu shift
"Waalaikumsalam.. buset, betah bener ya kerja satu shift bareng aku" Ucap Lia menggelengkan kepala
"Enak aja, terpaksa aku mah" Jawab Fifin sambil meletakkan tas selempang nya di dalam loker lalu merapikan tempat konsultasi agar meja dan ranjang pasien juga rapi
"Gimana? Enak?" Tanya Lia saat Fifin sudah duduk di sebelahnya dengan tumpuan tangan di meja
"Apanya yang enak?" Tanya Fifin tidak paham
"Nikahnya"
"Baru satu hari juga belum ada masalah di antara kita" Jawab Fifin, masa iya baru sehari langsung datang cobaan rumah tangga? kan tidak mungkin
"Iya sih, eh tapi benar kan apa yang aku bilang? Kalau kamu besok keluar kota pasti sama suami?" Ucap Lia yang super duper kepo dan hyperaktif
"Iya, aku gak minta tapi dia yg nawarin" Jawab Fifin apa adanya
"Masa?"
"Iya bebeb ya ampun" Ucap Fifin frustasi karena Lia yang terus terusan tidak percaya dengan nya
"Enak ya... dulu keluar kota nyetir sendiri, sekarang di setirin sama suami" Ucap Lia seraya tertawa
"Ya... gimana ya, aku belum bisa jelasin lah pokok nya" Ucap Fifin karena dia dan Abizar saja belum dekat, masih malu juga antara satu sama lain
"Trus tadi bisa berangkat pakai seragam gimana caranya? Gak mungkin kan langsung pakai celana waktu dari rumah?" Tanya Lia yang tahu bahwa pondok pesantren darussalam itu besar, berpakaian seperti itu pasti akan menjadi pandangan negatif
"Ya langsung pakai celana cuman luarnya dipakai in rok, pas di dalam mobil baru deh dilepas" Jawab Fifin menjelaskan sedangkan Lia mengangguk angguk saja
"Eh ayo.. kita ke kamar pasien" Ucap Lia saat melirik jam tangan dan saatnya mereka memberikan perawatan prenatal atau sebelum persalinan, memeriksa kondisi fisik ibu hamil juga
"Oke" Ucap Fifin berdiri dan melangkah menuju kamar pasien, dimana ada beberapa ibu hamil yang menunggu pembukaan lengkap
Fifin membantu pasien untuk olahraga menggunakan ball birth dimana itu akan berguna unruk mempercepat pembukaan jalan lahir
"Sudah bisa sendiri ya bu?" Tanya Fifin karena ada pasien lain juga yang harus ia cek
"Sudah bu" Jawab ibu hamil itu yang sudah di temani oleh keluarga nya
Sedangkan saat di kamar lain Fifin juga memberikan perawatan yang sama, mengajari ball birth juga menuntun ibu hamil untuk sering jalan kaki yang berguna juga untuk mempercepat pembukaan
"Sering sering jalan kaki ya bu" Ucap Fifin yang di angguki pasien itu
"Kalau ada apa apa atau ibu mengalami kontraksi hebat, langsung pencet bel saja ya" Ucap Fifin memberi tahu pasien beserta orang yang menemani nya
Fifin juga membenahi infus para pasien ibu hamil dan kembali ke ruangan setelah memeriksa semuanya
"Wah... jadi ibu hamil capek pasti" Ucap Lia
"Iya lah, perut nya berat banget" Ucap Fifin membenarkan
Ya, yang Fifin suka dari profesi bidan adalah ia bisa membantu para ibu hamil sebelum dan setelah melahirkan anak mereka, peran yang sangat penting dalam metode persalinan
"Pagi" Ucap Dokter Wina yang baru datang karena jam praktek nya
Fifin dan Lia juga membalas sapaan dokter tersebut
"Sudah di periksa semuanya?" Tanya Wina
"Sudah dok" Jawab Fifin dan Lia kompak
Sedangkan di madrasah aliyah tempat Abi mengajar, ia malah kepikiran soal istri nya yang pulang kerja jam berapa, jadi dia bisa menjemput dengan tepat waktu
Saat para siswa siswi mengerjakan tugas dari nya, ia menyempatkan untuk mengirim pesan pada istri nya
Zaujati♥️ (istriku)
📩 : "Pulang jam berapa? Biar aku jemput"
Tak lama kemudian Fifin juga membalas
📩 : Jam 3 sore, iyaa
📩 : "Oke, tunggu di depan saja.. jangan kemana mana kalau aku belum datang"
Ya, berarti Abizar akan pulang dulu dari madrasah aliyah, lalu baru menjemput istri nya sore nanti
~
Tepat jam 3 sore, mobil Abizar sudah terpakir rapi di parkiran rumah sakit, bahkan sebelum jam 3 sih karena Abi takut jika istrinya terlalu lama menunggu
Beberapa menit kemudian Abizar bisa melihat bahwa Fifin baru keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju ke arah mobil nya
Tok tok!
Abizar membuka kunci dan pintu mobil terbuka, lalu tampaklah Fifin yang kelihatan lelah setelah bekerja
"Assalamualaikum" Ucap Fifin
"Waalaikumsalam" Jawab Abizar sembari merasakan tangan nya yang mendapat kecupan hangat dari istri nya
"Lelah?" Tanya Abi yang menyalakan mobil dan perlahan keluar dari area rumah sakit
"Iya lumayan, kelihatan ya?" Ucap Fifin kikuk, memang lelah sih karena tadi alhamdulillah cukup banyak para pasien yang berhasil melahirkan buah hati mereka
"Iya" Ucap Abizar membenarkan sembari tersenyum
"Mau makan diluar?" Tawar Abi
"Nanti umi gimana?" Tanya Fifin balik karena sungkan jika tidak membantu umi dirumah
"Tidak apa, umi tidak mempermasalahkan" Ucap Abi tahu jika umi justru senang ketika mereka menghabiskan waktu berdua saja
"Oh iya.. kenapa isi rekening debit nya banyak?" Tanya Fifin yang sudah mengecek isi kartu debit tadi
"Keperluan bulanan di rumah memang banyak dek" Jawab Abizar
"Kalau kebutuhan rumah memang banyak mas.. maksudku kartu debit yang buat kebutuhan ku" Ucap Fifin membahas kartu debit khusus untuk dirinya dari Abizar
Karena bagi Abizar keperluan rumah itu memang sudah kewajiban, tapi nafkah untuk istri itu sudah menjadi tanggung jawab nya juga, tidak boleh disatukan dengan uang keperluan rumah
Ia juga tahu bahwa kebutuhan pribadi wanita itu banyak, mulai dari skincare, pakaian, untuk jajan, parfum, make up, pembalut ketika menstruasi dan lain lain
"Aku ngasih juga sesuai kemampuan ku, gunakan sesuka kamu asal bukan untuk sesuatu yang mubadzir" Jawab Abizar
"Tapi terlalu banyak" Jawab Fifin, jujur tadi dia sempat kaget karena uang untuk dirinya sendiri dari sang suami mencapai dua digit per bulan nya
"Sudah jadi hak kamu, jadikan tabungan mu saja kalau memang kebanyakan" Jawab Abizar yang tidak akan mengurangi jumlah uang bulanan Fifin
"Oh.. oke" Ucap Fifin menurut saja, lagi pula ia juga tidak suka membuang buang uang untuk barang yang tidak diperlukan
Fifin tahu bahwa suami nya memang memiliki bisnis butik yang cukup besar, bahkan menjadi distributor pakaian juga yang bisa mengirim ke seluruh indonesia sampai beberapa negara tetangga
"Kamu nyaman sama keluarga ku dek?" Tanya Abizar dengan pandangan fokus menyetir
"Alhamdulillah nyaman kok" Jawab Fifin karena umi dan abah juga sangat sayang dengan nya
"Alhamdulillah kalau memang kamu nyaman"
"Kenapa kok tanya hal itu?" Tanya Fifin heran
"Karena aku khawatir kalau kamu tidak nyaman, sedangkan aku sendiri tidak mungkin pindah dari rumah, kamu paham kan dek?" Ucap Abizar seraya bertanya balik meminta pengertian Fifin
Istri nya itu pun mengangguk, Ya... Fifin paham soal posisi Abizar yang anak bungsu dan anak laki laki satu satu nya, otomatis Abizar lah yang akan menggantikan abah untuk memimpin pondok pesantren darussalam dan merawat orang tuanya juga
"Kalau ada hal yang membuatmu tidak nyaman, bilang saja.. biar aku yang cari solusi nya" Ucap Abi
"Insya Allah gak ada mas" Ucap Fifin lebih memilih untuk menenangkan hati suami nya saja
Mobil berhenti di tempat makan yang cukup terkenal di daerah sini, dan inilah pertama kalinya mereka makan hanya berdua saja
"Ayo turun" Ajak Abi
~
Btw udah lama nungguin ada yang komen, beneran mau baca komentar kalian🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Supry Atun
jangan 2 masalah pakai celana seragam rumah sakit di permasalahkan hehehe sama orang2 pondok 🤭
2024-08-28
0
Anna Susiana
terus mengikuti lanjutan cerita, bagus isi ceritanya, semoga makin sukses dgn karya tulis nya yg lain
2023-11-03
1
Ira Rachmawati Wati
terus menyimak bagus ceritanya lanjutkan thor🤗makin sukses dengan karya2 mu thor
2023-10-03
1