Selepas dari rumah sakit, mereka langsung kembali ke rumah pak Yahya tentunya karena motor Abizar ada di sana
"Assalamualaikum... "
"Waalaikumsalam... gimana tadi sama keadaannya bu Santi?" Tanya bu Risma khawatir sebagai sesama perempuan juga
"Pendarahan nya hebat tapi belum ada pembukaan bu, jadi terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena perlu induksi" Jawab Fifin
Pak Yahya menghela nafas, memang sih tugas Fifin sebagai bidan hanya menangani kasus persalinan normal saja, diluar itu harus dokter kandungan sendiri yang boleh memberi tindakan
"Sudah... do'a kan saja yang terbaik untuk bu Santi" Ucap pak Yahya menyentuh bahu putri nya itu
Hening sesaat
"Eh Ya kalau gitu aku pulang dulu ya, sudah malam" Ucap abah, untuk melamar Fifin ia juga harus bicara kembali dengan Abizar
"Itu biar mas nya ganti baju dulu, pakai baju kakak saya" Ucap Fifin melihat lengan baju Abizar yang banyak darah disana
"Tidak apa apa, biar saya ganti dirumah saja" Tolak Abizar, baru kali ini ia mengeluarkan suara di hadapan Fifin dan itupun harus menahan gugup terlebih dahulu
"Gak papa, nak Abi pakai baju nya Zaki dulu, kalau itu kering di jalan malah noda nya nanti susah hilang" Ucap pak Yahya
"Iya.. gak papa nak Abi ganti pakai baju putra saya dulu" Ucap bu Risma
Dan jika dipaksa begini Abizar sudah tidak bisa menolak, mau menolak pun juga tidak enak hati karena orang tua yang menyuruh nya
Pak Yahya pun mengantar Abizar ke kamar Zaki untuk berganti pakaian sebentar, sedangkan bu Risma membantu Fifin untuk membersihkan kursi mobil bagian belakang yang masih banyak darah disana
"Biar Fifin saja buk, ibuk pasti lelah" Ucap nya
"Gak papa, kamu juga pasti lelah jadi biar ibuk bantu" Ucap bu Risma
Abah yang melihat interaksi antara ibu dan anak itu ikut tersenyum, betapa baik nya Fifin yang tidak mau ibu nya kelelahan
Saat Abizar sudah keluar dengan baju yang di pinjamakan padanya, ia juga melihat pemandangan yang sama dengan abah, memang sih Fifin itu baik tapi tetap saja Abi belum ada perasaan apa apa dengan nya
"Sudah selesai?" Tanya abah
"Sudah abah"
"Kok buru buru pulang toh War?" Tanya pak Yahya
"Iya, sudah malam soal nya" Jawab abah yang memang benar adanya begitu
"Oalah... ya sudah, soal yang tadi biar aku bicara dulu sama Fifin" Ucap pak Yahya mengenai niat baik tadi
"Iya, kalau begitu aku pamit ya" Ucap abah
Mereka akhirirnya berpamitan dan pulang ke rumah dengan naik motor yang tadi mereka pakai
"Gimana Bi?" Tanya abah saat mereka sedang di jalan raya
"Tidak gimana gimana bah" Jawab Abizar, perasaan nya sedang bingung dan bimbang, bisakah ia menerima Fifin sebagai istri nya nanti? Atau justru dia akan menyakiti Fifin? karena bukan seperti itu yang dia ingin kan
Abizar benar benar berpikir keras, masa iya sih dia mau menyakiti Fifin nanti? Kan bukan salah Fifin kalau bukan tipe nya, Fifin Zayna memang orang yang seperti itu, hanya saja Abizar terlalu berharap berlebihan
Apa mungkin karena berharap pada manusia maka Allah mematahkan harapan nya? Dan menunjukkan padanya bahwa tiada manusia yang sempurna di muka bumi ini
Apa Allah memang mendatangkan dan menakdirkan Fifin untuk nya? Agar wanita itu bisa menjadi lebih baik, untuk mendapat bimbingan yang bukan hanya untuk urusan dunia melainkan juga till jannah
Apa memang Fifin adalah tulang rusuk nya? Orang yang akan menemani hidup nya sampai bertemu kembali di surga nya Allah nanti? Entahlah...
"Allah tidak mungkin mempertemukan dua hamba nya tanpa tujuan Abi" Ucap abah sambil menepuk pundak putra nya
Ditepuk nya bukan tanpa alasan, tapi karena pondok darussalam sudah terlewat akibat Abizar yang terlalu serius dengan pikiran nya sendiri😭
"Kamu mau bawa abah kemana sih?" Tanya abah menggelengkan kepala sambil tersenyum, heran.. putra nya itu terlalu berlebihan apabila memikirkan sesuatu
"Eh iya ya bah.. haha, maaf" Ucap Abizar tertawa saat sadar ia sudah terlewat jalan
Abizar putar balik dan menuju kembali ke ponpes darussalam
Saat gerbang terbuka, Abi segera memarkirkan motor nya di garasi.. bisa dilihat sudah ada umi Rida yang berdiri di pintu samping untuk menyambut putra dan suami nya
"Assalamualaikum" Ucap abah dan Abizar
"Waalaikumsalam.. gimana tadi sama Fifin?" Ucap umi dengan mata berbinar dan hati yang riang tentu nya, sambil menatap suami dan putra nya secara bergantian
"Itu kok kamu ganti baju nak? Baju kamu kemana?"
Sesaat Abizar merutuki dirinya sendiri, karena baru ingat jika baju nya yang terdapat noda darah tadi tertinggal di rumah Fifin
"Kita masuk dulu saja umi" Ucap Abizar karena malu jika berbicara di depan santri putra dan putri yang baru saja keluar aula belajar, pasti setelah ini mereka akan heboh dan membuat opini sendiri
Mereka kemudian masuk ke dalam rumah untuk membicarakan apa saja yang terjadi di rumah pak Yahya tadi
Jika keluarga Abizar sedang serius, maka berbeda dengan santri putri yang saat ini sedang mengadakan perkumpulan gosip di kamar mereka
"Eh eh... pengumuman pengumuman, kayaknya kita bakal punya ning baru disini" Ucap santriwati heboh
"Wah... jangan jangan gus Abi sudah punya calon istri?"
"Masa iya?"
"Tapi tadi aku dengar kok, namanya kalau gak salah mbak Fifin"
"Ehh iyakah? Wahh... kayak apa ya mbak Fifin yang di maksud? Se sholeha apa sampai dapat jodoh gus Abi?"
"Pasti nya baik sih karena ekspresi umi juga suka tadi"
"Eh mbak Sil... gak pernah dengar soal calon nya gus Abi?" Tanya mereka pada Silvi yang merupakan pengurus di wilayah asrama perempuan
"Em.. aku juga gak pernah dengar sih, tapi nanti kalau ada kesempatan aku pasti cari tahu" Ucap Silvi memberikan jempol nya, ni pengurus emang sama kepo nya kayak anak santri yang lain😭
"Jangan lupa loh mbak Sil" Ucap yang lain karena Silvi yang biasanya dimintai tolong oleh umi, entah belanja kebutuhan pokok dan yang lain nya
"Oke, siap" Ucap Silvi menyanggupi
"Aaa kepo sama jodoh nya gus Abi sampai aku gak bisa tidur" Ucap santriwati yang membuat mereka semua tertawa
Sedangkan di kalangan pengurus laki laki
"Wah.. gus Abi ternyata diam diam sudah punya calon ya" Ucap Abdul sembari tertawa
"Ya lebih baik diam diam langsung halal mas" Ucap mas Wawan
"Iya sih, aku sampai penasaran siapa calon nya gus Abi" Ucap mas Eko bagian keamanan santri putra
"Nanti kalau dibawa pulang kesini juga tahu loh" Ucap mas Wawan
"Wah... aku udah bilang sama gus Abi kalau bakalan nyusul setelah gus Abi menikah" Ucap Abdul terngiang ngiang ucapan nya dengan Abi kemarin
"Hahaha...rasain, makanya jangan pernah ngomong kalau belum ada calon nya" Ucap mas Wan tertawa keras melihat penderitaan teman nya wkwk
Abdul hanya manyun saja mendengar ucapan mas Wan yang meledek nya
"Eh Ko... itu loh anak anak masih ada yang belum tidur, samperin gih" Ucap Wawan yang di angguki oleh Eko, ia juga menghampiri anak anak yang belum tidur bersama anggota keamanan yang lain
Beberapa menit kemudian
"Kenapa Ko? anak anak tumben tadi masih ramai belum tidur?" Tanya Abdul saat Eko sudah kembali dengan pasukan nya
"Ternyata yang gak bisa tidur malam ini lagi penasaran dan gosipin gus Abi sama calon nya" Jawab Eko terkekeh sambil menggelengkan kepalaa
Para pengurus justru tertawa, heran dengan anak anak yang sangat kepo dengan urusan pribadi Abizar, padahal mereka sendiri juga suka kepo wkwk
"Ada apa mas?" Tawa mereka seketika berhenti kala melihat Abizar yang tiba tiba sudah ada di hadapan mereka
"Anu mas.." Eko bingung mau menjawab apa
"Gus, anak anak sampai kepo sama yang namanya mbak Fifin" Ucap Wawan
"Ada ada saja" Abizar menggelengkan kepala, ia sudah menduga bahwa desas desus dia mempunyai calon pasti akan tersebar begitu cepat di kalangan para santri
"Tapi beneran kah gus?" Tanya mas Wan, tidak ada pengurus yang se berani mas Wawan disini
Abizar mengerutkan alisnya "Minta do'a nya saja yang terbaik mas" Jawab Abizar yang tidak membenarkan dan juga tidak mengelak
"Semoga lancar ya gus" Ucap Wawan, Abizar hanya geleng geleng saja dan langsung masuk ke dalam rumah dengan meninggalkan rasa penasaran yang tinggi pada para pengurus dan santri mereka
Sekarang Abizar justru bengong di hadapan jendela kamar nya, belum mengkhitbah tapi semua orang sudah heboh soal dia dengan Fifin yang belum tentu jadi menikah karena Abi saja masih belum melamar Fifin secara resmi
"Eh bajuku gimana ya?" Ucap Abizar menggaruk kepala nya yang tidak gatal, masa iya sih dia ke rumah Fifin hanya untuk mengambil baju? Kan malu
Sedangkan di rumah Fifin, Zaki yang baru pulang dari rumah tahfidz seketika bingung.. kenapa bisa ada baju orang lain yang berlumurah darah begini di kamar nya?
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ira Rachmawati Wati
masih menyimak thor😊🙏
2023-10-02
2