Adzan maghrib berkumandang, karena musholla bersebelahan dengan rumah Fifin maka dari itu semua orang langsung bersiap menuju musholla
Silvi, Lia, umi Rida dan yang lainnya sudah jalan ke musholla, tapi Fifin memilih untuk berangkat di akhir saja karena ia juga ingin mengganti gaun tadi yang tidak mungkin digunakan untuk sholat
Tok tok tok!
"Masuk saja" Ucap Fifin ketika pintu kamar nya di ketuk
"Apa perlu bantuan?" Tanya Abizar membuka pintu kamar istri nya
"Ti- tidak" Jawab Fifin gugup, ia baru saja ingin membuka hijab namun di urungkan karena ada yang mengetuk pintu nya
"Ya sudah, kalau gitu silakan ganti baju.. saya akan menghadap ke arah lain" Ucap Abizar duduk di tepi ranjang namun membelakangi Fifin yang sedang berdiri
"Saya ganti di kamar mandi saja" Ucap Fifin berjalan cepat ke dalam kamar mandi yang ada di kamar nya
Abizar yang sedari tadi tegang langsung menghela nafas lega, bukan hanya Fifin yang gugup tapi dia juga.. jantung nya sudah berdenyut sangat kencang tadi
5 menit kemudian, Abizar heran karena Fifin belum keluar dari kamar mandi.. mana musholla sudah qomat pula, mereka pasti akan terlambat nanti
Abi lantas memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar mandi
"Fin... ada apa? Sudah qomat, kita terlambat" Ucap Abizar sembari menempelkan telinga nya di pintu
"Em.. kamu berangkat saja, saya bisa sholat di rumah" Jawab Fifin dari dalam kamar mandi
"Kamu baik baik saja kan?" Tanya Abizar
"Iyaa, baik kok" Jawab Fifin yang Abizar sendiri tahu bahwa nada gadis itu agak panik
"Kalau butuh bantuan, bilang saja... saya tunggu sampai kamu selesai" Ucap Abizar
"Tidak... kamu ke musholla saja, saya tidak apa apa" Ucap Fifin menyangkal
"Jika kamu malu dengan saya, tenang... saya tidak akan menyentuh kamu"
Fifin yang berada di balik pintu kamar mandi terdiam
"Saya tidak akan berani bermacam macam sama kamu, sa-saya juga tidak berniat menyentuh kamu jika kita belum ada rasa cinta satu sama lain dan saya juga tidak akan memaksa kamu" Lanjut Abizar, sebenarnya agak malu tapi ia juga harus meyakinkan istri nya itu
Perlahan knop pintu berbunyi lalu terbuka, Abizar dapat melihat Fifin yang masih memakai gaun nya namun hijab itu sudah di lepas hingga terlihat lah rambut nya yang panjang se punggung
"Ma Syaa Allah, cantik nya istriku" Batin Abizar mengakui bahwa Fifin memang cantik
Saat tersadar dari rasa kagum nya, Abizar bertanya apa yang perlu dia bantu
Fifin menghadap tembok membelakangi Abizar, ternyata gaun dengan resleting di belakang itu susah terbuka karena tangan Fifin tidak bisa menggapai nya
"Kenapa tidak bilang saja dari tadi?" Tanya Abizar
"Malu" Jawab Fifin singkat
Perlahan tangan Abizar mengarah ke punggung itu, membuka dengan perlahan resleting yang panjang nya sampai pinggang
Wajah Fifin benar benar sudah merah padam karena laki laki yang membuka resleting nya, sehingga tampak lah punggung yang selama ini tidak pernah dilihat orang lain selain suami nya
Abizar yang melihat hal itu seketika mengalihkan pandangan nya ke samping, ia tidak mau jika sampai syahwat nya naik, karena prinsip nya adalah tidak akan menyentuh sang istri jika mereka belum saling mencintai, ia tidak mau memaksa Fifin agar memberikan hak nya, biarlah hal itu nanti berjalan secara perlahan asal Fifin sudah ikhlas dan mencintai nya juga
"Sudah saya buka, saya keluar dulu" Ucap Abizar segera keluar dari kamar mandi dengan dada naik turun, benar benar baru kali ini ia melihat punggung wanita tanpa sehelai kain pun
Sedangkan Fifin langsung mengganti pakaian nya dengan baju rumahan yang tertutup, lalu segera membuka pintu karena ia belum sholat maghrib
"Astaghfirullahaladzim" Reflek Fifin mengucap istighfar kala melihat Abizar hanya memakai sarung tanpa baju di badan nya
Bahu Abizar yang lebar, putih dan kokoh serta perut sixpack itu sungguh membuat Fifin terlonjak kaget
Abizar juga kaget, ia mempercepat dan segera memakai baju , niatnya tadi memang mengganti baju nya untuk sholat sembari menunggu Fifin tapi ternyata lebih cepat dari yang ia kira
"Maaf" Ucap Fifin, Abizar hanya mengangguk, tidak perlu minta maaf sih toh dia juga sudah menjadi milik Fifin
"Di musholla mungkin sholat nya sudah selesai, kita sholat disini saja" Ucap Abizar, daripada berjalan ke musholla eh ternyata hanya tinggal do'a saja kan ya malu
Fifin mengangguk, lalu mengambil peralatan sholat di dalam lemari
Disinilah mereka sekarang, pertama kali sholat berdua dengan status mereka yang sudah sah sebagai suami istri
Abizar sebagai imam juga sangat khusyu' , pertama kali nya menjadi imam untuk istri.. meski gugup namun tetap ia harus fokus dalam sholat nya
Begitu juga dengan Fifin, ia ikut terharu kala mendengar betapa merdu nya lantunan ayat suci Al Qur'an yang keluar dari mulut suami nya, Fifin saja ingin menangis haru.. tapi tetap ia harus menjaga ke khusyu' an sholat ini
"Assalamualaikum warahmatullah.." Ucap Abizar dua kali dengan menoleh kanan kiri, lalu Fifin pun begitu juga
Fifin juga mencium punggung tangan Abizar dengan bibir nya, suami nya itu juga tersenyum walau tipis, ya Abi senang saja karena Fifin sudah mengerti apa yang harus dilakukan
Fifin kira ia akan mendapat kecupan lagi di dahi, ternyata tidak karena suami nya itu langsung mengajak ia untuk melantunkan wirid dan do'a bersama
Selepas itu mereka kembali ke ruang keluarga dimana sudah ada semua orang yang baru kembali dari musholla
"Di cariin ternyata disini" Ucap Bima
"Iya, aku juga nyariin ternyata kamu sholat di rumah" Ucap Lia
Fifin hanya tersenyum saja sambil mengangguk, agak malu sebenarnya, nanti dikira mereka ngapa ngapain lagi... padahal mah ngapa ngapain juga gak papa karena mereka sudah halal
"Tadi kenapa nduk kok lama?" Tanya bu Risma
Fifin bingung harus menjawab apa, masa dia bilang kalau tidak bisa buka resleting gaun nya sendiri dan akhirnya jadi membuang waktu? Tidak mungkin kan?
"Tadi saya mandi sebentar buk karena agak gerah" Ucap Abizar tahu jika Fifin sedang bingung, maka dari itu ia berbohong
"Oh.. gitu" Ucap bu Risma percaya sama ucapan menantu nya, sedangkan Fifin menatap suami nya yang juga sedang melihat nya
"Fifin, gimana sama kuliah kamu nak?" Tanya umi Rida
"Alhamdulillah.. lancar umi, minta do'a nya semoga pengajuan judul skripsi nanti mendapat persetujuan" Ucap Fifin
"Iya, umi akan do'akan"
"Abah juga akan selalu mendo'akan agar urusan nak Fifin selalu di lancarkan" Ucap abah
"Aamiin"
"Berarti kerja di rumah sakit belum S1 ya Fin?" Tanya Aina
"Belum ning, kalau D3 kebidanan memang sudah boleh bekerja di rumah sakit.. hanya saja saya yang ingin melanjutkan S1" Jawab Fifin
"Oh...gitu ya, gak papa nanti aku bisa dapat edukasi soal bayi dari kamu" Ucap Aina tersenyum sambil mengelus perut nya
"Alhamdulillah kalau bisa membantu ning Aina juga" Ucap Fifin ikut senang saja, kandungan yang beberapa kali ia periksa ternyata akan menjadi keponakan nya
"Jangan panggil ning dong.. panggil mbak aja" Ucap Aina yang tidak nyaman jika Fifin memanggilnya seperti itu
"Ohh.. iya mbak" Ucap Fifin mengangguk
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
finza ridho diamonds
suka suka seru thor
2023-09-22
0