Selepas mengobrol, sahabat mereka yakni Bima dan Lia pamit terlebih dahulu karena tidak enak hati saja apabila berlama lama
"Aku pulang duluan ya bro!" Ucap Bima bersalaman pada Abizar
"Aku juga pulang Fin, nanti dicariin sama mama" Ucap Lia, tapi "Eh jangan lupa yang tadi" Lanjut Lia soal permintaan tolong nya pada Fifin
Yang dimintai tolong pun hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala, memang sih Lia ini kalau lihat yang bening bening pasti wajah nya langsung mupeng
Ya para orang tua kembali berbincang, sesekali mereka juga menggoda Abi dan Fifin yang diam dan saling canggung satu sama lain
Saat waktu isya' datang mereka semua sholat di musholla termasuk Fifin dan Abizar yang mana tidak ada halangan seperti tadi untuk ke musholla
"Oh iya Fifin sudah mengemasi pakaian?" Tanya umi karena mereka akan membawa Fifin ke rumah malam ini juga, sudah banyak anak santri yang menunggu disana
"Sudah umi" Jawab Fifin mengangguk
Fifin yang melangkah ke kamar untuk mengambil koper nya yang mana Abizar juga mengikuti nya dari belakang
"Saya bisa sendiri" Ucap Fifin kala koper itu beralih ke tangan suami nya
"Tugas saya adalah membantu" Ucap Abizar yang membawa koper itu ke depan
Ya... Fifin sedang menahan tangis karena akan dibawa pergi suaminya, meskipun tidak jauh dan masih bisa berkunjung tapi tetap saja rasanya berbeda
Fifin yang sudah biasa sehari hari tinggal bersama orang tua kini harus membiasakan diri untuk hidup bersama suami dam mertua nya, koper juga sudah di masukan ke dalam bagasi mobil Abizar
"Bahagia ya anak ibuk... ikhlas, jangan lupa bersyukur juga" Ucap bu Risma memeluk lalu mengelus punggung putri nya
Fifin menganggukkan kepala nya berkali kali, jika ia berbicara maka sudah pasti akan tumpah air matanya
Disusul pak Yahya yang juga tersenyum sambil memberi wejangan pada Fifin berkali kali, Abizar yang berdiri di belakang Fifin hanya bisa melihat kerukunan keluarga itu.. dimana pak Yahya, bu Risma dan Zaki memeluk Fifin bersama sama
Pak Yahya yang melihat Abizar terdiam lalu mengulurkan tangan nya, berniat memberi pelukan juga padanya
Abi paham dan mendekat lalu ikut memeluk mereka bertiga, jadi lah sekarang pelukan nya berempat.. walau Abizar canggung tapi ia berusaha untuk mendekatkan diri pada keluarga istri nya dan menghargai pak Yahya juga
Abah dan umi tersenyum senang melihat itu, memang sih mereka juga paham bagaimana saat melepas Aina dulu untuk ikut suami nya, walau tidak jauh tapi rasa sedih tetap ada
Setelah itu Fifin mulai merenggangkan pelukan saat Abizar mengajak nya untuk masuk ke dalam mobil
Ya... Fifin satu mobil dengan Abizar dengan suaminya yang menyetir sendiri, sedangkan umi dan abah ada di mobil satunya bersama Silvi
Aina juga sudah duduk di mobil suami nya bersama mas Wawan, Eko dan Abdul yang duduk di kursi belakang
"Assalamualaikum..." Ucap semua keluarga Abizar saat mobil mereka akan keluar dari halaman rumah Fifin
"Waalaikumsalam" Jawab keluarga Fifin yang hanya bisa tersenyum sambil nyesek kala melihat mobil mereka sudah menjauh
"Insya Allah Fifin akan baik baik saja pak, buk..." Ucap Zaki yang berada di tengah tengah sambil merangkul merangkul pundak pundak kedua orang tuanya
Pak Yahya dan bu Risma mengangguk, mereka selalu berdo'a agar Fifin bisa menjalani kehidupan rumah tangga nya dengan baik, begitu pun semoga menantu mereka bisa sabar dalam membimbing Fifin
Mereka kembali masuk ke dalam rumah.
Sedangkan saat di perjalanan Fifin hanya bisa menatap luar jendela, sangat canggung karena ia hanya berdua dengan Abizar yang fokus menyetir
"Apa kamu tidak malu dan tidak keberatan mempunyai istri yang fakir ilmu seperti saya?" Celetuk Fifin tiba tiba, entah kenapa pertanyaan itu tiba tiba muncul dan mulut nya berani mengungkap
"Kalau memang istri saya fakir ilmu, maka sudah menjadi tugas saya untuk membimbingnya" Ucap Abizar tanpa mengalihkan pandangan nya pada kemudi
Fifin yang mendengar jawaban itu tiba tiba muncul perasaan aneh, udara juga seakan tercekat, ia yakin setelah ini Abizar akan mengajari nya banyak hal soal agama, membayangkannya saja membuat kepala nya seperti ingin meledak
Tapi kalau ini sudah jadi takdirnya maka apa boleh buat? Hanya menerima dengan ikhlas lah yang bisa Fifin lakukan
Beberapa menit 3 mobil itu mulai mendekati kawasan pondok, dimana di jalan sudah ada anak santri yang berdiri rapi di pinggir kanan kiri, mereka menunduk saat mobil itu lewat
Menunduk dengan perasaan senang tentu nya, jalan sepanjang 50 meter sebelum memasuki gerbang pondok itu penuh dengan anak santri yang sengaja menyambut kedatangan mereka
"Apa memang seperti ini?" Tanya Fifin, hati nya makin dag dig dug saat melihat ratusan santri
"Mereka memang antusias dalam menyambut kamu" Jawab Abizar dimana pengurus sudah meminta izin padanya soal sambutan anak anak
3 mobil itu masuk ke dalam gerbang, Fifin bisa melihat bahwa di halaman sudah banyak sekali santri yang menunggu mereka
Abizar menghentikan mobil nya di halaman, begitupun dengan mobil lain di belakang nya
"Kamu jangan keluar dulu" Ucap Abizar yang di angguki saja oleh Fifin
Cetek! Abizar membuka pintu mobil dan keluar terlebih dahulu lalu baru memutari mobil dan membuka pintu untuk Fifin
Abizar mengulurkan tangan nya, Fifin hanya menurut saja dan menerima uluran itu dan ikut keluar dari mobil, lalu seketika
"Ya Allah.. akhirnya yang di tunggu tunggu"
"Hua... gus Abi sama ning Fifin"
"Samawa gus!"
"Semoga jadi keluarga bahagia"
"Ma Syaa Allah, serasi nya gus abi sama ning Fifin"
Memang sih Abizar yang tampan dan di sandingkan dengan Fifin yang cantik, siapa yang tidak mengakui kalau mereka serasi? Pasti tidak ada
Dan masih banyak lagi kehebohan anak anak kala melihat Abizar yang membukakan pintu mobil dan menggandeng tangan Fifin
Fifin yang jantung nya sudah kayak roaller coaster pun refleks semakin mendekat pada suami nya dengan memegang lengan Abizar, ia benar benar sangat canggung ketika ratusan santri mengelilingi mereka
"Tidak apa apa" Ucap Abizar berusaha memberi ketenangan pada Fifin
Abah, Umi, Aina dan suami nya juga turun dan mendekat pada pasangan suami istri ini.. sedangkan para pengurus yang di ajak tadi sudah ikut bergabung di kerubunan anak anak santri
Mas Abdul kemudian memberikan mic pada abah dan memberi gestur agar semua santri diam sebentar, namun abah justru menolak dan memberikan mic itu pada Abizar.. biarlah Abizar saja yang berbicara
"Assalamualaikum wa rahmatullahi wabarakatuh" Ucap Abizar memegang mic dengan tangan kanan, dimana lengan atas nya itu sedang dipegang erat oleh Fifin
"Waalaikumsalam wa rahmatullahi wabarakatuh gus Abi" Jawab para santri kompak
"Sebelumya saya mengucap terimakasih ya anak anak untuk kejutan nya, terimakasih juga karena sudah melaksanakan pengajian tadi pagi" Ucap Abizar
"Njih gus.. sama sama" Ucap seluruh santri
"Em... ya seperti yang sudah saya bilang dari kemarin kemarin, saya memang sudah bertemu dengan wanita yang akan mendampingi saya, dan saya... bersyukur bisa bertemu dengan wanita itu" Ucap Abizar menatap Fifin yang masih memeluk lengan nya
Fifin yang mendengar ucapan suami nya lantas ikut menatap balik, bersyukur? Apa benar Abizar bersyukur karena sudah bertemu dirinya yang tidak ada apa apanya ini?
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Fhatiimah
gak cantik thor fifin nya..
2023-11-26
0
yani suko
Fifin jangan bilang KAMU ke suaminya
gak sopan
2023-09-20
0