"Maaf Abah.. tapi Izar tau keseharian Fifin yang bekerja selalu memakai celana, dan Izar tidak menginginkan hal seperti itu" Ucap Abizar karena ia tidak suka melihat perempuan memakai celana
Dia juga ingat bagaimana penampilan Fifin saat bekerja namun ia tidak tahu bagaimana wajah Fifin karena tidak berani menatap wanita yang bukan mahrom nya
"Abizar! Pikirkan dengan baik.. Fifin bekerja dirumah sakit berarti juga ada ketentuan seragam dari rumah sakit, bukan berarti dia memang senang berpenampilan seperti itu" Ucap Abah mencoba menjelaskan
"Abah kan tau kalau Izar mau punya istri yang sholeha sebagai madrasah utama untuk putra putri Izar nanti" Ucap Abi
"Abah tau.. tapi apa kamu akan rela menikah dengan Fifin jika dia berpenampilan seperti yang kamu mau?" Tanya Abah. Seketika Abizar terdiam karena meski Fifin berpenampilan tertutup juga belum tentu dia menyukai akhlak Fifin
"Abizar!.. kamu jangan menilai semuanya dari penampilan nak"
"Tapi bah.. pekerjaan Fifin yang membuatnya memakai baju seperti itu membuat Izar tidak suka" Ucap Abizar jujur
"Abah sudah tidak kuat bicara sama kamu Zar, kamu pikir profesi bidan itu tidak penting? Iya? Tidak diperlukan dan percuma? Kamu lihat semua perempuan bisa melahirkan dengan bantuan siapa? Umi kamu dulu melahirkan juga membutuhkan bidan. Bidan yang kesana kemari untuk mengambil peralatan ibu kamu selama melahirkan.. maka dari itu pakaian mereka juga penting untuk memudahkan langkah kaki nya, jangan pernah kamu menilai seseorang dari penampilan, apalagi Fifin yang berjasa bagi ibu ibu yang melahirkan anaknya"
"Abah tidak habis pikir sama kamu yang ingin mencari manusia sempurna, bagi abah Fifin adalah anak yang baik... abah justru bangga sama Fifin karena profesi nya penting untuk semua orang"
Abizar yang mendengar penuturan abahnya pun terdiam, dia tidak tahu bagaimana cara menolak perjodohan dengan wanita yang bukan tipe nya sama sekali
"Maaf abah" Ucap Abizar, hanya itu yang bisa keluar dari mulut nya
"Abah gak akan memaksa kamu kalau hasil istikharah abah bukan dia, dan sejak kapan kamu meragukan abah?"
"Abah juga kecewa sama kamu yang sudah meremehkan pekerjaan orang lain dan merasa kamu lebih baik dari dia, ingat Abizar.. kamu juga manusia yang masih banyak kurangnya" Ucap Abah Anwar lalu berjalan begitu saja meninggalkan putra nya
Umi Rida yang menyimak percakapan mereka berdua hanya bisa menghela nafas, ia tahu Abi sangat selektif dalam memilih pasangan, tapi untuk sekarang hal itu sudah melampaui batas wajar nya
"Abi.. jika memang kamu tidak setuju maka sampaikan dengan nada yang baik, umi tau nak kamu ingin mencari istri yang baik, tapi kamu juga tidak boleh memandang dari segi penampilan profesi nya saja dan menjadikan nya alasan untuk menolak, itu tidak baik"
"Baik umi" hanya itu saja yang keluar dari mulut Abi jika sang ibu mulai menuturi nya
Umi Rida menyentuh bahu putranya, menatap wajah itu dengan penuh kasih sayang
"Abizar, adakah wanita yang sedang kamu cintai nak? Kalau ada bilang sama umi, biar umi sama abah yang cari solusi nya nanti" Ucapnya lembut
"Abi tidak sedang mencintai siapapun Umi" Jawab Abizar menggelengkan kepala
"Abi.. Umi sudah pernah bertemu dengan Fifin, anaknya baik.. cantik, tutur katanya juga lembut" Ucap umi Rida jujur bahwa ia sudah pernah bertemu Fifin diluar jam rumah sakit
"Kamu akan bersyukur setelah menikah dengan Fifin dan tahu semua tentangnya, dia tidak seperti yang kamu kira nak... diluar jam bekerja dia juga manis kok, pakaiannya sopan" Lanjut umi
"Tapi kalau Abi menikah dengan Fifin, apa jadinya pandangan orang orang umi? Abi menikah dengan wanita yang setiap hari berangkat kerja memakai celana" Ucap Abizar
"Abi... umi sudah beritahu sebelum nya kalau soal itu hanya perlu sedikit bimbingan saja, pasti ada solusinya dan kamu juga tidak perlu memikirkan pendapat orang lain"
"Akan Abi pikirkan umi" Ucap Abizar
Dulu ia hanya ingin menikah dengan wanita sholeha.. berpakaian sopan dan tertutup, tidak menampakkan bentuk tubuh nya, serta sifat nya juga yang paling penting.. dia tidak menyangka bahwa Abah justru mendapat Fifin sebagai jawaban istkharah nya, dan bagi Abizar Fifin itu sangat berbanding balik dengan keinginan nya
Umi Rida tersenyum tipis seraya menggelengkan kepala, Abizar memang tipe orang yang sangat keras kepala, apalagi jika hal itu tidak sesuai kenginan nya
"Abi... tugas suami juga melengkapi kekurangan istri saat mereka sudah menikah, jangan lupakan itu. Sekarang anak umi istirahat dulu aja di kamar, hari ini biar mas Wan yang mengajar anak anak"
"Baik umi" Ucap Abi mengangguk dan pergi ke kamar nya di lantai atas
Disana ia merenungi semua ucapan abah serta umi, memang tidak ada yang salah sih dengan pekerjaan Fifin, hanya otak Abizar saja yang perlu di putar sedikit agar bisa berpikir jernih
Tapi jika ia memang berjodoh dengan Fifin, bagaimana caranya agar Abi bisa terbiasa dengan kehadiran Fifin di sampingnya? Arghh
Pusing memikirkan soal Fifin ( padahal mah Fifin juga belum tentu menerima Abizar kalau di khitbah nanti )
Abizar akhirnya tertidur pulas sampai waktu menjelang sholat ashar, hari ini ia benar benar mengurung diri untuk memikirkan semuanya.. abah dan umi juga membiarkan dan tidak menyuruhnya keluar sama sekali, makan pun juga bulek yang mengantar ke kamar Abizar
Selepas sholat, ia membuka ponsel karena ada pesan yang masuk
Umi♥️
📩 : Abi... kalau pikiran kamu sudah fresh dan tenang, nanti malam di ajak Abah untuk bertamu ke rumah Fifin. Jangan berpikiran yang buruk ya nak
📩 : "Baik umi" balas Abi yang tidak mampu dan tidak berani membantah umi Rida
Malam pun telat tiba, setelah sholat isya' semua santri kembali memulai kelas ngaji kitab yang di ajarkan oleh guru sesuai tingkatan kelas masing masing
"Abah sama gus Abi mau kemana?" Tanya mas Abdul saat melihat abah dan Abi keluar dari rumah menuju garasi, siapa tahu mereka membutuhkan bantuan Abdul untuk mengeluarkan kendaraan
Abizar sudah rapi dengan baju kokoh, sarung juga peci di kepala, abah pun juga memakai style yang sama dengan Abizar
"Mau bertamu ke rumah teman abah Dul" Jawab Abah tersenyum, ia selalu ramah pada semua anak santri disini
"Mas Wan lagi gantiin saya ya?" Tanya Abizar kala tidak melihat mas Wawan
"Iya gus, lagi gantiin ngajar anak anak" Jawab Abdul membenarkan dan Abizar pun mengangguk paham, ia lalu mengeluarkan moge milik nya karena seru saja jika naik motor berdua dengan abah
"Yaudah saya berangkat dulu ya" Ucap Abah yang sudah duduk manis di belakang Abi, gerbang terbuka lalu Abizar pun melajukan motornya secara perlahan, mengingat ia sedang membawa orang tua
"Abah... Abizar tidak tahu alamat rumahnya Fifin" Ucap Abizar sambil fokus ke jalan raya
"Jalanin aja, Abah yang arahin" Ucap Abah, rumah Fifin memang satu kota tapi beda kampung dengan mereka, itu pun lumayan sih sekitar 15 KM dari rumah Abah
Beberapa menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di depan rumah 1 atap minimalis rapi dan bersandingan dengan musholla
"Assalamualaikum..." Ucap Abah dan Abizar di depan rumah itu
"Waalaikumsalam..." Sahut orang dari dalam yang tak lain dan tak bukan adalah pak Yahya dan bu Risma, selaku kedua orang tua Fifin
Pintu dibuka dan.. tampaklah tamu yang sudah ditunggu tunggu oleh pak Yahya yang memang mendapat kabar dari abah Anwar sebelum berkunjung disini
"Gimana kabarnya War?" Tanya pak Yahya sambil memeluk teman lama nya itu
"Alhamdulillah.. sehat wal afiat kok ya" Jawab Abah anwar tersenyum
"Eh ayo silakan masuk dulu" Ucap bu Risma mempersilahkan untuk masuk ke ruang tamu mereka, sudah ada minuman beberapa makanan yang disiapkan bu Risma sendiri
"Loh ini mbak Rida kok tidak ikut?" Tanya bu Risma saat mereka semua sudah duduk
"Istri saya ke rumah Aina, katanya mau menjenguk Aina sama calon cucu nya, tapi tadi nitip salam juga untuk bu Risma dari istri saya" Jawab abah Anwar
"Oh.. iya waalaikumsalam" Ucap bu Risma yang memang ramah juga orang nya
"Eh War.. ini putra mu kan?" Tanya pak Yahya kala melihat Abizar
"Iya, ini Abizar yang nomer dua" Ucap abah Anwar mengenalkan dan orang tua Fifin pun menganggukkan kepala sebagai tanda paham
Hening sesaat, sampai...
"Oh iya Ya, selain bersilaturahmi.. tujuan ku kesini juga ingin meminta izin untuk mengkhitbah Fifin, putri kamu sebagai pendamping seumur hidup nya Abizar"
"Apa?" Bu Risma terkejut bukan main sedangkan Pak Yahya yang mendengar hal itu justru linglung sesaat, masa iya Kyai Anwar yang memiliki pondok pesantren cukup besar itu mau memiliki menantu seperti Fifin, begitupun bu Risma yang berpikir sama dengan suami nya
"Ah Anwar ini dari dulu kalau becanda memang bisa aja haha" Ucap pak Yahya berpikir bahwa abah sedang bercanda
"Yahya, aku serius... tujuanku kesini memang ingin bersilaturahmi sekaligus mengenalkan Abizar pada Fifin"
Pak Yahya dan bu Risma kembali terdiam, masih tidak percaya jika abah Anwar mau melamar Fifin untuk putra nya
Sedangkan selaku putra alias Abizar hanya diam sambil menyimak, untuk sekarang dia akan mencoba menurut pada abah Anwar
"Assalamualaikum... " Tiba tiba saja terdengar suara perempuan beserta mobil yang baru berhenti di depan rumah
"Waalaikumsalam.." Jawab semuanya serentak
Yap, semua pandangan melihat ke arah pintu yang terbuka dimana sudah ada Fifin disana.. kecuali Abizar yang hanya menatap ke bawah tanpa berani melihat wajah Fifin
"Fifin... sudah pulang nak?" Tanya bu Risma menghampiri anak nya
"Sudah buk, alhamdulillah ujiannya tadi juga lancar.. makanya Fifin langsung pulang" Ucap Fifin setelah mencium tangan sang ibu
"Loh ada tamu buk?" Tanya Fifin yang baru menyadari dan bu Risma pun mengangguk membenarkan
"Abizar.. itu yang namanya Fifin, kamu bisa melihatnya sekarang, ada kami disini" Ucap Abah mengode agar Abizar melihat bagaimana wajah Fifin sebelum ia mengkhitbah nya nanti
"Masya Allah" dalam hati Abizar berkata demikian karena baru pertama kali melihat wajah Fifin walau hanya sebentar lalu mengalihkan pandangan nya lagi. Penampilan Fifin pun sangat berbeda ketika ia sedang bekerja dan tidak
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Maurid Tambunan
jgn remehkan profesi seseorang abizar
2024-04-05
0
Elizabeth Zulfa
ketimbang urusan celana doang aja diributin .. hadeeeeercchh...
2023-03-07
2
Ning Mar
ribut kok masalah celana toh...he he he...
2023-02-06
1