Abizar masih mencoba meneliti nama yang barusan ia lihat agar tidak salah, benar kan itu nama yang disebut abah kemarin?
"Eh dok" Ucap Abi aaat melihat dokter spesialis kandungan tadi keluar dari ruangan nya
"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya dokter tersebut
"Maaf mau nanya, Fifin Zayna ini siapa ya dok?" Tanya Abizar sambil menunjuk papan yang berisi daftar nama pegawai di poli ibu hamil tersebut
"Fifin? Ah itu asisten saya" Jawab dokter tersebut sambil tersenyum ramah
"Asisten dokter yang ada di dalam tadi?" Tanya Abizar mengingat tadi dokter dibantu asisten saat memeriksa tadi
"Bukan, itu tadi asisten yang lain karena Fifin nya sedang cuti" Jawab dokter
"Cuti kenapa ya dok?" Tanya Abizar semakin penasaran, dokter terdiam karena seperti enggan menjawab jika itu membocorkan soal pegawai rumah sakit mereka
Abizar paham dengan tatapan dokter itu, lalu dengan ragu ia mengucap "Sa- saya calon suami nya, jadi saya ingin tahu saja" sambil senyum canggung
Sedangkan Aina yang mendengar hal itu sampai melebarkan matanya karena terkejut dengan ucapan adiknya barusan
"Oh... bapak sebagai calon suaminya harusnya tahu dong kalau bu Fifin sedang mengambil cuti karena ujian S1 kebidanan nya di luar kota" Jawab dokter itu menjelaskan meski cukup kaget, ternyata Fifin sudah punya calon suami
"Aaa iya, terimakasih dok.. kalau begitu kami permisi dulu" Ucap Abizar menganggukkan kepala sambil menggandeng lengan kakak nya agar mereka segera menjauh menuju parkiran
"Kamu udah punya calon istri?" Tanya Aina saat mereka sudah duduk manis di dalam mobil, jantung nya kaget bukan main karena adik nya tadi
"Belum kak, kan aku udah bilang tadi" Jawab Abi
"Lah tadi Fifin Fifin tuh siapa? Fifin yang dibilang abah kemarin?" Tanya Aina
"Iya kak, namanya sama persis" Jawab Abi membenarkan
"Berarti abah mau jodohin kamu sama bidan yang biasanya ngecek aku itu?" Tanya Aina
"Ya aku gak tau sih kak itu Fifin yang dimaksud abah atau bukan, cuman kalau dari namanya sih sama" Jawab Abizar sambil memutar mobilnya keluar dari parkiran rumah sakit
"Emang bulan kemarin yang ngecek kandungan kakak itu Fifin?" Tanya Abi
"Iya.. dia kan emang asisten nya dokter kandungan tadi" Jawab Aina membenarkan
"Tau gitu mah dari kemarin aku minta bantuan sama kakak, biar rasa penasaran gak dibawa sampai tidur" Ucap Abi
"Kan belum tentu juga Fifin yang dimaksud abah kemarin bidan itu" Ucap Aina yang ada benarnya juga sih
"Nanti aku tanya sama Abah"
Setelah mengantar Aina pulang, Abi langsung pulang ke rumah, ia masih penasaran dengan yang namanya Fifin tadi, mana Bima belum ada kabar apa apa lagi
"Sudah pulang gus?" Tanya mas mas bagian keamanan yang membuka gerbang
"Iya mas, terimakasih ya" Ucap Abizar lekas memarkirkan mobil nya di halaman rumah dan masuk ke dalam
"Assalamualaikum umi" Ucap Abi ketika membuka pintu dan melihat umi sedang berada di ruang tamu
"Waalaikumsalam, gimana keadaan nya Aina?" Tanya Umi
"Alhamdulillah... Aina sama calon cucu umi sehat" Jawab Abi tersenyum lalu duduk di sebelah umi Rida
"Alhamdulillah. Trus kamu gimana soal waktu yang abah kasih?" Tanya Umi
"Emm.. ini kebetulan Abi juga mau bicara sama abah soal itu, abah dimana ya umi?"
"Abah masih di belakang sama anak anak" Jawab umi
"Yaudah kalau gitu nanti aja nunggu abah selesai" Ucap Abi, ia berpamitan untuk ke atas menuju kamar karena waktu juga sebentar lagi sudah dzuhur dan ia perlu mengganti pakaian
Allahu akbar
Allahu akbar...
Akhirnya adzan di musholla pondok berkumandang, Abi juga jelas bergegas untuk turun dan sholat berjama'ah bersama para santri
"Eh gus.. jadi imam kita mulu, ngimamin satu makmum kapan nih?" Canda mas Wan yang sudah seperti saudara bagi Abi
"Ah mas Wan ini bisa aja, belum waktunya mas.. nanti ada sendiri"
Qomat pun terdengar dan Abi menjadi iman untuk semua santri santri nya saat ini, seperti biasa bahwa semua sudah hafal dengan suara Abizar yang sangat merdu saat melantunkan ayat suci al qur'an
Selepas sholat dan berdo'a, semua santri berebut untuk bersalaman dengan Abi dan kembali ke kegiatan mereka masing masing
"Anak anak kok tumben sudah pulang dari sekolah?" Tanya Abi pada mas mas pengurus pondok
"Itu gus tadi ada rapat di sekolah mereka jadi pulang lebih awal" Jelas nya dan Abi pun mengangguk paham
"Gus... ada mas Bima di depan katanya nyariin" Ucap Mas keamanan
"Oh.. iya mas, biar saya yang ke depan" Ucap Abi, mungkin karena ponsel nya yang ada di dalam kamar jadi tidak tahu juga ada panggilan dari Bima, maka dari itu Bima langsung kesini
"Assalamualaikum.."
'Waalaikumsalam, tumben Bim.. masuk aja" Ucap Abi saat sudah bertemu Bima di depan gerbang
"Ah enggak deh cuman sebentar, kita ke warung depan aja.. bahas yang tadi" Ucap Bima memberi kode dengan mengedipkan mata nya dan Abizar pun paham dengan kode tersebut
"Oke, mas kalau umi atau abah nyariin saya.. bilang aja saya lagi di warung depan sama Bima" Ucap Abizar pada mas keamanan
"Siap gus"
Abizar dan Bima pun berjalan kaki menuju warung dekat rumah yang dimaksud, ya hanya membicarakan soal Fifin sih
"Ada info apa Bim?' Tanya Abi
"Soal Fifin yang kamu cari itu, pekerjaan nya bidan.. pas udah dapet gelar D3 dia ngelamar kerja di rumah sakit, tapi kayaknya sih dia sekarang ngelanjutin S1 nya juga diluar kota"
"Berarti benar dong nama yang aku lihat di rumah sakit tadi" Ucap Abi dan dijawab anggukan kepala oleh Bima
"Tapi darimana kamu tau Bim?"
"Dari adikku, dia kan juga kuliah di tempat nya Fifin.. cuman beda jurusan aja"
"Ohh" Ucap Abi ber'oh'ria sambil menghela nafas panjang
"Kenapa dah?" Tanya Bima, Abizar menggelengkan kepala.. masa iya dia menjawab bahwa Fifin itu bukan tipe nya sama sekali? gak mungkin kan?
Selepas mengobrol sebentar, Bima menyempatkan untuk menyapa abah dan umi seraya mengambil mobil nya di depan gerbang tadi
"Abah.. abah punya waktu sebentar?" Tanya Abi kala Bima sudah pulang
"Ya, langsung ke ruangan abah aja.. kalau mau boleh ajak umi juga" Ucap abah dan lekas masuk ke ruangan kerja nya
"Kamu mau bicara apa nak sama abah?" Tanya Umi
"Soal Fifin umi" Jawab abi
Yapp, Abizar kembali masuk ke ruang kerja abah Anwar untuk menanyakan perihal Fifin, itu benar Fifin bidan yang dimaksud atau bukan
"Abah... Fifin Zayna, orang yang mau abah jodohkan sama Izar. Apa benar dia bidan yang memeriksa kakak bulan kemarin?" Tanya Abizar, dia teringat ucapan Umi yang bilang bahwa ia sudah pernah bertemu Fifin ketika mengantar Aina cek kandungan
"Iya, dia memang Fifin yang abah maksud" Ucap abah Anwar membenarkan
Untuk sementara umi hanya menyimak karena ingin memberikan ruang untuk mereka berbicara
"Tapi abah, Fifin bukan tipe Izar sama sekali.. bahkan sepertinya jauh dari yang Izar inginkan" Ungkap Abi yang mengungkapkan kejujuran nya soal Fifin
"Kenapa Izar? Apa alasanya? Dan kamu cari istri yang seperti apa? Abah sudah bosan dengan alasan kamu selama ini" Tanya abah beruntun dan sedikit emosi karena heran dengan putra nya yang ingin sekali mencari manusia sempurna, sudah tahu bahwa di muka bumi ini sekalipun tidak ada yang sempurna masih saja melunjak
"Abah.." Tegur umi pelan karena tidak mau jika sampai ada pertengkaran disini
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rahma Inayah
jd mau mu wanita yg spt apa abi ..bidan jg pekerjaan mulia .
2024-04-19
2