Selama tiga hari sebelum ijab, Abizar masih menyibukkan diri dengan mengajar di madrasah aliyah juga mengajar kitab untuk anak anak santri
Memang sih Abizar juga cukup gugup ketika sebentar lagi ia akan melepas masa lajangnya, tapi hal itu pun bisa i tutupi dengan baik
"Abizar... sebentar lagi ada hari penting, kalau bisa lebih baik kamu istirahat saja sambil mempersiapkan diri" Ucap umi kala melihat putra nya selonjoran di ruang keluarga
"Tidak apa apa umi... Abi tidak lelah kok" Ucap Abizar tersenyum
Umi Rida menggelengkan kepala, heran dengan sifat keras kepala putra nya yang tidak pernah bisa hilang
"Kamu sudah bertukar nomor sama Fifin? Takut nya dia butuh apa apa atau ingin bicara sesuatu sama kamu" Ucap umi Rida
Abizar menggelengkan kepala "Belum umi, sebelum halal kami memang sepakat untuk tidak berkomunikasi secara pribadi kecuali ada hal penting dan itu pun lewat surat seperti kemarin"
"Lau kalau ada hal penting, siapa yang mengantar surat nya?" Tanya umi
"Kakak nya Fifin umi.. beliau sayang sekali sama Fifin sampai ikut setuju kalau kami tidak boleh berkomunikasi dulu" Jawab Abizar
"Bagus dong" Abah yang baru saja kembali dari halaman depan langsung menyahuti ucapan Abi
"Alhamdulillah bah" Ucap Abizar
"Nanti malam abah mau kamu memberi tahu semua santri soal pernikahan kamu, karena besok abah ingin ada acara khataman al qur'an disini sama anak anak sebelum ijab kamu dilaksanakan" Ucap Abah
"Baik bah, Insya Allah setelah sholat isya' dan sebelum anak anak ngaji kitab...kita berkumpul di aula utama sebentar, atau di musholla juga boleh" Ucap Abizar yang disetujui abah juga umi
Sesuai kesepakatan, selepas sholat isya' dan berdo'a, abah Anwar menahan semua santri baik perempuan atau laki laki agar tidak meninggalkan posisi nya terlebih dahulu
Abah lalu memberi gestur pada Abizar agar segera memegang mic dan memberi tahu anak anak
"Assalamualaikum wa rahmatullahi wabarokatuh" Ucap Abizar
"Waalaikumsalam wa rahmatullahi wabarokatuh" Jawab semua santri serentak dan suara mereka menggema di musholla
"Ya... anak anakku semuanya yang saya banggakan, belakangan ini ada berita tentang saya ya yang beredar?" Tanya Abizar ingin bercanda sebentar
"Inggih gus" Jawab mereka serentak, Abizar tersenyum
"Siapa yang jadi pelopor berita itu?" Tanya Abizar
"Mbak Silvi sama kang Wawan" Jawab semuanya lagi dengan serentak, Abizar saja ingin tertawa rasanya
Sedangkan mas Wawan nampak kikuk, anak anak santri ini jujur sekali kalau ditanya sama gus Abi, gak bisa jaga rahasia ah, begitu juga dengan Silvi yang cemberut kala anak anak menyebut nama nya
"Hmm.. ada ada saja ya" Abizar menggelengkan kepala
"Baik anak anak.. soal berita yang tersebar itu memang benar, alhamdulillah Allah sudah mempertemukan saya dengan orang yang akan menjadi pendamping saya" Ucap Abizar mengonfirmasi bahwa berita itu memang benar adanya
"Alhamdulillah..."
Seluruh santri seketika heboh dan bersorak ria karena gus mereka kini telah bertemu degan jodoh nya, namun ada juga yang mellow patah hati karena gus tampan itu akan segera menikah
Abizar memberi gestur agar anak anak kembali diam, karena ia belum selesai berbicara
"Maka dari itu besok kita akan mengadakan pengajian khataman qur'an sebelum saya mengucap ijab, mohon bantuan nya ya anak anak semua" Ucap Abizar berharap mereka bisa di ajak kerja sama
"Siap guss" Jawab mereka serentak lagi, Abizar tersenyum karena bangga dengan seluruh santri yang ikut bahagia juga karena kabar dari nya
"Dan saya juga minta do'a dari kalian semua agar nanti semua acara di sana berjalan dengan lancar"
"Aamiin gus" Jawab seluruh santri kompak
"Kapan kami bisa bertemu sama calon nya gus?" Tiba tiba saja Wawan bertanya dengan nada cukup keras
"Mas Wawan ini... Insya Allah setelah sah akan saya bawa kesini untuk menemui kalian semua" Jawab Abizar tersenyum
Anak anak juga sangat antusias dan sangat ingin bertemu dengan yang namanya Fifin itu
"Mas Abdul pernah bilang katanya mau menyusul setelah saya menikah, do'a kan kang Abdul kalian ini segera bertemu jodohnya ya anak anak" Ucap Abizar sengaja menggoda Abdul
"Aamiin" Abdul malu dan menggaruk telinga nya yang tidak gatal, emang mulut nya sendiri kalau ngomong gak di rem dulu deh heran
"Ya sudah, hanya ini yang bisa saya sampaikan.. silakan kalian semua bubar lalu mengaji kitab sesuai jadwal dan kelas masing masing" Ucap Abizar yang dimana anak anak santri langsung berdiri untuk berebut salam dengan abah juga dan menuju kelas mereka
Setelah itu Abizar dan abah juga umi kembali ke dalam rumah, tapi...
"Mas Eko, tolong panggilkan mas Wawan sama Silvi ya.. langsung suruh masuk ke dalam saja" Ucap Abizar pada Eko yang langsung melaksanakan perintah itu
"Njih gus"
"Abizar.. sudah hafal sama kalimat ijab qobul nya?" Tanya Abah kala mereka sudah duduk di ruang keluarga
"Alhamdulillah.. sudah bah" Jawab Abizar mengangguk
"Jangan salah atau lupa ya" Ucap umi mengingatkan putra nya
"Insya Allah tidak umi" Jawab Abizar yakin
Tidak lama kemudian datanglah Silvi dan mas Wawan yang masuk dalam keadaan tertunduk, takut akan kena marah oleh Abi atau abah
"Kalian ini..." Ucap abah yang belum belum sudah menggelengkan kepala
"Ngapunten bah, gus" Ucap Wawan dan Silvi kompak, memang gara gara anak anak sih tidak bisa di ajak kompromi
"Mas... sama Silvi, saya diam bukan berarti saya tidak marah ya.. tapi lain kali kalau mau menyebarkan sesuatu pikirkan dulu konsekuensi nya, Alhamdulillah nya Fifin beneran jodoh saya, kalau tidak kan kasihan nanti anak anak kecewa sama berita itu" Ucap Abizar
"Nggih gus... maaf" ucap Silvi
"Saya juga minta maaf gus, sudah lancang" Ucap Wawan
"Lain kali jangan di ulangi ya..." Ucap Abah menyahuti
"Njih bah.." Jawab mereka berdua kompak
"Tapi gus berarti kali ini tidak ada hukuman kan?" Tanya Wawan dengan mata berbinar
"Siapa bilang? Besok ada khataman qur'an, jika setiap anak saya beri tugas membaca satu juz, khusus kalian membaca tiga juz masing masing dan sebelum sore hari harus sudah selesai" Ucap Abizar
"Ya Allah gus" dalam hati Silvi ingin memberontak, tapi memang ini salahnya juga sih
"Anak anak diberi waktu satu hari, kenapa kami berbeda gus?" Tanya Wawan
"Karena besok sore saya akan mengajak kalian untuk menjadi salah satu saksi dalam akad nikah saya nanti" Jawab Abizar
Silvi yang tadi bersedih kini seketika full senyum, begitupun dengan Wawan... Asikk mereka bisa melihat bagaimana akad nikah gus Abi berlansung
"Siap gus, kalau begitu malam ini saya cicil" Ucap Wawan bersemangat
"Saya juga mau nyicil gus" Ucap Silvi
Abizar mempersilakan mereka berdua untuk kembali ke pondok, memang sih walau mulut nya tidak bisa di rem tapi mereka lah yang sudah setia mengabdi disini
~
Hari kamis sore, sesuai rencana bahwa keluarga Abizar lengkap dengan membawa Silvi juga mas Wawan sepakat mengkhitbah Fifin dan melangsungkan akad nikah
Dekor minimalis sudah terpasang di ruang tamu rumah Fifin, memang sederhana karena itu permintaan dari Abizar juga
"Anakku Fifin, apa engkau bersedia menerima lamaran ini?" Tanya pak Yahya pada putri nya yang berada di kamar namun di sediakan mic disana
"Bersedia pak" Ucap Fifin yakin
"Baiklah, kalau begitu kita langsung akad saja ya anakku..." Ucap pak Yahya yang dijawab anggukan oleh Fifin walau tidak terlihat oleh yang lain nya
Tangan Abizar kini sudah berada di atas meja, di depannya ada penghulu serta pak Yahya, dan di samping ya ada abah Anwar yang menguatkan Abizar
Bu Risma, umi Rida dan Aina duduk bersebelahan, ikut deg deg an dan berdo'a semoga acara nya lancar
"Ya Allah... semoga semuanya di lancarkan ya ning" Ucap Silvi yang duduk di belakang Aina, sedangkan mas Wawan, Abdul, Bima sahabatnya Abizar, dan suami Aina duduk bersebelahan dengan Zaki
Abizar mulai menjabat tangan pak Yahya sebelum benar benar mengucapkan kalimat sakral nya
"Bissmillahirrahmanirrohim, ananda muhamad 'abizar alhafiz , 'atazawajuk wa'atazawajk biabnatina almusamaat fifin zayn bintu muhamad yahyaa bimahr milyunay wamiatayn waithnayn waeishrin 'alf rubiatan wathalathin jiram dhahab wamajmueat 'adawat salaat tadfae naqdan"
أناندا محمد أبيزار الحافظ ، أتزوجك وأتزوجك بابنتنا المسماة فيفين زين بنت محمد يحيى بمهر مليوني ومئتين واثنين وعشرين ألف روبية وثلاثين جرام ذهب ومجموعة أدوات صلاة تدفع نقدًا
(Ananda muhammad Abizar al hafidz, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kami yang bernama Fifin Zayna binti muhammad yahya dengan mas kawin uang tunai dua juta dua ratus dua puluh dua ribu rupiah, emas tiga puluh gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai)
Abizar menarik napas panjang karena kalimat ini harus di ucapkan dalam satu tarikan napas saja
"Bissmillahirrahmanirrohim. Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan" Ucap Abizar lantang
( Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan )
"Bagaimana para saksi? sah?" Tanya penghulu pada semua yang menyaksikan
"SAH..."
"Alhamdulillah..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ning Mar
smg SAMAWA
2023-02-06
0