Fifin masuk ke dalam rumah sambil berjalan membungkuk saat ia melewati tamu untuk bersalaman dengan bapak nya
"Gimana ujiannya? Lancar?" Tanya pak Yahya pada anak gadisnya tersebut
"Alhamdulillah lancar pak, berkat do'a bapak sama ibuk juga" Jawab Fifin tersenyum
Ya pak Yahya bangga sekaligus bersyukur karena Fifin yang masih semangat mencapai mimpinya sampai sekarang, walaupun kadang ia juga kehabisan uang untuk membayar biaya kuliah Fifin, namun tetap saja Fifin akan mengembalikan uang itu dalam waktu dekat
"Oh iya ini ada teman nya bapak, namanya pak Anwar atau kyai Anwar, kamu tahu kan?" Ucap pak Yahya
Fifin mengangguk, ia tahu kalau pemilik pondok pesantren Darussalam tersebut merupakan milik teman bapak nya
Fifin tersenyum ke arah abah sambil mengatupkan tangan nya dan dibalas hal yang sama oleh abah Anwar, Fifin juga mengatupkan tangan pada Abizar yang juga dibalas oleh pria tersebut
"Nah.. kalau itu putra nya pak Anwar yang kedua Fin" Ucap pak Yahya, Fifin pun hanya mengangguk saja karena pikirnya mungkin kyai Anwar kesini hanya untuk bersilaturahmi pada teman
"Nak Fifin..." Panggil abah
"Dalem kyai" Jawab Fifin spontan sambil menoleh juga ke arah abah
"Panggil abah saja" Ucap abah tersenyum melihat betapa sopan nya Fifin ketika bertemu dengan nya
Fifin mengangguk walau tidak mengerti kenapa juga dia harus memanggil abah ya kan??
"Oh iya nak Fifin- " Belum sempat abah berbicara tiba tiba ponsel Fifin berbunyi
"Aduh.. maaf" Ucap Fifin tidak enak hati karena dering telfon nya memotong ucapan orang lain
"Tidak apa, di terima saja" Ucap abah menyuruh Fifin mengangkat telfon saja
📞 : "Assalamualaikum... ada apa ya bu Nia?" Tanya Fifin pada penelfon tersebut
📞 : Waalaikumsalam, bu bidan saya minta tolong... ini kakak saya kayaknya mau melahirkan, tapi dirumah tidak ada kendaraan bu.. tolong kesini ya bu, saya bingung harus ngapain
Fifin yang mendengar hal itu ikut panik namun berusaha menenangkan bu Nia yang berada disana
📞 : "Ini saya mau otw kesana, ibuk yang tenang ya... tolong jaga pasien dulu sampai saya datang"
Fifin langsung mematikan telefon karena yang penting sekarang ia harus ke rumah bu Nia
"Ada apa Fin?" Tanya pak Yahya kala melihat anaknya yang mencari kunci mobil di dalam tas
"Ini loh pak kakak nya bu Nia mau melahirkan tapi tidak ada kendara, jadi Fifin mau kesana"
"Loh kamu baru aja pulang nanti kalau nyetir lagi malah bisa jadi kecelakaan Fin" Ucap bu Risma mengingat Fifin juga baru menyetir dari luar kota
"Benar kata ibuk kamu Fin" Ucap pak Yahya
"Tapi Fifin butuh mobil pak, biar nanti kalau ada apa apa bisa langsung bawa kakak nya bu Nia ke rumah sakit" Ucap Fifin menjelaskan
"Pokok nya bapak gak ngijinin kamu nyetir lagi, nanti yang ada kamu yang kecelakaan Fin, kakak mu juga lagi di rumah tahfidz"
Di tengah tengah pembicaraan tegang itu tiba tiba abah berucap
"Biar Abizar sama saya saja yang mengantar Fifin" Karena tahu jika pak Yanya tidak bisa menyetirr
Fifin terkejut, namun sekarang juga tidak ada waktu untuk terkejut lebih lama, selagi ada kesempatan lebih baik ia terima bantuan itu
Abizar juga sama terkejutnya, ia tidak menyangka bahwa abah akan mengambil tindakan seperti ini
"Yaudah War.. kalau gitu minta tolong ya" Ucap pak Yahya yang di angguki oleh abah
Fifin memberikan kunci mobil nya pada Abizar karena jelas pemuda itu yang akan menyetir
"Fifin di depan aja sama abi, biar abah di belakang" Ucap abah Anwar langsung masuk ke kursi penumpang belakang
Sedangkan Abizar dan Fifin duduk di kemudi depan, rasa canggung dalam diri Fifin selama perjalanan juga tidak muncul karena yang ada di pikiran nya sekarang hanya untuk menolong seseorang
Tapi tidak dengan Abizar yang harus menahan canggung dan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi sesuai alamat yang disebutkan Fifin tadi
Tidak sampai 10 menit mereka sampai di rumah bu Nia, Fifin yang khawatir langsung turun dari mobil, membuka bagasi untuk mengambil peralatan yang diperlukan dan lari masuk ke rumah bu Nia
"Assalamualaikum.. gimana bu sama kakak nya?" Tanya Fifin
"Waalaikumsalam.. lagi di kamar bu, tolong di periksa sekarang" Ucap bu Nia
Fifin masuk ke kamar dan melihat bu Santi sedang mengalami kontraksi hebat
"Tolong saya bu" Rintih bu Santi yang sedang kesakitan
ia segera memeriksa.. namun ternyata bu Santi mengalami pendarahan yang sangat hebat namun bukaan nya juga masih sedikit hingga tidak mungkin untuk melahirkan sekarang
"Sebentar ya bu.." Ucap Fifin setelah mengelap keringat bu Santi yang bercucuran lalu kembali berlari menuju teras untuk meminta bantuan
"Mas.. saya minta tolong ya? Tolong bantu saya angkat bu Santi, beliau pendarahan hebat jadi saya tidak bisa mengatasi nya tanpa izin dokter" Ucap Fifin pada Abizar yang sedang bengong saat itu
Jika pendarahan bu Santi tidak terlalu parah maka Fifin masih bisa mengatasi, tapi kala melihat bukaan nya masih pendek dan itu pasti memerlukan induksi yang hanya bisa dilakukan oleh dokter kandungan
"Saya mohon" Ucap Fifin hampir menangis saat Abizar hanya diam saja
Abah yang melihat hal itu segera menyenggol lengan anaknya, Abizar tersadar lalu mengangguk dan masuk ke dalam untuk menggendong bu Santi menuju mobil mereka untuk dilarikan ke rumah sakit
"Bu bidan.. mobil nya gak cukup nanti biar saya nyusul pakai ojol" Ucap bu Nia yang di angguki Fifin
Sekarang ganti abah yang di depan karena Fifin harus menjaga kesadaran bu Santi agar tidak sampai pingsan, itu tidak boleh terjadi!
"Bu... tahan sebentar ya bu" Ucap Fifin beberapa kali sambil menepuk pipi dan tangan bu Santi agar kesadaran nya tetap terjaga
Disinilah mereka berada, Fifin.. Abizar, dan abah Anwar yang sedang berada di unit gawat darurat rumah sakit tempat Fifin bekerja
"Fin ini butuh induksi karena kalau dibiarin malah nyawa ibunya bisa berbahaya" Ucap dokter kandungan yang sama saat memeriksa Aina kemarin
"Iya dok, makanya saya bawa kesini" Ucap Fifib
Dokter kandungan tersebut mengangguk lalu menyuruh Fifin untuk menunggu saja, karena sekarang bukan jam kerja Fifin maka dari itu dokter kandungan akan menangani Santi dengan asisten yang lain nya
Fifin duduk diam bersandar di depan ruangan bersalin tersebut, ia sedih karena kali ini tidak bisa menolong bu Santi secara maksimal
Fifin juga melihat bahwa tangan serta pakaian nya pun sudah bersimpah darah akibat pendarahan bu Santi yang terlalu hebat tadi
Abah juga Abi melihat dapat melihat bahwa gadis itu terpuruk seakan dunianya runtuh karena tidak bisa menolong bu Santi tadi
"Fifin... kamu sudah melakukan yang terbaik jadi tidak perlu bersedih" Ucap abah tersenyum untuk memberi semangat pada Fifin
"Iya bah" Jawab Fifin sesuai permintaan abah Anwar tadi
Tap tap tap.. bu Nia berlari menuju mereka dam refleks memeluk Fifin "Ya Allah makasih ya Fin udah bantuin tadi.. kalau aku sendirian aku juga gak tau harus apa" Ucap bu Nia
"Bukan apa apa kok bu" Ucap Fifin tersenyum
Tiba tiba ruangan bersalin terbuka, ada dokter kandungan yang keluar dari sana
"Induksi nya sudah saya kasih dan pendarahan nya juga sudah berhenti, Insya Allah besok sudah bukaan lengkap dan sebentar lagi mau di pindah ke kamar pasien" Jelas dokter tersebut
"Alhamdulillah..." Ucap semuanya
"Tapi kalau besok tidak ada pembukaan maka terpaksa harus operasi caecar daripada membahayakan ibu nya"
"Iya dok" Ucap Fifin bahan
"Fin.. kamu pulang aja bersih bersih diri, sudah ada pihak keluarga juga disini" Ucap dokter Wina atau dokter spesialis kandungan itu
"Iya bu bidan.. udah ada aku, jadi kamu pulang aja gak papa" Ucap bu Nia
Fifin juga sadar sih kalau pakaian nya sudah kotor dan harus dibersihkan, tidak baik juga jika lama lama dalam keadaan seperti itu yang justru bisa membawa virus
"Iya, kalau begitu besok saya balik kesini untuk melihat kondisi bu Santi" Ucap Fifin
Ia berpamitan dan kembali pulang bersama abah juga Abizar, untuk sekarang mereka saling terdiam setelah mengalami hal menegangkan tadi sampai Fifin memulai pembicaraan
"Abah... terimakasih sudah mau mengantar dan di repoti sama Fifin, terimakasih untuk mas nya juga.. maaf kalau Fifin bikin kalian tidak nyaman" Ucap nya pada abah dan Abizar
Fifin juga tidak enak hati dengan Abizar karena baju pria itu juga kotor terkena darah akibat menggendong bu Risma tadi
"Sama sama Fin.. Abah juga tidak merasa di repoti, iya kan Izar?" Ucap abah meminta pendapat pada Abizar yang hanya di jawab anggukan saja
Jantung Abizar sekarang masih kayak roaller coaster, tiba tiba di ajak bertemu keluarga Fifin, lalu tiba tiba juga ia harus ikut andil untuk membantu Fifin menolong ibu hamil, benar benar kejadian yang sangat tidak terduga. Ia sampai menggelengkan kepala karena tidak menyangka saja.
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
DezzaLove
hehehe.....dapat karya yang sama dengan namaq.....💪💪💪💪
2023-02-17
1