Marry Me, Dev
Seorang perempuan cantik menatap lurus ke arah seorang pria. Rambut hitam panjangnya ia kibaskan ke belakang. Matanya menatap nakal, ia gigit perlahan bibir bawahnya, mencoba untuk memancing hasrat pria tampan di hadapannya yang terduduk di sisi tempat tidur di sebuah kamar hotel.
Ia melepas sepatu adidas merah jambu dengan polet ungu yang dikenakannya, dan perlahan melepas jaket kulit hitamnya. Kini ia hanya memakai tank top berwarna hitam dan hot pants robek-robek berbahan denim yang membalut bagian tubuh bawahnya. Celana bergaya seksi itu menampilkan kakinya yang putih bak pualam, jenjang dan ramping. Matanya masih tertuju pada pria beralis tebal dan memiliki sorot mata yang begitu tajam.
Pria itu menatap perempuan cantik yang begitu menggoda di hadapannya. Jantungnya berdebar sangat kencang. Sekuat tenaga ia menahan hasrat yang perlahan terbangun seiring godaan dari perempuan cantik bermata sipit dan dengan bulu mata yang lentik itu.
Kemudian aksi sensualnya pun berlanjut, perempuan itu menarik tank top hitamnya ke atas dan terlepaslah benda itu dari tubuhnya. Dua bukit indah yang tertutup bra berwarna hitam kini terpampang nyata di hadapan pria tampan itu, membuat ia merasakan celana yang dikenakannya kian menyempit.
Pria itu masih menampakkan ekspresi dingin di wajahnya, padahal di dalam hati ia menahan setengah mati keinginannya untuk menghambur ke arah perempuan itu dan menjamah tubuh indahnya. Sorot matanya masih menatap tajam pada perempuan yang kini melucuti satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya.
Kini perempuan itu mulai menurunkan hot pants yang dikenakannya, mempertontonkan g-string hitam yang membalut indah inti tubuhnya. Kemudian, kedua tangannya yang lentik menggapai kaitan bra dipunggungnya.
Seketika pria itu beranjak dan menghampiri perempuan itu. Pria itu melingkarkan tangannya ke kedua sisi tubuh perempuan itu. Kedua tangannya menggapai kedua kaitan bra yang baru saja dilepaskan oleh pemiliknya, dan mengaitkannya kembali.
Kedua mata mereka bertatapan.
"Pake lagi baju Lo." Ucap pria itu dengan suara bassnya.
"Kenapa? Lo gak mau liat tubuh gue lagi?" Tanya perempuan itu dengan kecewa.
"Gue gak pernah liat tubuh lo dan gue gak ngelakuin ini sama cewek mahal kayak lo."
Perempuan itu tersenyum. Kata-kata pria itu terdengar seperti pujian dan begitu saja membangkitkan gairahnya.
Ia melingkarkan tangannya di sekeliling leher pria itu dan melu mat bibir pria tampan beralis tebal itu tanpa izin.
Pria itu berusaha melepaskan pagutan perempuan yang dengan beraninya menciumnya untuk kedua kalinya lebih dulu.
Namun perempuan itu begitu lihai dalam menciumnya. Pria itu tidak kuasa untuk menahan lagi gairah yang muncul seiring bibir mereka yang terus berpagut. Iapun mulai mengikuti permainan lidah perempuan itu di dalam mulutnya.
BRAK!!
Pintu kamar hotel itu didobrak.
Seorang pria tinggi bersetelan jas hitam, dengan sorot mata dingin, memandang ke arah mereka. Pria tinggi itu menundukkan pandangannya, berusaha untuk tidak melihat perempuan yang hampir telanjang itu.
Keduanya terkejut bukan main. Pria berjas hitam itu melayangkan sebuah pukulan pada pria beralis tebal itu hingga tersungkur ke belakang. Perempuan itu berteriak melihat pria yang baru saja diciumnya itu kini tersungkur akibat pukulan yang sangat keras dari pria berjas itu.
"Kris! Kenapa sih lo selalu aja ganggu gue?!" Teriak perempuan itu pada pria berjas hitam yang bernama Kris.
Pria beralis tebal itu bangkit dan balik memukul Kris. Merekapun terlibat baku hantam. Sampai akhirnya perempuan itu mengambil sebuah vas bunga yang terbuat dari keramik di sudut meja.
PRAKK!!
Perempuan itu melemparkan vas bunga yang lumayan berat itu ke arah kepala Kris. Seketika Kris tumbang tersungkur di lantai. Pria beralis tebal itu terbelalak melihat tingkah bar-bar dari perempuan yang masih belum berpakaian itu.
Perempuan itu segera memakai kembali pakaiannya dan menarik tangan pria itu keluar dari kamar hotel. Ia melihat beberapa pria berjas hitam di ujung lorong dan memutar arahnya ke tangga darurat.
Mereka berdua menuruni tangga dengan berlari sekuat tenaga, menghindari pria-pria bersetelan jas yang terus mengejar mereka. Namun saat tiba di lantai paling bawah, pria berjas lainnya sudah mencegat mereka.
"Nona Bella, tolong jangan lari lagi." Pinta seorang pria bersetelan jas hitam itu pada perempuan bar-bar yang bernama Bella.
"Please, lo harus bawa gue kabur. Kalo nggak lo juga bakal dapet masalah!" Pinta Bella pada pria beralis tebal.
Para pria bersetelan jas hitam tiba-tiba saja menyerang mereka. Seketika pria itu menghindar dan balik melayangkan pukulan demi pukulan pada pria-pria itu. Satu per satu mereka berhasil ditumbangkan, tersungkur di lantai dengan wajah dan hidung yang lebam.
Pria beralis tebal itupun menggenggam tangan Bella, dan membawanya berlari ke arah basement. Ia mengeluarkan kunci dan memasukkannya ke lubang kunci sebuah motor ducati merah yang terparkir di sana. Ia memakai helmnya dan membantu Bella untuk naik ke jok belakang. Saat Bella sudah duduk dengan aman, melingkarkan tangannya di perutnya, iapun segera tancap gas meninggalkan basement.
Saat keluar dari basement, beberapa pria berjas menghadang mereka. Namun pria itu terus menarik pedal gasnya lebih dalam dan mereka berhasil keluar dari area hotel.
Bella bersorak.
"YESS!! Lo emang keren, Dev!" Ucap Bella gembira karena berhasil lepas dari pria-pria berjas hitam yang mengejar mereka.
"Pegangan. Mereka pasti masih bakal ngejar kita." Ucap pria beralis tebal yang bernama Dev itu.
Bella mengeratkan pegangannya di sekeliling tubuh Dev. Dev melajukan motornya dengan kecepatan lebih tinggi lagi di jalanan malam kota Jakarta yang sudah agak lengang menuju ke pinggiran kota.
Setelah beberapa saat motor Dev sampai di sebuah gedung bertingkat di pinggiran kota Jakarta. Ia memarkirkan motornya di parkiran di lantai satu. Bella turun dari motor dan melihat ke sekeliling. Ada beberapa motor lain di parkiran lantai satu itu.
"Ini dimana?" Tanya Bella.
"Kost-an gue." Ucap Dev sambil melangkahkan kakinya menaiki tangga. Bella mengekor di belakang Dev.
Mereka terus melangkahkan kakinya hingga tiba di lantai empat, lantai paling atas. Bella sampai di anak tangga terakhir dan melihat sebuah balkon luas di sana. Ada dua buah kursi lengkap dengan meja yang terdapat asbak di atasnya.
"Wah, gak nyangka tadi di bawah kumuh banget. Tapi di atasnya ada pemandangan sebagus ini." ucap Bella terperangah dengan pemandangan di hadapannya.
Dev duduk di sebuah kursi di balkon itu. Ia menyalakan sebuah rokok dan memandang jauh ke kemilauan lampu malam ibukota.
"Tadi yang ngejar kita siapa?" Tanya Dev.
"Bodyguard-bodyguard gue." Sahut Bella masih memandang ke pemandangan di depannya. Dev tidak bertanya lagi dan kembali menghisap rokoknya.
"Itu rumah lo?" Tanya Bella menunjuk ke sebuah pintu yang ada di sisi sebelah kanan.
"Kamar." Ucap Dev.
Bellapun memandang ke arah ruangan itu. Memang terlalu kecil untuk disebut rumah.
"Kenapa? Lo mau lanjut yang tadi di kamar gue?" Tanya Dev dengan nada bicara yang dingin.
"Lo mau?" Ucap Bella sumringah. Bella menghampiri Dev yang masih asyik dengan benda berasap itu.
"Gak. Udah gue bilang gue gak ngelakuin sama cewek kayak lo." ucap Dev.
"Cewek kayak gue tuh yang kayak gimana?"
"Gue bakal tidur sama cewek-cewek murahan."
Bella memandang lekat ke arah Dev. Ia menjambak pelan rambut Dev hingga kepala Dev menengadah dan kedua matanya menatap kedua mata Bella.
"Gue suka sama lo. Lo cowok yang selama ini gue cari." Ucap Bella, kemudian dengan penuh keyakinan ia berkata,
"Marry me, Dev." Ucap Bella.
Dev masih bergeming memandang wajah cantik di depannya.
"Dev, Gue mau lo nikah sama gue."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Yaser Levi
wuih
..lanjut
2024-01-13
2
Liu Zhi
kegep
2023-04-17
1
Nuhume
astaga, ceweknya barbar😆😆😆
2023-04-09
1