Dev berjalan menghampiri helikopter itu. Benda itu berwarna putih dan sangat elegan. Tulisan 'Bella Xander' berwarna emas tertera di sisinya. Dev terpana memandang salah satu transportasi favoritnya itu dimiliki oleh Bella.
"Lo bisa 'kan ngemudiin heli. Gue pengen jalan-jalan sama lo." Ucap bella yang kini sudah berdiri di samping Dev.
Dev tidak menjawab, masih memandang helikopter di depannya.
"Dev? Lo kok diem aja?" Tanya Bella.
"Lo tahu dari mana gue bisa ngemudiin heli? Kalo lo pengen tau sesuatu tentang gue, lo harusnya tanyain langsung ke gue." Ucap Dev.
"Emang kenapa kalo gue nyari tahu sendiri tentang lo? Bukannya sama aja 'kan. Terus kalo nanya langsung, belum tentu lo bakal jawab pertanyaan gue."
Dev menghela nafas kemudian berkata, "kalo lo nanya langsung, kita jadi bisa ngobrol banyak. Itu bisa bikin kita tambah deket."
"Bener juga ya." Hal itu sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. Bella kemudian berkata, "jadi lo sekarang pengen tambah deket juga ckan sama gue?" Bella melingkarkan tangannya di lengan Dev dengan riang.
"Nggak sih. Gue males malah deket sama cewek aneh kayak lo." Dev melepaskan tangan Bella dan berjalan ke arah pintu helikopter. Bella memajukan bibirnya mendengar perkataan Dev.
Dev membuka pintu helikopter dan mengulurkan tangannya untuk membantu Bella naik. Bella tersenyum dan menyambut tangan Dev kemudian melangkah masuk ke dalam helikopter miliknya. Dev mengitari moncong helikopter itu dan masuk ke kursi kemudi. Setelah memakai sabuk dan headphone, mengecek semuanya dan berkomunikasi dengan ATC(Air Traffic Controller), helikopter putih itu mulai mengudara.
Pemandangan dari ketinggian mulai terlihat.
"Dev, lo keren banget! Kirain bohong lo bisa ngemudiin heli." Ucap Bella takjub, berbicara melalui mic pada headphone yang dikenakannya.
"Gue sering jadi pilot cabutan. Lo pasti udah tahu kan." Ucap masih terus mengemudikan helikopter itu.
"Lo beneran bisa ngemudiin pesawat tempur juga?" tanya Bella.
"Iya." Ucap Dev singkat.
"Kalau gitu nanti gue mau sewa dan lo harus bawa gue naik pesawat tempur. Gue pengen lo bawa gue bermanuver. Seru banget deh kayaknya!"
"Lo gak ada takut-takutnya jadi cewek. Gak semua orang bisa naik pesawat tempur, apalagi sewa. Kalo lo mau ngerasain sensasi naik pesawat tempur, lo bisa sewa pesawat glider. Pesawat itu gak ada mesinnya, dia bakal dibawa take off sama pesawat yang lain dan setelah itu dilepasin, terus terbang ngikutin kekuatan angin. Tapi lo gak usah khawatir karena tetep ada pengendalinya. Lo bisa ngerasain naik turun dan jungkir balik kayak lagi pake pesawat tempur."
"Oh iya gue pernah liat itu di filmnya Fifty Shades of Grey 'kan?"
"Film apaan tuh?" Tanya Dev yang sama sekali tidak mengetahui film yang Bella maksudkan.
"Dasar cupu deh, masa gak tahu itu 'kan film udah lama banget. Yang tentang cowok yang punya semacam kelainan dalam menikmati se ks. Kalo pas lagi berhubungan se ks, dia suka kalo ceweknya tuh dia siksa, kayak dicambuk, diiket tangannya, yang gitu-gitu. Gue sempet nonton itu di bioskop di Singapura, soalnya di Indonesia gak lulus sensor, soalnya banyak adegan se ksnya."
"Kayak nonton bo kep dong."
"Iya nggak dong. Itu 'kan filmnya ada ceritanya juga, nah salah satunya si cowoknya itu ngajakin si ceweknya buat naik helikopter dan pesawat glider. Seru kok filmnya, bukan gara-gara banyak adegan se ksnya."
"Masa sih?" goda Dev.
"Iya beneran. Lo jangan mikir gue otaknya ngeres ya. Lagian manusiawi kali kalo orang suka sama hal-hal berbau se ks."
"Iya emang manusiawi. Asal inget aja harus dilakuin sama orang yang bener-bener lo suka dan udah ada ikatan. Bukannya tiba-tiba buka baju dan tidur di tempat cowok yang baru dikenal." Ucap Dev menyindir Bella yang pernah bertindak ero tis di depannya tempo hari.
"Gue 'kan suka sama lo makanya gue berani buka baju depan lo." Ucap Bella yang merasa tersindir dengan ucapan Dev.
Wajah Dev memerah mengingat tempo hari saat Bella melucuti pakaiannya satu persatu di depan matanya.
"Tapi lo bukan siapa-siapa gue, Bel."
"'kan gue bilang gue mau nikah sama lo. Bahkan gue bukan ngajak lo pacaran. Nikah, Dev!" Bella menekan kata-katanya.
"Lo kayaknya sering ngajakin cowok-cowok buat nikahin lo, gampang banget lo minta nikah sama orang yang baru lo kenal."
Bella meraih dagu Dev, dan membimbingnya agar Dev melihat kearahnya.
"Baru lo doang cowok yang gue ajak nikah. Karena lo cowok pertama yang gue suka. Ngerti lo?" ucap Bella.
Dev memandang sejenak wajah Bella kemudian fokus kembali ke depan.
"Lo baru pertama kali suka sama cowok di umur lo yang sekarang? Gak salah." Tanya Dev masih belum mempercayai perasaan Bella terhadapnya.
"Beneran. Gue gak bohong. Baru lo yang bisa bikin gue deg-degan, ketawa-ketiwi gak jelas kayak orang gila, dengan ngeliat lo aja gue udah seneng banget. Apalagi pas lo cium gue dan lo kasih gue kissmark. Gue bahkan udah upload foto leher gue di instagram biar semua orang tahu kalau gue udah gak jomblo lagi, lo udah liat belum?"
"Lo upload di instagram? Lo emang gak malu? Orang pasti mikir lo yang macem-macem."
"Justru biar cowok-cowok di luar sana pergi dari gue! Cape gue dideketin sama cowok-cowok ngebosenin dan bisanya cuma bikin gue kesel. Tinggal tunggu aja bentar lagi, foto lo yang bakal gue upload di instagram gue." Ucap Bella sumringah.
"Gue gak mau ada di instagram lo! Awas aja gue bakal bajak IG lo nanti."
"Kenapa sih? Lo 'kan calon suami gue. Terus lo ganteng dan keren abis. Orang-orang pasti bilang kita serasi."
"Gak ada. Siapa juga yang calon suami lo. Gue gak pernah tuh bilang mau nikah sama lo." Ucap Dev dengan nada dinginnya.
"Makin lo bilang gak mau, makin gue pengen naklukin lo. Gue yakin bentar lagi lo juga bakal bilang kalo lo suka sama gue." Ucap Bella percaya diri.
Dev tidak menjawab lagi. Ia bingung harus menjawab apa lagi untuk setiap tingkah dan pikiran Bella yang sering kali out of the box.
"Dev, sejak kapan lo kenal sama anak-anak Black Panther?" Bella mengalihkan pembicaraan, menyadari Dev yang terdiam mendengar kata-katanya.
"Udah lama. Abbas temen SMA gue, dia yang ngediriin Black Panther dari SMA."
"Jadi Abbas emang udah jadi anak badung dari dulu? Lo kenapa gak masuk geng kalo gitu?"
"Gue gak mau ikut-ikutan. Ada yang pernah bilang ke gue, kalo gue harus jadi orang yang baik. Gue harus jadi orang kuat secara fisik dan mental biar bisa nolongin yang lemah."
"Siapa yang pernah ngomong gitu? Nyokap bokap lo?" tanya Bella.
"Bukan. Seseorang waktu gue kelas 1 SMP. Gara-gara omongan dia juga gue mutusin masuk AKMIL." Ucap Dev.
"Siapa? Cewek atau Cowok?" Tanya Bella penasaran. Orang itu pasti sangat penting bagi Dev.
"Cewek." Ucap Dev sambil tersenyum mengingat sosok yang sangat berjasa baginya itu.
"Cewek?! Siapa? Kok bisa sampe bikin lo mutusin buat masuk AKMIL." Teriak Bella cemburu.
Dev tertawa mendengar Bella yang kini cemberut.
"Udahlah gak usah dibahas." Ucap Dev.
Setelah sekitar setengah jam mengudara Dev mulai mengarahkan helikopternya menuju helipad di rooftop gedung Xander Corp. Helikopter pun mulai melandai dan mendarat dengan mulus di helipad. Bella dan Dev keluar dari helikopter dan seseorang mengambil alih helikopter itu.
Bella mulai memasuki lift dan Dev mengekor di belakangnya. Dev melirik ke arah Bella yang terdiam menyilangkan tangan di dadanya, masih dengan wajah yang cemberut. Dev hanya tersenyum melihatnya.
"Tere gak bener dapetin infonya. Siapa sih cewek itu? Sampe bikin lo mutusin buat jadi tentara. Dia pasti penting banget buat lo." Ucap Bella memandang ke arah Dev dengan kesal.
Dev tidak menggubris Bella yang sedang mendumel. Ia fokus melihat angka yang terus berubah pada satu sisi lift.
"Dev!" teriak Bella.
"Apa sih lo teriak-teriak?" Ucap Dev.
"Siapa cewek itu? Bukannya lo gak pernah pacaran?" Tanya Bella.
"Dia emang bukan pacar gue. Tapi lo bener, dia emang penting banget buat gue. Omongan dia terus gue inget sampai sekarang. Dia yang selalu gue inget selama gue di AKMIL. Sayangnya gue belum sempet ngebuktiin ke dia kalo gue udah jadi cowok yang kuat karena gue keburu keluar dari TNI."
Bella semakin meradang mendengar perkataan Dev.
"Jadi lo suka sama cewek itu?!" Tanya Bella dengan marah.
Lift sampai di lantai satu. Dev memandang ke arah Bella sebelum melangkah keluar dan berkata, "iya. Gue suka sama cewek itu, sejak kelas 1 SMP sampai sekarang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Nur Azizah
ceweknya Bella kali ya kak ,,,,
2025-01-06
1
Erni Fitriana
ohhhhh...aku baru nyambung...waktu dev bilang"lo gak inget gue?????"
2023-01-20
2
Chandra Dollores
cewe itu udah pasti ko lah Belll
Dev aja yg belum cerita
sabar.. sabar... penonton sabar menunggu tayangan berikutnya....
2022-12-28
0