Dev membelalakkan matanya, terasa ujung hidung mancung Bella menyentuh pipinya dan bibir lembut Bella menempel di bibirnya. Bulu mata Bella yang lentik begitu dekat di matanya.
Saking terperanjatnya, Dev mendorong Bella agak keras sampai Bella terjatuh ke lantai. Ia tidak sengaja melakukannya, tidak menyangka dorongannya membuat Bella kini terduduk di lantai.
"Auuww!" Bella merasakan bokongnya sakit sekali.
"Lo bener-bener cewek gila!" Dev mencoba mengontrol detak jantungnya. Ia tidak mencoba menolong Bella untuk bangkit dari duduknya, Ia tidak menyangka sama sekali perempuan yang baru saja ditemuinya, bisa senekat itu.
"Lo kasar banget sih!" Protes Bella dengan galak yang masih terduduk di lantai.
"Salah lo sendiri! Ngapain lo tiba-tiba nyium gue?!" Ucap Dev, wajahnya memerah. Masih terasa jelas bibir Bella menempel di bibirnya.
Bella pun bangkit dari duduknya dan memandang Dev lekat.
"Gue 'kan udah bilang. Gue suka sama lo. Gue bakal bikin lo jadi milik gue." Ulang Bella.
Kedua mata hitam Dev menatap kedua mata Bella. Ia menelan salivanya.
"Lo suka juga 'kan sama gue?" Bella mulai merasakan Dev sudah terhipnotis dengan kecantikannya. Ekspresi Dev sama seperti yang selalu ia lihat saat para pria yang pernah ditemuinya, melihatnya untuk pertama kalinya.
Dev merubah ekspresinya. Wajahnya kini menatap Bella dengan dingin.
"Gue gak suka sama cewek kayak lo." Ucap Dev.
Dev membalikkan badannya dan berjalan dengan cepat meninggalkan Bella.
"Tapi... DEV!" Bella teriak memanggil Dev yang terus meninggalkannya sendiri di sana.
Senyuman tersungging di bibirnya. "Lo beneran beda dari cowok yang pernah gue kenal. Gue pasti nemuin lo lagi." Gumam Bella sambil memandang punggung Dev yang terus melangkah jauh darinya.
***
Bella sampai di apartemen miliknya. Ia melemparkan tubuhnya ke sofa di ruang tengahnya. Merasa lelah setelah mengendarai mobilnya dari Bandung ke Jakarta tanpa henti. Ia memejamkan matanya mencoba merilekskan tubuhnya yang pegal.
Terdengar suara pintu apartemennya diakses oleh seseorang. Seorang perempuan berjas hitam, berambut pendek, tinggi, dengan wajah yang kaku menghampiri Bella.
"Selamat pagi, Nona." Ucap perempuan itu.
"Lo udah dapet info apa aja?" Tanya Bella masih memejamkan matanya.
"Ini laporan yang sudah saya kumpulkan mengenai orang yang bernama Dev." Ucap Tere sambil meletakkan sebuah tab di meja di hadapan Bella.
"Bacain." Titah Bella.
Tere mengambil kembali tab itu dan mulai membacakan informasi terkait Dev yang sudah dikumpulkannya.
"Nama lengkap Dev Bentlee, berusia 23 tahun. Dia tinggal di rumah susun di Jl. Kelabu No. 151. Ia anak tunggal, ibunya meninggal ketika ia masih di kelas 8 SMP. Ayahnya meninggal sekitar satu tahun lalu. Ia tidak memiliki kerabat dekat. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap setelah enam bulan lalu ia keluar dari TNI AU."
"Dia mantan tentara?" Tanya Bella menyela penjelasan Tere.
"Betul, Nona. Dev baru saja lulus AKMIL Angkatan Udara dengan pangkat letnan dua setahun yang lalu. Ia seorang pilot pesawat tempur yang handal. Akan tetapi ada satu masalah yang membuatnya dikeluarkan dari TNI."
"Masalah apa?" Tanya Bella penasaran.
"Saya masih mencoba mencari tau, Nona." Ucap Tere.
"Lo gak bener banget disuruh kayak gini doang?! Cari info tuh yang lengkap! Jangan baru dapet segini lo udah lapor ke gue!" Teriak Bella merasa marah karena rasa penasarannya tidak terobati.
"Maafkan saya, Nona. Ini masalah internal TNI, agak sulit untuk melacaknya." Ucap Tere sudah terbiasa dengan sikap Bella yang sering memakinya.
"Lanjutin." Titah Bella lagi.
"Sejak keluar dari TNI, Dev melakukan beberapa pekerjaan paruh waktu seperti pekerja part time facade cleaning, kadang ia juga menjadi pilot helikopter cabutan, dan sehari-hari jika tidak ada pekerjaan lain, ia membantu memperbaiki mobil atau motor di bengkel milik sahabatnya. Ia juga sering terlihat bersama dengan geng motor Black Panther. Ia bukan anggota geng, tapi ia dianggap sebagai tamu kehormatan bagi geng motor tersebut dan mendapat julukan 'Red Eagle'."
"Red Eagle?" Ulang Bella.
"Betul. Dia mahir dalam balapan, belum ada yang bisa mengalahkannya balapan. Ia juga terkenal jago berkelahi. Ia yang terkenal sebagai mantan pilot pesawat tempur dan sering mendapatkan pekerjaan paruh waktu sebagai pilot helikopter dan pilot uji coba, membuatnya dijuluki Red Eagle atau elang merah. Merah untuk melambangkan motor kesayangan Dev yang sering digunakannya untuk balapan."
"Dia punya tato di punggungnya 'kan?"
"Betul, Nona. Ini adalah tatonya." Tere memperlihatkan tabnya kepada Bella.
Bella melihat punggung Dev dengan sebuah tato yang cukup besar berbentuk burung elang yang gagah menutupi punggungnya hingga ke bahu kiri dan kanannya.
"Ia memutuskan membuat tato untuk menutupi bekas luka yang sepertinya didapatkannya ketika masih berstatus sebagai karbol atau taruna saat menempuh pendidikan militernya." Terang Tere.
"Terus kenapa dia gak jadi anggota geng, kalau dia sering ada bareng-bareng sama geng Black Panther?" Tanya Bella.
"Karena Dev tidak mau terlibat dalam masalah yang sering ditimbulkan oleh geng tersebut. Ia hanya bersahabat baik dengan ketua geng itu. Namun ia selalu menolak untuk bergabung. Selain itu, Dev yang senang balapan akhirnya berteman juga dengan anggota Black Panther lainnya. Terakhir mengenai perempuan yang pernah menjalin hubungan dengan Dev..." ucap Tere.
Bella mendengarkan dengan seksama.
"Dev tidak pernah memiliki pacar. Namun ada beberapa perempuan yang pernah tidur dengan Dev. Semua perempuan itu didapatkannya setelah ia menang taruhan saat balap motor dengan geng lain. Meskipun Dev bukan anggota geng, tapi ia selalu menarik perhatian geng lawan. Sehingga Dev selalu dipanggil ketika ada balapan. Pemenang balapan biasanya akan diberikan hadiah berupa uang, dan juga perempuan penghibur."
"Siapa aja perempuan yang pernah tidur sama Dev?!" Bella mulai marah mendengar penjelasan Tere. Dev menolaknya saat ia menciumnya, tapi ada perempuan lain yang bahkan sampai tidur dengan Dev.
"Ada tiga perempuan..." Bella yang tidak sabar mengambil tab dari tangan Tere.
Ia melihat identitas dan foto dari ketiga perempuan itu.
"Hah? Cewek kayak gini pernah tidur sama Dev!? Sedangkan gue malah ditolak sama dia? Kurang ajar banget si Dev!" umpat Bella sambil terus memerhatikan ketiga perempuan itu.
"Saya belum yakin Dev benar-benar melakukannya dengan ketiga perempuan itu atau tidak, Nona. Karena Dev orang yang sangat dingin pada perempuan. Dia tidak pernah mencari perempuan secara sengaja." ucap Tere.
"Maksudnya?"
"Dev sepertinya tidak melakukan hubungan se ks dengan ketiga perempuan itu. Dev juga tidak pernah punya pacar, dan dia tidak pernah mencari perempuan untuk melakukan 'one stand night' hanya untuk kesenangan." ucap Tere dengan tata bahasa yang lebih jelas.
"Lo yakin?"
"Saya tidak begitu yakin. Hal ini harus anda tanyakan sendiri pada Dev, Nona." ucap Tere.
"Okay. Lo boleh pergi. Rahasiain ini dari kakek atau semua orang di keluarga Xander. Juga jangan lupa rahasian ini dari Kris. Lo tau kan dia ember." Perintah Bella.
"Baik, Nona. Saya akan berhati-hati." Tere pun pamit dan keluar dari apartemen Bella.
Bella memandang keluar dinding kaca yang menampilkan pemandangan Kota Jakarta dari ketinggian.
"Gue tau caranya dapetin lo, Dev." Ucap Bella dengan seringai di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Erni Fitriana
berkharisma dev
2023-01-19
2