Bab.2 Sedikit Petunjuk

Mas Dery mencoba melepaskan pelukanku padanya. “Lin ini sudah siang loh, nanti mas bisa telat!” Aku seperti dipaksa bangun dari alam mimpi, aku dipaksa menyadari bahwa ini lah sekarang suami ku! Aku mengendurkan pelukanku, dan perlahan aku mulai melepaskan nya, aku merasa malu... Untuk kesekian kali nya, Mas dery menolak ku lagi.

Setelah kejadian itu, aku berhenti menanyai suamiku ini itu, mas Dery juga tak merasa bersalah padaku, kuperhatikan dari kaca rias dia sudah bersiap dan akan turun kebawah, dia bahkan tidak melirikku sama sekali, sebegitunya kah kau tidak menginganku mas?

Aku memoles wajah dengan make up tipis, dulu aku merasa bangga karena setiap aku bercermin dan merias diri, Mas Dery akan datang dan langsung memujiku, kalau dia beruntung menikahi aku. Sekarang sangat jauh berbeda.. Ada kebiasan Mas Dery yang baru..

Yaitu menjadi orang asing dirumah kami sendiri. Setelah selesai berhias aku segera turun untuk sarapan bersama anak-anak.

Kulihat Mas Dery sedang bercakap-cakap dengan mereka.

“Abi, kenapa tadi Abi gak shalat subuh?” tanya si sulung Rafa.

“Oh.. Abi shalat kok, tapi dikamar,” jawab Mas Dery.

“Kenapa Abi malah shalat dikamar, kenapa gak jamaah bareng kita? Udah lama loh Bi, kita gak jamaah bareng kayak dulu lagi, Sekarang Abi sibuk terus, kasihan Umi!” sahut si Rafi, hatiku mengiba melihat anak-anak ku yang bahkan peka terhadap perubahan Abinya.

Aku masih diam tak menyahuti apapun, kali ini mas Dery melirikku, mungkin berharap aku bisa melepaskannya dari pertanyaan anak-anak. Namun aku mengacuhkan tatapan nya, biarlah.. Biar dia tau bagaimana rasa nya diabaikan.

“Kok kasihan sama Ummi sih, memangnya Ummi kenapa?” 

“Ya setiap malam Ummi selalu nungguin Abi pulang, sampai ketiduran di sofa, Kenapa Abi gak pulang cepet sih, setiap hari lembur terus, bahkan sekarang Abi jarang ada waktu buat kita ya kak!” cerocos Rafi lagi, memang diantara anak kembar ku, Rafi lah yang paling cerewet dan jenaka, berbeda dengan Rafa yang irit bicara.

“Abi kan kerja nak, buat kita juga kan? buat masa depan Rafa sama Rafi,”

“Percuma banyak uang kalau Abi udah gak sayang kami sama Ummi!” Jleebb! Kata-kata Rafa barusan seperti mengiris hatiku yang memang sudah menganga luka nya.

Aku menatap lekat mas Dery, apa dia akan menyadari apa yang anak nya ucapkan.

“Sudah lah Rafa Rafi! Kalian ini kan sudah besar, masa kemana-kemana harus ditemeni Abi sih,” protes mas Dery. Aku kira dia kan tersindir dengan ucapan anak nya, tapi ternyata dia justru menyalahkan anak-anak.

“Mas Cukup! Anak-anak, ini sudah hampir jam 6.30 ayo cepat habiskan sarapannya, biar gak telat sekolah nya,” Aku menyela percakapan  mereka, aku takut anak-anak ku akann tersinggung mendengar jawaban dari Abinya, beruntung nya anak-anak langsung mematuhi ucapan ku. Setelah selesai makan mereka berlari kedalam kamar dan mengambil tas mereka.

“Kamu jangan provokasi anak-anak begitulah Lin, mereka masih menginjak remaja loh, lagian kamu kenapa sih, aku tu kerja buat kalian.. Kamu ini aneh banget!” Aku sedikit terkejut dengan prasangka mas Dery padaku, dan ini kali pertamanya aku mendengar mas Dery mengucap kata ’aku’ untuk dirinya sendiri.

“Yang aneh itu kamu mas, apa kamu gak sadar, akhir-akhir ini kamu berubah? Kamu seperti tidak menganggap ada keberadaan kami disini? Kenapa?”

“Sudahlah Lin, ini masih pagi loh, gak ada yang berubah dari aku! Udah aku mau berangkat!” ia menyodorkan tangan nya untuk ku salami. aku pun menyambut nya, dan mencium punggung tangan suami ku, sebelum 6 bulan belakangan ini, setiap akan pergi berangkat kerja, mas Dery tak kelupaan untuk selalu mencium keningku, tapi sekarang.. Semua sudah berubah. Yang ada hanya kebiasaan Mas Dery yang perlahan semakin jauh dan sulit sekali aku dekati.

’Sebenar nya kamu kenapa mas?’ batinku dalam hati.

“Ummi!” Panggilan Rafa membuyarkan lamunanku.

“Iya sayang, kalian udah selesai? Yuuk berangkat,”

Aku mengantar anak-anak kesekolah seperti biasa, setelah itu aku langsung ke butik ku. Kemarin aku tidak datang kesana karena kepala ku sedikit pusing, jadi hari ini aku memeriksa laporan keuangan semalam. Kebetulan kemarin ada barang baru yang baru saja tiba.. 

“Nisa.. Laporan hari kemarin sudah ada dimeja saya?” tanya ku pada Nisa karyawan yang paling teladan dan paling aku percaya mengurus butik jika aku berhalangan hadir.

Sebenar nya nafkah yang diberikan Mas Dery padaku sangat layak dan banyak, bisa dibilang aku tidak kekurangan apapun, namun mempunyai butik sendiri adalah impian ku sejak dulu, karna memang aku sangat suka dalam dunia fashion, barang yang aku jual juga beragam, dari mulai tas, sepatu , aksesoris dan kebutuhan wanita lainnya. Butik ini sudah ada saat aku masih gadis dulu nya, modal yang diberikan Papa aku gunakan baik-baik untuk bisnis ku sendiri, Tabarakallah saat ini aku sudah mempunyai 3 cabang dimasing-masing kota besar.

“Ini laporannya Buk!” Nisa menyodorkan aku sebuah map berisi laporan harian penjualan disana. Aku mengambilnya dan langsung memeriksa nya, tapi, Nisa belum juga beranjak dari tempatnya berdiri, aku menatap nya heran, seperti nya ada yang ingin Nisa katakan.

”Nis? Ada apa?” tanya ku padanya.

“Bu.. Emm.. Duh gimana ya saya ngomong nya," Nisa nampak seperti sulit sekali mengatakan nya.

“Nisa.. Kamu mau ngomong apa? Ngomong aja,”

“Kemarin, saya melihat Bapak kesini sama perempuan Bu!”

Degh!

Perempuan? Mas Dery?

“Maaf Bu, perempuan itu seperti sedang dekat sekali dengan Bapak, kebetulan si Mila sempat memotret nya, dan mengirimkan ini pada saya,” Nisa langsung menyodorkan ponsel nya padaku, seketika jantungku seperti ditikam belati, sesak! Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihat Mas Dery menggandeng mesra perempuan bersurai panjang nan hitam itu.

Siapa perempuan itu? Apa dia penyebab Mas Dery berubah menjadi dingin pada ku dan anak-anak?

Pertanyaan itu menari-nari dikepala ku, haruskah aku berfikir positif soal ini? Atau aku mencari tahu dulu kebenarannya?

Ya tuhan.. Jika benar suami ku mempunyai wanita idaman lain, aku harus apa? Aku harus bagaimana?

Tanpa terasa air mata ku mengalir deras. Mungkin Nisa menyadari jika aku syock dengan itu semua.

“Ibu.. Saya minta maaf kalau foto ini mengganggu Ibu, tapi saya tidak tega kalau Ibu dipermainkan oleh Bapak,” Nisa berucap lagi. aku mengusap air mata ku, berulang kali aku beristighfar agar hati ku tetap tenang.

“Enggak Nis, maaf.. Mungkin memang saya yang terlalu berlebihan, jam berapa Bapak kesini?"

“Jam 8 malam Bu,”

Tadi malam Mas Dery pulang jam 10 malam, dan dia bilang dia lembur, Astaghfirullah mas.. Jadi ini yang kamu maksud dengan lembur itu?

“Apa Bapak ada mengatakan sesuatu sama kamu?”

“Gak ada Bu, Bapak bahkan membayari tas edisi terbatas dibutik kita, yang baru tiba kemarin pagi!”

“Selain itu?” 

“Pokoknya segala belanjaan wanita itu Bapak yang bayarin Bu, total belanjaan Bapak berkisar hampir 50 jt,”

“Oke! Makasih ya Nis..”

“Ibu gak apa-apa?”

“Gak apa-apa!”

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rubby El Kareem

Rubby El Kareem

tapi masih untungkan di bawa ke butik istri nya sendiri dari pada dia belanja sebanyak itu ke tempat lain..walaupun perrriiihhhhhh...

2024-05-10

0

guntur 1609

guntur 1609

lah brti dey begok gak tahu kalau istrnya punya butik

2024-05-01

1

Salwa Antya

Salwa Antya

semoga semua terbongkar

2024-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Perubahan Mas Dery
2 Bab.2 Sedikit Petunjuk
3 Bab.3 Mencari Bukti
4 Bab.4 Kenyataan yang pahit
5 Bab.5 Alin Pergi
6 Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7 Bab.7 Meminta pendapat
8 Bab.8 Memilih pergi
9 Bab.9 Zayn Arrasyid
10 Bab 10. Menata hati
11 Bab.11 Sidang pertama
12 Bab.12 Derry Bimbang
13 Bab.13 Membujuk Si kembar
14 14. Tak ingin disalahkan
15 15. Hasutan Renata
16 16.Mencari bukti
17 17. Bertemu mertua dan Renata
18 Bab.18 Prasangka
19 Bab.19 Kemarahan Dery
20 Bab.20 Sidang kedua
21 Bab.21 Kita sudah berpisah
22 Bab.22 Sedikit tentang Raka
23 Bab.23 Siapa yang egois
24 Bab.24 Kedatangan bos baru
25 Bab.25 Permintaan Renata
26 Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27 Bab.27 Bertemu Zayn
28 Bab.28 Bertemu mantan lagi
29 Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30 Bab.30 Rencana Mondok
31 Bab.31 Bertemu Putra
32 Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33 Bab.33 Alin kecewa
34 Bab.34 Niat Dery
35 Bab.35 Kedatangan Dery
36 Bab.36 Kesialan Pertama
37 Bab.37 Gara-gara Abian
38 Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39 Bab.39 Ibu Dery sakit
40 Bab.40 Renata ketahuan
41 Bab.41 Pinangan Zayn
42 Bab. 42 membujuk ALIN
43 Bab 43. Tidak ingin kembali
44 Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45 Bab.45 Tak tahu malu
46 Bab.46 Semakin menjadi
47 Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48 Bab.48 Dery cemburu
49 Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50 Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51 Bab.51 Perkenalan keluarga
52 Bab.52 Persiapan pernikahan
53 Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54 Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55 Bab.55 Perasaan Putra
56 Bab.56 Pernikahan
57 Bab.57 Dery membuat ulah
58 Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59 Bab.59 Malam pengantin
60 Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61 Bab.61 Dery bertemu Ali
62 Bab 62. Raisa menggila
63 Bab.63 Tidak mungkin!
64 Bab.64 Dery positif HIV
65 Bab.65 Alin hamil
66 Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67 Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68 Bab.68 Siapa yang salah?
69 Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70 Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71 Bab 71. Kedatangan Raisa
72 Bab.72 Kemarahan Alin
73 Bab.73 Apakah karma?
74 Bab.74 Dery meninggal
75 Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76 Bab.76 Nasab Ali
77 Bab.77 POV Renata
78 Bab.78 POV Renata 2
79 Bab.79 Melamar Rara
80 Bab.80 Bu Laras snewan
81 Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82 Bab.82 Alin melahirkan
83 Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84 Bab.84 Hana mengelak
85 Bab.85 Makin menjadi
86 Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87 Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88 pengumuman!
89 Bab.88 Bu Laras ditangkap
90 Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91 Bab.90 Renata tak tahu malu
92 Bab.91 Sudah cukup Bu!
93 Bab 92. Ali muak!
94 Bab 93. Renata kritis
95 Bab 94 Bu Laras tak terima
96 Bab 95 Akhir Bu Laras
97 Bab.96 Kenapa Renata?
98 Bab.97 Renata berpulang
99 Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100 Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101 Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102 Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103 bab 102. Ulet bulu datang
104 103. Alin kesal
105 104. Dilema orangtua Utari
106 105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107 106. Menjemput Bahagia (END)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Perubahan Mas Dery
2
Bab.2 Sedikit Petunjuk
3
Bab.3 Mencari Bukti
4
Bab.4 Kenyataan yang pahit
5
Bab.5 Alin Pergi
6
Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7
Bab.7 Meminta pendapat
8
Bab.8 Memilih pergi
9
Bab.9 Zayn Arrasyid
10
Bab 10. Menata hati
11
Bab.11 Sidang pertama
12
Bab.12 Derry Bimbang
13
Bab.13 Membujuk Si kembar
14
14. Tak ingin disalahkan
15
15. Hasutan Renata
16
16.Mencari bukti
17
17. Bertemu mertua dan Renata
18
Bab.18 Prasangka
19
Bab.19 Kemarahan Dery
20
Bab.20 Sidang kedua
21
Bab.21 Kita sudah berpisah
22
Bab.22 Sedikit tentang Raka
23
Bab.23 Siapa yang egois
24
Bab.24 Kedatangan bos baru
25
Bab.25 Permintaan Renata
26
Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27
Bab.27 Bertemu Zayn
28
Bab.28 Bertemu mantan lagi
29
Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30
Bab.30 Rencana Mondok
31
Bab.31 Bertemu Putra
32
Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33
Bab.33 Alin kecewa
34
Bab.34 Niat Dery
35
Bab.35 Kedatangan Dery
36
Bab.36 Kesialan Pertama
37
Bab.37 Gara-gara Abian
38
Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39
Bab.39 Ibu Dery sakit
40
Bab.40 Renata ketahuan
41
Bab.41 Pinangan Zayn
42
Bab. 42 membujuk ALIN
43
Bab 43. Tidak ingin kembali
44
Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45
Bab.45 Tak tahu malu
46
Bab.46 Semakin menjadi
47
Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48
Bab.48 Dery cemburu
49
Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50
Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51
Bab.51 Perkenalan keluarga
52
Bab.52 Persiapan pernikahan
53
Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54
Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55
Bab.55 Perasaan Putra
56
Bab.56 Pernikahan
57
Bab.57 Dery membuat ulah
58
Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59
Bab.59 Malam pengantin
60
Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61
Bab.61 Dery bertemu Ali
62
Bab 62. Raisa menggila
63
Bab.63 Tidak mungkin!
64
Bab.64 Dery positif HIV
65
Bab.65 Alin hamil
66
Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67
Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68
Bab.68 Siapa yang salah?
69
Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70
Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71
Bab 71. Kedatangan Raisa
72
Bab.72 Kemarahan Alin
73
Bab.73 Apakah karma?
74
Bab.74 Dery meninggal
75
Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76
Bab.76 Nasab Ali
77
Bab.77 POV Renata
78
Bab.78 POV Renata 2
79
Bab.79 Melamar Rara
80
Bab.80 Bu Laras snewan
81
Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82
Bab.82 Alin melahirkan
83
Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84
Bab.84 Hana mengelak
85
Bab.85 Makin menjadi
86
Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87
Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88
pengumuman!
89
Bab.88 Bu Laras ditangkap
90
Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91
Bab.90 Renata tak tahu malu
92
Bab.91 Sudah cukup Bu!
93
Bab 92. Ali muak!
94
Bab 93. Renata kritis
95
Bab 94 Bu Laras tak terima
96
Bab 95 Akhir Bu Laras
97
Bab.96 Kenapa Renata?
98
Bab.97 Renata berpulang
99
Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100
Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101
Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102
Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103
bab 102. Ulet bulu datang
104
103. Alin kesal
105
104. Dilema orangtua Utari
106
105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107
106. Menjemput Bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!