Bab.3 Mencari Bukti

 Aku mengusap wajah ku, berusaha menetralisir hati yang mulai goyah. Mas Dery bahkan berani membawa perempuan itu ke butik ku sendiri? 

Jika benar mas Dery telah mendua dengan perempuan lain, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku sanggup untuk bertahan menyemai cinta yang sudah layu dan mati..

Tapi bagaimana dengan anak-anak..

Aku harus mencari tahu dulu kebenaran nya.

Bukti foto yang Nisa berikan padaku, belum cukup kuat untuk ku memvonis mas Dery bersalah, aku harus mencari tahu siapa perempuan itu.. Tapi tunggu dulu, bukankah tadi mas Dery bilang ia akan lembur, jika tidak lembur sore pasti ia sudah kembali. Aku akan pergi ke kantor mas Dery dan mengikuti kemana pun ia pergi. Dengan begitu aku akan tahu dimana tempat tinggal perempuan itu, dan siapa dia sebenarnya.

Aku sudah tak konsen lagi memeriksa laporan keuangan kemarin. Setelah anak-anak pulang sekolah, aku akan melancarkan aksi ku.

Sore hari, setelah memberi tahu anak-anak jika aku harus kembali ke butik dan mungkin malam baru bisa kembali, aku langsung pergi kekantor mas Dery, namun aku pergi menggunakan taksi online, mobil ku sengaja aku tinggalkan di butik agar mas Dery tak curiga.

Cukup lama aku menunggu didepan kantor nya, hingga tak berapa lama kemudian ia keluar bersama seorang wanita.. Wanita yang sama persis dengan yang ada di foto yang Nisa berikan tadi pagi.

Rasa nyeri menghinggapi hatiku.. Perempuan itu menggandeng mesra lengan mas Dery, tidak kah ia tahu jika mas Dery sudah beristri dan punya anak?

Aku menyuruh pak supir untuk mengikuti mobil suami ku, sebelum nya aku mengirim pesan ke mas Dery, menanyakan apakah ia jadi lembur.. dan jawabannya adalah iya.. Jawaban yang sangat singkat. Dapat aku lihat tadi, sepanjang wanita itu menggandeng mesra mas Dery, laki-laki yang masih sah menjadi suamiku itu terus saja melebarkan senyum nya, hal yang sangat aku rindukan selama 6 bulan terakhir ini.

‘Bagaimana aku tidak curiga padamu mas, sekarang.. Seperti nya aku bukan prioritas kamu lagi..’ batinku dalam hati.

Mereka berhenti di sebuah Cafe, saat ini jam sudah menunjukan pukul 7 malam..

‘Tega sekali kamu mas, setiap malam aku dan anak-anak menunggu kamu dirumah untuk makan malam bersama, tapi disini kamu makan malam dengan wanita lain?’ tak terasa air mata ku jatuh, aku menangis dalam diam.. tak ingin pak supir mengetahui tangisanku.

“Itu suami nya ya Bu,” ucap Pak supir padaku. Seperti nya ia tahu jika aku menangis disini.

“Iya pak,” jawabku pelan.

“Yang sabar ya Bu, laki-laki jika sudah punya banyak uang, dia pasti lupa bagaimana dia mendapatkannya, dan siapa yang mendampinginya,” ucap pak supir lagi, seperti nya dia berusaha membuat ku berhenti menangis. Aku teringat kala dulu mas Dery hanya karyawan biasa, aku menentang restu dari papa demi bisa menikah dengan nya, saat itu aku pikir mas Dery adalah seorang imam yang baik, hingga akhirnya papa luluh dan menerima mas Dery menjadi menantunya, papa juga memberikan aku modal untuk mendirikan sebuah butik sesuai dengan cita-cita ku..

Hingga 4 tahun setelah itu, akhir nya mas Dery resmi naik jabatan menjadi direktur keuangan, tentu saja itu mengubah hidup kami, kami bisa punya rumah yang bagus, mobil.. serta aset lainnya.

Tapi kini seperti nya, akan ada tembok pemisah antara aku dan suami ku, perempuan itulah yang akan menjadi rintangan nya.

Aku menunggu diluar cafe saja, tujuan ku hanya satu, mengetahui dimana rumah perempuan yang bersama mas Dery tadi.

Sambil menunggu mas Dery, aku menelpon anak-anak.

“Assallamuallaikum sayang,” sapa ku pada anak-anak.

(Wallaikumsallam Ummi, Ummi udah shalat maghrib?) Astaghfirullah sangking antusias nya aku mencari tahu wanita itu dan mas Dery, aku sampai melupakan kewajibanku.

“Astaghfirullah, Ummi lupa sayang... Soalnya kerjaan ummi banyak sekali, apa kalian sudah makan malam?”

(Sudah mi, tadi Bibik udah siapain makanan kita..)

“Alhamdulillah, ya sudah.. Ummi lanjut kerja lagi, Ummi usahakan sebelum jam 9 sudah pulang ya sayang, dadah sayang!”

Alhamdulillah meskipun sikap Abinya sudah dingin pada kami, aku masih punya anak-anak yang sholeh, masyaAllah...

Sudah hampir pukul 8 malam, tapi seperti nya mas Dery masih belum keluar dari sana. untung saja Pak supir mau menunggu.. Aku akan kasih tips yang besar untuk nya nanti.

Tak berapa lama kemudian, akhirnya mas Dery keluar dari cafe tersebut, masih dalam keadaan sama, perempuan itu bahkan masih terlihat mesra dengan suamiku.

Aku mengikuti kemana pun mas Dery pergi, hingga tiba pada sebuah kompleks perumahan yang cukup besar.. Bahkan rumah nya jauh lebih besar dari rumah kami.

Aku menghafal detail arah dan belokan menuju rumah perempuan simpanan mas Dery. Aku mengambil foto dari ponsel ku, foto-foto saat mas Dery keluar dari kantor dan cafe tadi juga tak luput dari kamera ku.

Aku takkan melabrak mereka berdua.. Meskipun hati ku terasa sesak dan sakit, aku takkan gegabah mengambil keputusan.

Setelah tahu dimana rumah wanita itu, aku langsung menyuruh pak supir mengantarkan ku kembali ke butik.

Begitu sampai disana.. Aku langsung bergegas pulang kerumah, sepanjang perjalanan, hati dan pikiranku berkecamuk, membayangkan jika Mas Dery benar-benar telah menduakan aku selalu terbayang di pikiranku. 

Begitu aku sampai dirumah, ternyata mobil mas Dery juga sudah berada dirumah.

“Assallamuallaikum,” Aku membuka pintu sendiri dan mengucapkan salam. Aku melempar tas ke sofa dan mendudukan diri disana, entah dimana mas Dery dan anak-anak..

“Bik.. Tolong buatkan saya coklat panas ya?” 

“Baik Bu,”

“Bapak sama Anak-anak ada dimana Bik?”

“Anak-anak seperti nya dikamar Bu, kalau Bapak baru aja sampai dan masuk kamar juga.” 

Setelah dibuatkan coklat panas, aku membawanya kekamar, aku melihat mas Dery tengah duduk ditepi ranjang dengan memainkan ponsel nya, akhir-akhir ini, memandangi ponsel setiap malam adalah kebiasaan baru mas Dery.

“Sudah pulang mas?”

“Hemm” Lagi... Mas Dery bicara dan enggan melihat ku, aku merasa kecil diperlakukan begini oleh nya. Aku langsung menuju balkon kamar untuk menikmati coklat panas disana. Tak dipungkiri hatiku sakit sekali rasanya.. Aku mengusap air mata ku yang hampir jatuh..

Aku menatap langit yang sudah gelap, tanpa bintang dan bulan.. Seperti nya malam ini cuaca agak mendung.. Angin malam terasa begitu berbisik ditelinga ku..

Kemana arah tujuan rumah tangga ku sebenarnya, semakin kesini aku semakin merasa sakit.. 

“Alin?” Panggil mas Dery padaku.

“Iya mas," Aku berusaha bersikap biasa saja, agar mas Dery tak curiga jika aku sudah mengetahui sedikit tentang masalah rumah tangga kami.

“Ngapain kamu disini, ini hampir hujan.. Apa kamu gak lihat angin nya agak kenceng," ucap nya yang kini sudah berada disampingku..

“Aku lebih nyaman disini daripada dikamar kita mas,” jawab ku pelan.

“Apa katamu?”

Aku kembali memandang langit yang sudah tak ada cahaya nya.

“Kita satu kamar, tapi aku berasa sekamar dengan orang asing,”.Mas Dery diam tak menjawab ucapanku.

“Siapa mas? Siapa perempuan itu?” sambung ku lagi, aku bertanya tanpa melihat wajah nya, rasanya aku tak siap melihat nya gugup atau pias, lucu sekali bukan.. 

Aku tak berani menatapnya bukan karena aku takut dia akan marah.. Tapi aku takut kenyataan yang justru menyakitkan aku..

“Kamu tahu dia?” 

Degh!

“Iya..”

“Renata... Dia Renata.. Cinta pertamaku!”

Terpopuler

Comments

MakBarudakh

MakBarudakh

Sakit aku bacanya thor 😭

2024-03-13

0

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

bodox laki2.persetan dengn yg nmx cinta pertama..klo bakal mmbwa petaka d dlm rumah tngga.

2024-03-07

0

Hernawati Husnul Khotimah

Hernawati Husnul Khotimah

cinta pertama,, apa boleh kembali walau sudah beristri dan punya anak,, egois skali,,

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Perubahan Mas Dery
2 Bab.2 Sedikit Petunjuk
3 Bab.3 Mencari Bukti
4 Bab.4 Kenyataan yang pahit
5 Bab.5 Alin Pergi
6 Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7 Bab.7 Meminta pendapat
8 Bab.8 Memilih pergi
9 Bab.9 Zayn Arrasyid
10 Bab 10. Menata hati
11 Bab.11 Sidang pertama
12 Bab.12 Derry Bimbang
13 Bab.13 Membujuk Si kembar
14 14. Tak ingin disalahkan
15 15. Hasutan Renata
16 16.Mencari bukti
17 17. Bertemu mertua dan Renata
18 Bab.18 Prasangka
19 Bab.19 Kemarahan Dery
20 Bab.20 Sidang kedua
21 Bab.21 Kita sudah berpisah
22 Bab.22 Sedikit tentang Raka
23 Bab.23 Siapa yang egois
24 Bab.24 Kedatangan bos baru
25 Bab.25 Permintaan Renata
26 Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27 Bab.27 Bertemu Zayn
28 Bab.28 Bertemu mantan lagi
29 Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30 Bab.30 Rencana Mondok
31 Bab.31 Bertemu Putra
32 Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33 Bab.33 Alin kecewa
34 Bab.34 Niat Dery
35 Bab.35 Kedatangan Dery
36 Bab.36 Kesialan Pertama
37 Bab.37 Gara-gara Abian
38 Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39 Bab.39 Ibu Dery sakit
40 Bab.40 Renata ketahuan
41 Bab.41 Pinangan Zayn
42 Bab. 42 membujuk ALIN
43 Bab 43. Tidak ingin kembali
44 Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45 Bab.45 Tak tahu malu
46 Bab.46 Semakin menjadi
47 Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48 Bab.48 Dery cemburu
49 Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50 Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51 Bab.51 Perkenalan keluarga
52 Bab.52 Persiapan pernikahan
53 Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54 Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55 Bab.55 Perasaan Putra
56 Bab.56 Pernikahan
57 Bab.57 Dery membuat ulah
58 Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59 Bab.59 Malam pengantin
60 Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61 Bab.61 Dery bertemu Ali
62 Bab 62. Raisa menggila
63 Bab.63 Tidak mungkin!
64 Bab.64 Dery positif HIV
65 Bab.65 Alin hamil
66 Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67 Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68 Bab.68 Siapa yang salah?
69 Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70 Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71 Bab 71. Kedatangan Raisa
72 Bab.72 Kemarahan Alin
73 Bab.73 Apakah karma?
74 Bab.74 Dery meninggal
75 Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76 Bab.76 Nasab Ali
77 Bab.77 POV Renata
78 Bab.78 POV Renata 2
79 Bab.79 Melamar Rara
80 Bab.80 Bu Laras snewan
81 Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82 Bab.82 Alin melahirkan
83 Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84 Bab.84 Hana mengelak
85 Bab.85 Makin menjadi
86 Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87 Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88 pengumuman!
89 Bab.88 Bu Laras ditangkap
90 Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91 Bab.90 Renata tak tahu malu
92 Bab.91 Sudah cukup Bu!
93 Bab 92. Ali muak!
94 Bab 93. Renata kritis
95 Bab 94 Bu Laras tak terima
96 Bab 95 Akhir Bu Laras
97 Bab.96 Kenapa Renata?
98 Bab.97 Renata berpulang
99 Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100 Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101 Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102 Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103 bab 102. Ulet bulu datang
104 103. Alin kesal
105 104. Dilema orangtua Utari
106 105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107 106. Menjemput Bahagia (END)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Perubahan Mas Dery
2
Bab.2 Sedikit Petunjuk
3
Bab.3 Mencari Bukti
4
Bab.4 Kenyataan yang pahit
5
Bab.5 Alin Pergi
6
Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7
Bab.7 Meminta pendapat
8
Bab.8 Memilih pergi
9
Bab.9 Zayn Arrasyid
10
Bab 10. Menata hati
11
Bab.11 Sidang pertama
12
Bab.12 Derry Bimbang
13
Bab.13 Membujuk Si kembar
14
14. Tak ingin disalahkan
15
15. Hasutan Renata
16
16.Mencari bukti
17
17. Bertemu mertua dan Renata
18
Bab.18 Prasangka
19
Bab.19 Kemarahan Dery
20
Bab.20 Sidang kedua
21
Bab.21 Kita sudah berpisah
22
Bab.22 Sedikit tentang Raka
23
Bab.23 Siapa yang egois
24
Bab.24 Kedatangan bos baru
25
Bab.25 Permintaan Renata
26
Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27
Bab.27 Bertemu Zayn
28
Bab.28 Bertemu mantan lagi
29
Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30
Bab.30 Rencana Mondok
31
Bab.31 Bertemu Putra
32
Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33
Bab.33 Alin kecewa
34
Bab.34 Niat Dery
35
Bab.35 Kedatangan Dery
36
Bab.36 Kesialan Pertama
37
Bab.37 Gara-gara Abian
38
Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39
Bab.39 Ibu Dery sakit
40
Bab.40 Renata ketahuan
41
Bab.41 Pinangan Zayn
42
Bab. 42 membujuk ALIN
43
Bab 43. Tidak ingin kembali
44
Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45
Bab.45 Tak tahu malu
46
Bab.46 Semakin menjadi
47
Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48
Bab.48 Dery cemburu
49
Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50
Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51
Bab.51 Perkenalan keluarga
52
Bab.52 Persiapan pernikahan
53
Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54
Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55
Bab.55 Perasaan Putra
56
Bab.56 Pernikahan
57
Bab.57 Dery membuat ulah
58
Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59
Bab.59 Malam pengantin
60
Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61
Bab.61 Dery bertemu Ali
62
Bab 62. Raisa menggila
63
Bab.63 Tidak mungkin!
64
Bab.64 Dery positif HIV
65
Bab.65 Alin hamil
66
Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67
Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68
Bab.68 Siapa yang salah?
69
Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70
Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71
Bab 71. Kedatangan Raisa
72
Bab.72 Kemarahan Alin
73
Bab.73 Apakah karma?
74
Bab.74 Dery meninggal
75
Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76
Bab.76 Nasab Ali
77
Bab.77 POV Renata
78
Bab.78 POV Renata 2
79
Bab.79 Melamar Rara
80
Bab.80 Bu Laras snewan
81
Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82
Bab.82 Alin melahirkan
83
Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84
Bab.84 Hana mengelak
85
Bab.85 Makin menjadi
86
Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87
Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88
pengumuman!
89
Bab.88 Bu Laras ditangkap
90
Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91
Bab.90 Renata tak tahu malu
92
Bab.91 Sudah cukup Bu!
93
Bab 92. Ali muak!
94
Bab 93. Renata kritis
95
Bab 94 Bu Laras tak terima
96
Bab 95 Akhir Bu Laras
97
Bab.96 Kenapa Renata?
98
Bab.97 Renata berpulang
99
Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100
Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101
Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102
Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103
bab 102. Ulet bulu datang
104
103. Alin kesal
105
104. Dilema orangtua Utari
106
105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107
106. Menjemput Bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!