Alin berdecak kesal dengan penuturan Dery yang seolah menyalahkan diri nya lah yang salah, karena selama ini sudah meracuni pikiran anak kembar mereka. Padahal Rafa dan Rafi sudah cukup dewasa untuk tahu persoalan kedua orang tuanya.
“Oh gitu? Jadi karena mereka dengan ku setiap hari, jadi semua ini salahku? Kamu sadar gak, selama 6 bulan terkahir ini kamu ngapain? Kamu sibuk dengan perempuan yang kau cintai ini mas, hingga kau mengacuhkan mereka berdua!
Mereka juga paham lah bagaimana sikap kamu ke mereka, jadi bukan salah aku.. tapi kamu sendiri!” tunjuk Alin tepat dihadapan wajah Dery, membuat laki-laki itu naik pitam. Tangannya mengepal dengan kuat, rahang nya mengeras dan wajah nya merah padam.
Dery hendak melayangkan tamparan ke wajah Alin, namun buru-buru di sela oleh Rafa si sulung.
“Cukup Bi!” teriak Rafa, matanya nyalang menatap abi nya, selama ini ia dan Rafi diam karena ummi nya lah yang meminta. Tapi jika abi nya sudah ingin melakukan kekerasan pada perempuan yang sudah melahirkan mereka dengan bertaruh nyawa ke dunia ini, maka sebagai anak laki-laki, mereka tidak boleh tinggal diam begitu saja.
“Rafa.. kamu tahu apa soal urusan orang dewasa, lebih baik diam saja sebelum Abi mu bertambah marah!” sahut Renata.
“Aku tahu Tante.. sangat tahu! Jangan bilang kami ini masih anak kecil, Abi berubah karena bertemu dengan Tante kan?” sindir Rafi dengan telak yang membuat Renata menatapnya dengan sinis.
“Rafi! Begitu cara mu bicara pada orang yang lebih tua? Dasar gak becus kau mendidik anak Lin, anak yang aku banggakan, kini jadi pembangkang seperti itu!” cerca Dery merasa tak terima.
“Abi!! Jangan hina ummi seperti itu! Apa Abi lupa siapa kami, dan siapa ummi?” sela Rafa lagi.
“Abi gak lupa nak siapa kalian, Abi cuma mau kalian semua kembali kerumah kita yang dulu, itu saja!” wajah Dery memelas pada kedua putra kembar nya.
“Enggak, kami lebih nyaman tinggal disini,” jawab Rafi.
“Nak..”
“Sudahlah bi! Ummi ingin sendiri, jangan usik dia dengan sikap Abi yang egois ini!” merasa tak terima dengan ucapan sang anak, Dery beralih ke Alin lagi dan menatap nya sinis.
“Kau lihat!! Hasil didikan siapa mereka, kurang ajar sekali berani mengusir orang tuanya!”
“Aku sudah mengajarkan anak-anak ku dengan baik mas, jangan tanyakan bagaimana pola asuhku, tapi pertanyakan dirimu sendiri! Telisik kata-kata ku tadi, selama 6 bulan belakangan ini kamu kemana saja? Anak-anak mu menjauh itu karena ulah mu sendiri! Apa kau pernah ada waktu untuk mereka berdua?
Kau saja tidak pernah kan , mau mengantar mereka sekolah selama ini, lantas kenapa kau malah dengan senang hati menjemput anak sambung mu disekolah yang sama dengan anak-anak kandung mu! Apa kau tidak pernah berpikir kalau Rafa dan Rafi merasakan luka melihat semua itu?” ucap Alin dengan nada tenang namun penuh dengan penekanan.
“Itu karena aku tak tega melihat Renata yang sudah capek pulang kerja, harus menjemput Nimas lagi!”
“Lalu kau tidak kasihan padaku? Selama hampir 6 tahun ini aku mengantar jemput mereka setiap hari? Kau tidak kasihan aku juga lelah mengurus butik ku?”
“Ya elah mbak, kamu ini lebay banget sih! Kamu ngurus butik cuma diem aja loh disana, duduk doang, sisanya pekerja kamu yang ngerjain, kalau aku kan harus berpikir keras, bagaimana cara nya proposal kami bisa diterima dengan baik oleh klien,” sahut Renata. Alin tersenyum getir, ‘Berani juga dia buka suara disela-sela pembicaraan ku dengan mas Dery!’ batin Alin kesal.
“Renata benar Lin, kamu ini kenapa sih, hal-hal seperti ini sekarang jadi perdebatan sama kamu,” kata Dery membenarkan ucapan Renata. Alin berdecak kesal dalam hati. Dalam hal seperti ini saja Dery sudah tidak adil, bagaimana untuk hal yang lainnya.
“Terserah deh mas.. kalau kalian udah selesai mending keluar aja deh! Aku pusing dengan cerita kalian yang seolah membenarkan semua kejadian ini!
Aku gak ada waktu, mau makan siang dengan anak-anak,”
“Kamu ngusir aku?”
“Iya!”
Dery mendekati Alin , dan mencekal tangan Alin dengan kuat.
“Aku ini masih suami mu Alin, jangan paksa aku untuk berbuat kasar padamu, kamu ibunya anak-anak ku!”
“Kamu masih menganggap aku istrimu mas?”
“Tentu saja!” jawabnya dengan percaya diri, dan tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Jangan kasar pada ummi ku bi!”
“Rafa!” bentak Dery kesal.
“Tolong pergi mas!” Alin mendorong dada bidang Dery karena sudah merasa jengah, sampai kapanpun perdebatan ini tidak akan pernah berakhir.
Alin baru sadar, jika Dery.. laki-laki yang begitu sangat ia cintai itu, egois dan mau menang sendiri, ia membenarkan perselingkuhan nya dan memaksa Alin untuk menerima madu nya itu.
Bagaimana mungkin, membayangkan nya saja sudah membuat hatinya sakit, apalagi jika harus menjalani nya. Mimpi buruk yang selama ini ia takutkan akhirnya terjadi juga. kini ia siap untuk melangkah maju, tanpa Dery..
“Kau sudah berani memperlakukan suami mu seperti ini Lin? Ini pasti karena pengaruh Rubina kan, dia yang mengajari mu untuk membangkang pada suami mu sendiri!” ucap Dery yang seolah tak terima diperlakukan sedemikian rupa oleh Alin.
“Gak ada hubungannya sama Rubina, semua yang terjadi sekarang ini itu karena kau mas! Karena kau!!” Alin yang sudah tersulut emosi pun menunjuk-nunjuk wajah Dery. Ia merasa gemas karena Dery belum juga sadar letak kesalahannya dimana.
“Sudahlah mas, mbak Alin sudah memperlakukan kamu seperti sampah, kamu masih mau mengemis padanya?? Jangan jatuhkan harga dirimu untuk perempuan yang tidak menghargai kamu!” timpal Renata.
“Tuh dengerin apa kata istri muda mu mas, untuk apa kau menjatuhkan harga dirimu mengemis padaku?”
“Kau akan menyesal Lin! Ingat, umur mu sudah tidak muda lagi!”
“Terserah!”
Braaakk!
Alin menutup pintu rumah orang tuanya dengan amat sangat keras, ia menarik nafasnya dalam-dalam dan membuang nya dengan kasar. Setelah nya ia memandang wajah kedua putranya dengan lekat.
Alin berjongkok dihadapan mereka dengan linangan air mata.
“Maaf ya.. kalian harus menyaksikan hal yang gak seharus nya kalian saksikan,”
“Enggak mi.. ummi gak salah.. Abi yang memang udah jauh dari kita! Maaf juga karena kami sudah kasar ke Abi.. kami melupakan semua ajaran ummi, maaf ummi!” ucap Rafa dengan menundukkan kepala nya. Alin memeluk kedua putra nya.
“Harus nya ummi yang minta maaf, ummi gak bisa kasih keluarga yang lengkap untuk kalian berdua, kelak suatu hari.. saat kalian berdua sudah dewasa, ingat.. jangan pernah meniru apa yang Abi dan ummi lakukan sekarang ya?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Rafalia Azen
kembar top dah
2024-08-07
2
Yashinta
aku salut dgn sikembar
2024-06-02
2
Salwa Antya
uh kembar...hebat bisa bela uminya
2024-04-18
2