“Hah! Kau tidak merubah kepemilikan nya? Tapi kan orang tua mu sudah meninggal Lin, mana bisa begitu! Tetap kau yang akan jadi ahli warisnya kan?”
“Memang aku yang jadi ahli waris nya mas, tapi apa kau lupa kalau aku juga masih punya mas Raka? Dia saudara kandungku satu-satunya. Dan lagi.. jika nama itu tetap nama orang tua ku, kau tidak bisa menuntutnya menjadi harta Gono gini, sebaliknya.. aku yang bisa menuntut harta Gono gini dari harta yang sudah kau hasil Jan sejak kau menikahi aku!” ucap Alin dengan tenang, Dery terlihat pias, niat hati ingin menakut-nakuti Alin agar ia mau kembali padanya, justru dirinya lah yang dibuat panas dingin.
Sebenarnya dalam hati Dery, tak ada niat untuk mengusik harta kepemilikan orang tua Alin, hanya saja hasutan Renata sudah masuk kedalam pikirannya. Ia tak bisa membiarkan Alin pergi dan menceraikan nya, sebab orang akan mencapnya buruk.
Sebagai direktur keuangan tentu itu bukan hal yang baik kan? Ia berniat hanya tetap menyembunyikan Renata, tapi seperti nya Alin tidak setuju.
Dery masih diam membeku ditempat. Ia bingung harus berbuat apa lagi.
“Keluar mas dari sini! Tunggu sidang kedua kita,” ucap Alin memaksa. Ia tak mau berdebat lebih lama lagi.
“Alin.. apa sungguh tidak ada harapan untuk hubungan kita lagi?” tanya Dery mengiba, sorot mata nya tajam menembus relung hati Alin. Sebagai wanita yang sudah menikah selama 15 tahun, tentu Alin masih sangat mencintai Dery, meskipun ternyata laki-laki yang begitu ia cintai sudah berani bermain api dibelakang nya.
“Apa kau bisa menceraikan Renata?”
“Mana mungk_”
“Kalau begitu tidak ada lagi yang bisa membuatku bertahan mas! Pergilah dari sini!” usir Alin, ia lalu membalik badan membelakangi Dery. Hatinya sakit, setangguh-tangguhnya sebagai wanita, ia tetap lah seorang wanita.
Dery memandang lekat wanita dengan jilbab panjang nya itu, entah sejak kapan ia sudah tidak lagi memperhatikan wajah teduh istrinya. Ia tak pernah komplain dengan apa yang Alin pakai, hingga kini wanita yang sudah 15 tahun lalu ia nikahi itu bertambah baik, pakaian nya tertutup seperti keinginan nya dulu, hanya saja Alin tak mengenakan cadar.
Dery perlahan mendekat ke arah Alin, entah suara dari mana yang menyerukan kalau dia sangat ingin memeluk tubuh mungil istrinya. Alin termasuk wanita yang memiliki tubuh mungil dan langsing, jadi dengan usia yang sudah menginjak 36 tahun, dia masih terlihat cantik dan segar, seperti umur 29 tahun jika orang tak melihat KTP nya .
Greep
Alin agak terkejut dengan reaksi spontan dari laki-laki yang masih sah menjadi suaminya itu.
“Apa-apaan kamu mas!” sentak Alin menolak, tapi tenaga Dery jauh lebih besar daripada dia yang bertubuh mungil. Bahkan tinggi kedua putra kembar nya saja sudah melebihi dirinya.
“Sebentar saja Lin.. sebentar saja, anggap ini yang terakhir untukku!” jawab Dery.
Alin semakin tak kuat menahan air mata nya, hal begitu sangat ia rindukan selama ini, ‘Kenapa kau begini disaat aku sudah yakin untuk melepaskan kamu mas!’ lirih Alin dalam hati. Hatinya bergejolak, antara cinta dan benci sangat tipis sekali perbedaan nya.
“Cukup mas, lepas kan aku,” Alin menyentak kasar dengan sisa tenaga yang ia punya, tak ingin larut dalam keadaan. Hatinya akan goyah jika sudah begini.
Dengan berat hati Dery melepaskan pelukan nya pada Alin. Perlahan Dery mundur dan hilang dari pandangan Alin.
*
*
Pukul 4 sore , ba‘da ashar, Alin pergi menjemput kedua putra nya, setelah nya Rafa mengajak Alin untuk membeli buku di Gramedia terdekat, Alin menuruti mereka untuk pergi ke mall terdekat sini.
Saat mereka sampai disana, tanpa sengaja Alin melihat Ibu mertua nya dan Renata serta satu anak perempuan sedang asyik bermain di Timezone.
“Ummi, itu nenek kan?” tanya Rafi, rupanya dia juga melihat nenek nya berada disana. Rafa juga mengikuti arah tunjuk Rafi.
“Iya itu nenek, kalian mau sapa atau...”
“Enggak mi, nenek udah sama anak perempuan itu! Jangan kita ganggu!” jawab Rafa dengan nada yang cukup dingin.
“Ya sudah.. udah dapat kan buku nya, kita pulang ya?” ajak Alin, ia berbuat begitu agar perhatian anak-anak nya teralihkan dari sang nenek yang sedang menikmati waktu dengan sang cucu sambung.
Saat mereka berjalan hendak ke kasir, tiba-tiba... Rafa menabrak seseorang, hingga buku yang ia beli jatuh berserakan ke lantai.
“Haduh maaf ya jagoan, om tidak lihat tadi!” ucap laki-laki bertubuh tegap tersebut.
“Iya gak apa-apa om, saya juga salah karena gak fokus lihat jalanan tadi!” jawab Rafa dengan nyengir kuda saja. Laki-laki itu mengusap lembut kepala Rafa.
“Kamu gak apa-apa sayang?” tanya Alin yang agak kaget melihat anak nya agak terpental ditabrak seseorang.
“Gak apa-apa Ummi, salah Rafa juga kok, mata Rafa gak fokus tadi,” jawab nya , buku yang semula jatuh kini sudah dibereskan oleh Rafi.
“Maaf ya mas.. anak saya gak sengaja!” ucap Alin ,dia memandang laki-laki itu sekilas lalu..
“Loh, mas kan yang..”
“Ralin? Ini.. anak-anak kamu?” tanya si pria tadi,
“Iya mereka anak-anak saya,”
“Kalau kamu lupa nama saya, biar saya ingatkan lagi, saya Zayn, Zayn Arrasyid,”
“Iya maaf saya memang lupa,” jawab Alin.
“Santai aja.. gak masalah kok.. oh ya jagoan, kenalan sama om ya.. nama om, Zayn.. teman nya mama kamu, dan om Raka!”
“Om kenal juga sama om Raka?” tanya Rafi antusias.
“Iya kenal banget lah, kan temen!” jawab Zayn.
“Sama ummi juga?”
“Eeh manggilnya ummi ya.. om kira mama.. Kalau sama ummi kalian, ya kenal cuma..”
“Alin!” sentak seseorang dari ujung sana. Alin paham betul itu suara siapa.
“Ibu?” ucap Alin membuat sikembar dan Zayn menoleh bersamaan. Nampak ibu mertua Alin dan Renata serta Nimas jalan mendekat ke arah mereka berempat.
“Kamu selingkuh ya? Makanya berani gugat cerai Dery!” tanya Bu Saudah dengan kilatan benci diwajah nya, wajah yang biasanya selalu manis dan tersenyum hangat pada Alin, kini malah berbalik menjadi ketus dan arogan.
“Astaghfirullahal‘adzim bu.. jangan seudzon, nanti jatuhnya Fitnah! Karena Aku tidak seperti itu,” jawab Alin masih dengan mode tenang, meski ia merasa malu dengan hakim yang menangani perceraian nya. Ia juga tak mungkin bilang jika laki-laki ini adalah hakim dipersidangan nya kemarin.
“Ya terus ini apa dong? Lin.. kamu sadar diri dong, kamu itu udah tua, anak-anak kamu juga udah pada gede, gak malu apa jumpa selingkuhan di tempat rame kayak gini? Kamu gak inget kalau kamu udah punya suami?”
Nampak Renata menyunggingkan bibir nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nabila hasir
kk author critamu ini bikin gemes gedek dreget bacanya.tapi kepo kalau dak di lanjutin baca😛😛
gemes pengen banteng hp tapi masih mikir.heheheheheh
2024-04-06
0
Hernawati Husnul Khotimah
memutar balikan fakta,, ibunya dery sama alin,
2024-02-20
0
Budi Paryanti
ibu mertua yg setali toga uang sama anak laki" xa, antesan dery unua sifat buruk ternyata di wariskan oleh ibu xa yg punya mulut tapi g punya bandrol .... ish ish ish kasian banget seh 1 keturunan model xa kaya gitu......dagh pas lah lin kalau km menggugat cerai dery......
2024-02-12
2