Bab.7 Meminta pendapat

Kami menyelesaikan shalat ashar dengan khidmat, memang benar.. Saat kita sedang jenuh dan penat mengahadapi masalah, Allah lah tempat mengadu yang paling baik dan tepat.

Hatiku sedikit tenang, meskipun rasa sakit nya masih ketara. Aku putuskan untuk mengajak anak ke mall sembari menikmati waktu sore menjelang malam.

Sesampai nya ditempat yang kami tuju, anak-anak langsung pergi ke wahana permainan, aku menunggu mereka tak jauh, masih bisa terawasi gerak gerik mereka dari pandangan ku.

“Loh Bu Alin ya?” Sapa seseorang yang suara nya seperti tak asing, saat aku menoleh, benar saja.. Ternyata Bu Ustadzah yang biasa mengisi kajian di majelis yang akhir-akhir ini sering aku sambangi.

“MasyaAllah Bu Sarah..” Aku langsung menyambut nya dengan mencium tangan nya dan memeluk nya.

“Bu Alin sama anak-anak ya..”

“Iya Bu.. Tuh mereka lagi main disana, Ibu sendiri sama siapa?” tanya ku mengedarkan pandangan ke kearah sekitar Bu Sarah, tak ada siapa-siapa disana.

“Kebetulan saya sendiri Bu, tadi saya mampir karena ada yang mau saya beli dulu. Suami saya juga lagi diluar kota, Ibu kan tau kalau saya belum punya anak.. Jadi beginilah Bu..” Yang aku tau, Ustadzah Sarah ini adalah istri yang mau dipoligami, aku tak tahu seluas apa hati nya, hingga ia mengizinkan suami nya untuk menikah lagi.

“Ya sudah, kalau gitu Ibu bisa gabung bersama kami, nanti pulang nya saya antar Bu..” tawar ku pada nya.

Seusai anak-anak main, aku mengajak Ustadzah Sarah untuk makan bersama kami.

“Ummi, Ada Abi disana, sama perempuan yang waktu itu datang ke sekolahan kami!” Rafa menarik ujung baju ku dan membisikan kalimat tersebut padaku, aku mengedarkan pandangan kearah yang ditunjuk putra ku tersebut.

Deg!

Meskipun aku sudah tahu jika mas Dery memang sudah menikah lagi dengan perempuan lain, tetap saja rasa nya sakit, bahkan lebih sakit karena aku melihat nya lagi.

“Bu Alin?” Panggil Bu Sarah padaku, buru-buru aku mengusap tetesan air mata disudut mataku.

“Eh iya Bu.. Ayo kita makan!”

Perut yang semula lapar, kini mendadak jadi kenyang dan sulit terisi.

“Bu Alin gak apa-apa?” tanya Bu Sarah yang seolah paham aku sedang tidak baik-baik saja.

“Saya tahu.. Laki-laki yang berada diujung sana.. Suami Ibu kan? perempuan disamping nya itu..”

“Istri kedua nya!” tukas ku dengan penuh penekanan, kedua putra ku langsung menoleh kearah ku saat kalimat itu lolos dari bibirku begitu saja. Bu Sarah tiba-tiba membisu, mungkin dia menjadi kikuk saat ia mengetahui suami ku punya istri lain.

“Kalau ingin menangis, menangislah Bu..”

“Aku sudah lelah menangis Bu, rasanya air mata pun sudah tak ingin keluar lagi dari sana.”

“Kenapa lelaki selalu begitu, ia selalu merasa mampu mempunyai istri lebih dari satu, dia tahu dan paham betul.. Jika wanita itu rapuh dan tak berdaya, lantas apa semua itu bisa dijadikan alasan untuk nya menikah lagi?” jawaban dari Bu Sarah membuat aku terperangah, akan kah selama ini ia juga enggan dipoligami?

“Bu Sarah, maaf aku tidak bermaksud menyinggung rumah tangga Ibu.”

“Tidak Bu, bukan salah siapa-siapa... Kenapa Ibu harus minta maaf, Bu Alin masih muda, masih bisa menentukan pilihan dan hidup.. Jika pada akhir nya kita tidak bisa bertahan, untuk apa menyiksa diri sendiri dengan membiarkan sebuah luka tetap menganga?? Jiwa dan raga kita perlu bahagia Bu, karena fitrah nya kita sebagai wanita adalah kelemahan.. ”

“Saya bicara begini bukan karena saya menentang poligami, bukan.. Bu Alin juga tahu kalau suami saya juga punya istri lain, bahkan madu saya sampai dua, saya menerima karena saya terbukti tidak bisa mempunyai keturunan.. Dan demi Allah saya ridho Bu, meski terkadang rasa cemburu itu selalu ada. Semua perempuan sama, ingin dicinta, dimanja dan disayang suami nya.. tapi kalau dalam hati kita sulit sekali untuk ikhlas, bukan surga yang kita dapatkan, tapi malah menumpuk dosa, kita jadi dzalim terhadap suami, melalaikan tugas kita karena rasa sakit yang selalu mendera.”

Aku menunduk, benar.. Aku tak bisa bertahan.. hatiku tak sekuat itu.

“Lalu kenapa Ibu masih bertahan?”

Bu Sarah tersenyum mendengar pertanyaan ku, apa pertanyaan ku menyakiti hati nya.

“Bu Alin, usia saya sudah setengah abad, sudah tidak muda lagi, apa yang mau saya perjuangkan lagi, saat akhir nya lelaki ku memilih wanita lain untuk ada didalam hati nya, sekarang ini saya sudah terbiasa Bu, sedangkan Bu Alin masih muda, masih bisa menentukan pilihan.”

“Apa kah saya salah jika saya tidak bisa bertahan dengan suami saya Bu?”

“Tidak salah Bu, kita menolak dipoligami bukan karena kita menyalahi syariat yang ada.. Itu hak masing-masing individu.. Ada yang berlapang dada serta ikhlas, ada yang memang tidak terima dengan semua itu, tidak terima nya lebih ke misal nya.. Oh untuk apa saya berusaha pura-pura kuat, dan merasa bisa dipoligami, nyata nya hati kita tidak mampu, hati kita selalu berontak, ujung-ujung nya kita jadi tidak ikhlas melayani suami, kita menginginkan surga , namun nyata nya dosa saja yang kita dapatkan.. ” terang Bu Sarah, aku memandang kedua putra ku, mereka seakan tahu jika saat ini aku rapuh, kedua tangan mereka menggenggam erat tangan ku.

“Ummi kita pulang saja, kami sudah kenyang!” ucap Rafi.

“Ya sudah Ayo..”

“Alin?” suara bariton laki-laki menghentikan aktifitas tangan ku untuk memasukan ponsel kedalam tas ku. Aku menoleh kearah Mas Dery, dan wanita itu tetap mesra menggandeng lengan mas Dery.

Astaghfirullah.. Sakit sekali rasanya hati ini.

“Abi, dia siapa?” tanya Rafa menuding anak yang aku perkirakan usianya sekitar 7 atau 8 tahun, Mas Dery seperti bingung hendak menjawab apa, dia menoleh kearah ku meminta bantuan untuk menjelaskan pada anak-anak, namun aku tak ingin membantu nya. Biar dia sendiri yang menjelaskan siapa anak itu pada anak kandung nya sendiri.

“Ini anak tante Renata sayang, anggap tante Renata ini mama kamu juga ya, dan dia..Anggap dia sebagai adik perempuan kalian juga ya?” Mas Dery berucap sangat lembut pada Rafa dan Rafi.

“Kenapa tante ini harus ku panggil mama, Ibu ku hanya satu Bi, Ummi.. Tidak ada ada yang lain!” jawab Rafa dengan tegas. Dan Rafi hanya mengangguk membenarkan perkataan kakak kembarnya.

Ku lihat Renata seperti salah tingkah dengan keadaan ini, ku akui dia memang cantik, rambut nya lurus dan panjang, badan nya bagus serta kulit nya yang putih bersih, jadi ini wanita yang kau cintai itu mas?

“Alin.. Ini Renata... Dia..”

“Bu Sarah, mari saya antar pulang.. Ini sudah hampir Maghrib, kita harus shalat Maghrib dulu kan?” ucapku memotong pembicaraan Mas Dery.

“Mbak suami mu sedang bicara, kenapa kau begitu tidak sopan nya memotong pembicaraan nya!” imbuh Renata membela suami nya.

“Maaf Renata, aku sedang terburu-buru untuk shalat Maghrib, jadi maaf!” Aku langsung berjalan keluar menuju parkiran, semua mengekori ku dari belakang tanpa banyak bertanya.

Tak akan lagi kubuka pintu perdamaian untuk mu mas, tidak akan pernah...

Terpopuler

Comments

Rafalia Azen

Rafalia Azen

anak orang disayang anak sendiri di buang der deryy

2024-08-06

0

Dahlia

Dahlia

sakit bange

2024-07-22

0

Djie Marwati Laissa

Djie Marwati Laissa

ohhh noo mengambil janda dan menandakan Isti🥵🥵

2024-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Perubahan Mas Dery
2 Bab.2 Sedikit Petunjuk
3 Bab.3 Mencari Bukti
4 Bab.4 Kenyataan yang pahit
5 Bab.5 Alin Pergi
6 Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7 Bab.7 Meminta pendapat
8 Bab.8 Memilih pergi
9 Bab.9 Zayn Arrasyid
10 Bab 10. Menata hati
11 Bab.11 Sidang pertama
12 Bab.12 Derry Bimbang
13 Bab.13 Membujuk Si kembar
14 14. Tak ingin disalahkan
15 15. Hasutan Renata
16 16.Mencari bukti
17 17. Bertemu mertua dan Renata
18 Bab.18 Prasangka
19 Bab.19 Kemarahan Dery
20 Bab.20 Sidang kedua
21 Bab.21 Kita sudah berpisah
22 Bab.22 Sedikit tentang Raka
23 Bab.23 Siapa yang egois
24 Bab.24 Kedatangan bos baru
25 Bab.25 Permintaan Renata
26 Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27 Bab.27 Bertemu Zayn
28 Bab.28 Bertemu mantan lagi
29 Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30 Bab.30 Rencana Mondok
31 Bab.31 Bertemu Putra
32 Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33 Bab.33 Alin kecewa
34 Bab.34 Niat Dery
35 Bab.35 Kedatangan Dery
36 Bab.36 Kesialan Pertama
37 Bab.37 Gara-gara Abian
38 Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39 Bab.39 Ibu Dery sakit
40 Bab.40 Renata ketahuan
41 Bab.41 Pinangan Zayn
42 Bab. 42 membujuk ALIN
43 Bab 43. Tidak ingin kembali
44 Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45 Bab.45 Tak tahu malu
46 Bab.46 Semakin menjadi
47 Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48 Bab.48 Dery cemburu
49 Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50 Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51 Bab.51 Perkenalan keluarga
52 Bab.52 Persiapan pernikahan
53 Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54 Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55 Bab.55 Perasaan Putra
56 Bab.56 Pernikahan
57 Bab.57 Dery membuat ulah
58 Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59 Bab.59 Malam pengantin
60 Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61 Bab.61 Dery bertemu Ali
62 Bab 62. Raisa menggila
63 Bab.63 Tidak mungkin!
64 Bab.64 Dery positif HIV
65 Bab.65 Alin hamil
66 Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67 Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68 Bab.68 Siapa yang salah?
69 Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70 Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71 Bab 71. Kedatangan Raisa
72 Bab.72 Kemarahan Alin
73 Bab.73 Apakah karma?
74 Bab.74 Dery meninggal
75 Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76 Bab.76 Nasab Ali
77 Bab.77 POV Renata
78 Bab.78 POV Renata 2
79 Bab.79 Melamar Rara
80 Bab.80 Bu Laras snewan
81 Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82 Bab.82 Alin melahirkan
83 Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84 Bab.84 Hana mengelak
85 Bab.85 Makin menjadi
86 Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87 Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88 pengumuman!
89 Bab.88 Bu Laras ditangkap
90 Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91 Bab.90 Renata tak tahu malu
92 Bab.91 Sudah cukup Bu!
93 Bab 92. Ali muak!
94 Bab 93. Renata kritis
95 Bab 94 Bu Laras tak terima
96 Bab 95 Akhir Bu Laras
97 Bab.96 Kenapa Renata?
98 Bab.97 Renata berpulang
99 Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100 Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101 Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102 Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103 bab 102. Ulet bulu datang
104 103. Alin kesal
105 104. Dilema orangtua Utari
106 105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107 106. Menjemput Bahagia (END)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Perubahan Mas Dery
2
Bab.2 Sedikit Petunjuk
3
Bab.3 Mencari Bukti
4
Bab.4 Kenyataan yang pahit
5
Bab.5 Alin Pergi
6
Bab.6 Kedatangan Ibu Mertua
7
Bab.7 Meminta pendapat
8
Bab.8 Memilih pergi
9
Bab.9 Zayn Arrasyid
10
Bab 10. Menata hati
11
Bab.11 Sidang pertama
12
Bab.12 Derry Bimbang
13
Bab.13 Membujuk Si kembar
14
14. Tak ingin disalahkan
15
15. Hasutan Renata
16
16.Mencari bukti
17
17. Bertemu mertua dan Renata
18
Bab.18 Prasangka
19
Bab.19 Kemarahan Dery
20
Bab.20 Sidang kedua
21
Bab.21 Kita sudah berpisah
22
Bab.22 Sedikit tentang Raka
23
Bab.23 Siapa yang egois
24
Bab.24 Kedatangan bos baru
25
Bab.25 Permintaan Renata
26
Bab.26 Intropeksi diri sendiri
27
Bab.27 Bertemu Zayn
28
Bab.28 Bertemu mantan lagi
29
Bab.29 Fakta baru tentang Renata
30
Bab.30 Rencana Mondok
31
Bab.31 Bertemu Putra
32
Bab.32 Sakit hatinya seorang anak
33
Bab.33 Alin kecewa
34
Bab.34 Niat Dery
35
Bab.35 Kedatangan Dery
36
Bab.36 Kesialan Pertama
37
Bab.37 Gara-gara Abian
38
Bab.38 kerja sama Raka dan Zayn
39
Bab.39 Ibu Dery sakit
40
Bab.40 Renata ketahuan
41
Bab.41 Pinangan Zayn
42
Bab. 42 membujuk ALIN
43
Bab 43. Tidak ingin kembali
44
Bab.44 Mengunjungi mantan mertua
45
Bab.45 Tak tahu malu
46
Bab.46 Semakin menjadi
47
Bab.47 Fakta yang mencengangkan dibalik duka
48
Bab.48 Dery cemburu
49
Bab.49 Pertanyaan aneh Putra
50
Bab.50 Menerima Pinangan Zayn
51
Bab.51 Perkenalan keluarga
52
Bab.52 Persiapan pernikahan
53
Bab 53. Bertemu mantan istri calon suami
54
Bab.54 Raisa menemui Bu Hasna
55
Bab.55 Perasaan Putra
56
Bab.56 Pernikahan
57
Bab.57 Dery membuat ulah
58
Bab. 58 Luapan hati seorang anak
59
Bab.59 Malam pengantin
60
Bab.60 Hari pertama menjadi Nyonya Arrasyid
61
Bab.61 Dery bertemu Ali
62
Bab 62. Raisa menggila
63
Bab.63 Tidak mungkin!
64
Bab.64 Dery positif HIV
65
Bab.65 Alin hamil
66
Bab.66 Fakta yang sebenarnya
67
Bab.67 Bertemu Pemuda bernama Ali
68
Bab.68 Siapa yang salah?
69
Bab.69 Ali mengunjungi Dery
70
Bab.70 Ali memberi tahu Alin
71
Bab 71. Kedatangan Raisa
72
Bab.72 Kemarahan Alin
73
Bab.73 Apakah karma?
74
Bab.74 Dery meninggal
75
Bab.75 Renata datang ke makam Dery
76
Bab.76 Nasab Ali
77
Bab.77 POV Renata
78
Bab.78 POV Renata 2
79
Bab.79 Melamar Rara
80
Bab.80 Bu Laras snewan
81
Bab.81 Pernikahan Putra dan Hana
82
Bab.82 Alin melahirkan
83
Bab.83 Terbongkar nya masa lalu Hana
84
Bab.84 Hana mengelak
85
Bab.85 Makin menjadi
86
Bab.86 Teror Hana dan Bu Laras
87
Bab.87 Membereskan tikus-tikus kecil
88
pengumuman!
89
Bab.88 Bu Laras ditangkap
90
Bab.89 pertengkaran Putra dan Rubina
91
Bab.90 Renata tak tahu malu
92
Bab.91 Sudah cukup Bu!
93
Bab 92. Ali muak!
94
Bab 93. Renata kritis
95
Bab 94 Bu Laras tak terima
96
Bab 95 Akhir Bu Laras
97
Bab.96 Kenapa Renata?
98
Bab.97 Renata berpulang
99
Bab.98 Cerita Putra Dan Rubina
100
Bab 99. Rubina dan Putra (2)
101
Bab.100 Aku ingin mengenal mu lebih dalam
102
Bab 101. Pernikahan Putra dan Rubina
103
bab 102. Ulet bulu datang
104
103. Alin kesal
105
104. Dilema orangtua Utari
106
105-Bukan ranah saya untuk menjawab
107
106. Menjemput Bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!