Begitu sampai dirumah, aku membanting diriku diatas kasur, bayang-bayang mas Dery bersama Renata masih membayang dengan jelas, aku tidak menyangka.. Pernikahan ku akan seperti ini, padahal sebentar lagi kami hanya tinggal melihat anak-anak beranjak dewasa,dan kami akan menua bersama..
Tapi aku harus menelan pil pahit itu sekarang,
Ya Tuhan.. Serumit inikah..
Aku terhenyak saat bel rumah milik orang tua ku ini berbunyi.
Tak lama setelah itu, Rafi putra kedua ku memanggilku.
“Ummi, ada Abi didepan!”
Mas Dery kemari? untuk apa lagi? aku agak kesal mendengar jika dia sudah ada disini, apa sedetik saja dia tidak bisa membuat aku tenang? Dengan malas aku melenggang keluar kamar untuk menemui Abi nya anak-anak. Ya.. Hanya sebatas itu saja hubungan ku dengan mas Dery.
“Alin..” Mas Dery datang mendekat hendak memeluk ku, dengan refleks aku mundur kebelakang dan menghentikan niat nya.
“Why? Aku masih suami mu Lin.. Aku rindu,” ucap nya dengan tatapan sendu. Andai saja kau tidak menduakan aku mas.. Aku pasti akan luluh.
“Aku ingin berpisah!"
“Apa? jangan becanda Lin!”
“Aku serius, aku sudah pikirkan ini dengan matang!”
Kulihat mas Dery menggelengkan kepala nya tidak setuju. “Enggak! kamu kenapa seperti ini sih Lin, aku cuma mau pengertian kamu.. Apa salah nya kamu menerima Renata, dan kita akan hidup bahagia, aku juga menyayangi kamu dan anak-anak.. Tolong..”
Lagi.. Kata-kata itu yang keluar dari mulut Mas Dery, sebenar nya hati nya ini terbuat dari apa, hingga dia begitu egois seperti itu.
“Kamu cuma memikirkan perasaan mu sendiri mas! kamu gak peduli dengan perasaan ku!”
“Siapa bilang, aku masih kembali kesini dan membujuk kamu kembali, tolong Lin jangan egois!”
“Abi cukup!” Kami menoleh bersamaan kearah sumber suara, Rafa..
“Apa Abi gak ngerasa kalau Ummi sangat tersakiti disini? 6 bulan Bi.. Setiap malam aku liat Ummi nangis sendirian Abi acuhkan, bukan cuma Abi, aku dan Rafi juga ngerasain hal yang sama? lalu.. Bagian mana yang Abi bilang mengerti perasaan Ummi?” Ya Allah anak ku sudah sedewasa itu, dia membela Ummi nya.
“Rafa!! gak sopan memotong pembicaraan orang tua!! kamu masih kecil, tahu apa!”
“Aku tahu Bi.. aku sudah 12 tahun.. bukan anak kecil lagi.. Bukannya Abi yang mengajari kami, kalau kami anak laki-laki harus menjaga Ummi kami? sekarang aku sedang melakukan itu!”
“Lihat Lin, anak ini semakin kurang ajar.. Pasti kamu yang menghasut mereka kan? Renata bahkan bisa membuat anak nya menghargai aku!” ucap nya lagi, inikah Mas Dery yang ku nikahi selama 15 tahun ini.
“Kalau begitu, pergilah ketempat dimana kamu dihargai mas, dan aku akan pergi ke tempat dimana aku dicintai..” ucap ku pelan, rasanya aku sudah tidak punya tenaga untuk mendebat diri nya, untuk apa.. Hanya akan tersisa rasa sakit saja.
“Tolong mas.. Tolong lepaskan aku.. Karena jujur aku tidak mau lagi menanggung luka ini, aku merasakan sakit disini, merindukan cinta dan kasih sayang mu, sedangkan kau.. kau bahagia bersama cinta pertama mu disana... Aku bukan malaikat, yang bisa ikhlas melihat orang yang kucintai bahagia dengan orang lain selain aku, Sakit mas.. Sakit sekali rasanya.”
“Kau akan menyesal Lin.. Di umur mu yang sekarang,, kau sudah tidak bisa lagi menemukan laki-laki yang bisa membuat mu bahagia!” imbuh nya lagi, lalu berbalik dan lagi meninggalkan aku dan Rafa disana.
“Ummi..” Aku berjongkok dan menatap lekat manik mata putra ku.
“Lain kali jangan seperti itu ya.. Gak baik meninggikan suara dihadapan orang tua, Rafa.. Kamu boleh marah dan protes, tapi gunakan kata-kata yang tidak menyakiti Abi mu.. Bagaimana pun Dia Abi kalian.. Orang yang selama ini sudah bekerja keras untuk kebahagiaan kalian berdua.” aku mencoba memberi pengertian pada anak ku.
Bagaimana pun, aku tidak membenarkan perilaku anak ku, yang menunjukan dia lebih baik dari orang tua nya..
Meskipun pada kenyataan nya memang orang tua lah yang salah, tapi aku mau.. Anak-anak ku tetap menghormati orang tua nya.
“Maafin Rafa Ummi.. Rasanya Rafa gak tahan Abi selalu memojokkan Ummi dan bilang Ummi egois, padahal Abi lah yang sangat egois,”
“Sudah biar itu menjadi urusan Ummi ya nak.. Tugas kamu hanya mendo'akan kebaikan Abi dan Ummi, dan juga.. Kalau seandainya Ummi gak bisa bertahan bersama Abi, apa Rafa dan Rafi akan marah pada Ummi?”
“Enggak Mi.. Rafa rasa itu yang terbaik, daripada bertahan, tapi menahan sakit.. Lebih baik berpisah.. Ummi bisa lebih lega.” jawab nya bijak.. Alhamdulillah.. Dalam kondisi seperti ini, aku masih punya kedua putra ku yang sangat pengertian.
Aku kembali ke kamar, dan menyandarkan tubuhku di pojok kasur, aku memijit pelipis ku yang mulai terasa pening. Sudah ku putuskan.. Kalau esok aku akan mendaftarkan gugatan perceraian ku. Kenapa secepat ini?? karena memang sudah tidak ada lagi yang pentas dipertahankan. Jiwa dan raga ku perlu sehat agar aku tidak menjadi gila karena rasa sakit itu!
Aku mengambil ponsel , berniat ingin menelpon Rubina untuk membantuku mengurus perceraian dengan Mas Dery.
“Halo Bi.. Besok kamu sibuk gak?”
(Besok aku free Lin.. Kenapa?) tanya nya diujung telepon sana.
“Temani aku ke pengadilan agama ya?”
(Serius??? kamu sudah pikirkan dengan matang?)
“Iya sudah..”
(Oke... )
Aku menarik nafasku, dan membuang nya perlahan.. Inilah yang terbaik.. Daripada aku harus merasakan sakit yang bertubi-tubi..
Dia ingin bahagia bukan.. Aku juga ingin hal yang sama.
*
Keesokan hari nya setelah aku mengantar anak-anak ke sekolah, aku langsung menemui Rubina yang sudah menungguku di kantor nya. Aku juga sudah membawa berkas-berkas yang akan aku serahkan ke pengadilan, karena semalam aku sudah searching di google apa saja syarat yang harus dibawa saat mengajukan gugatan ke pengadilan agama.
“Alin.. Are you okay?” tanya Rubina yang kini sudah duduk disebelah kemudi ku. Aku mengulas senyum seraya berkata.
“It's okay.. Ini yang terbaik Bi.. Aku gak mampu lagi untuk menahan semua itu.. ”
Rubina menggenggam tangan ku, menguatkan..
“Ayo kita berangkat,”
Setelah sampai disana, saat aku membuka kaca mobil dan hendak turun.. tanpa sengaja aku menabrak seseorang disana.
Braakkk!
Kepala ku, membentur kepala nya, sakit juga rasanya..
“Awww,” ringisku sakit.. Karena jujur orang ini menabrak ku dengan sangat kuat. Mungkin dia sedang terburu-buru.
“Aduh, maaf mbak.. Saya gak sengaja.. Soal nya lagi buru-buru..” ucap orang itu yang seperti nya seorang laki-laki. Aku mulai sedikit melihat kearah nya.. Benar saja, dia seorang laki-laki.
“Loh.. Ralin Ayuningtyas..” ucapnya menyebut lengkap namaku. Aku menyipitkan mataku mencoba mengingat siapa laki-laki dihadapan ku ini, yang mengenal dan menyebut nama ku dengan lengkap.
“Siapa??”
“Zayn... Zayn Arrasyid!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ronita Herlina
jgn2 zayn ini yg dlu mau dijodohkn sm alin ya, tapi alin lebih memilih dery
2024-07-18
1
Rusiani Ijaq
waduhhhhhh dery Dery ngak punya otak x kau, kau yg egois kok mala membolak-balikam fakta. gimana anak jalangmu ngak terima kamu sedangkan dia ngak ada bapaknya dan gimana anak" kandung mu menghormati kamu sedangkan kamu tak patut untuk itu dan tanpa rasa salah kamu justru mengabaikan mereka. hadehhh ini yg sering terjadi di kehidupan nyata. maling teriak maling
2024-05-26
2
Arya Bima
saat ini boleh km jumawa Dery... dgn cinta semu Renata....
kelak keadaan pasti berbalik.... bukan km yg hidup bahagia.... tpi si Alin yg akan hidup bahagia...
2024-04-18
1