ARDIAN
Mobil yang di kendarai supir mulai berjalan lambat, saat lampu lalu lintas berubah berwarna merah. Jalan di kota Jakarta begitu macet, karna pagi ini banyak orang-orang beraktivitas.
Jumlah kendaraan yang tak bisa terhitung memenuhi jalan.
''Kenapa berhenti, pak?'' tanya gadis berambut kecoklatan di belakang yang menggunakan seragam SMA.
''Lampu merah, non,'' jawab supir membuat gadis itu mendongakkan kepalanya.
Huft
Hembusan nafas berat dia keluarkan, dia yakin pagi ini dia lambat ke sekolah padahal ini hari pertama dia ke sekolah barunya.
Lampu lalu lintas berwarna merah kini sudah berubah menjadi berwarna hijau. Tapi tetap saja mobil yang akan mengantarkannya ke sekolah berjalan sangat lambat karna jalan begitu padat.
Bahkan, jika dia berlari, larinya lebih cepat dari pada mobil yang saat ini dia tumpangi.
Macet!
Kota Jakarta sudah terkenal dengan kata macet, apa lagi jika di pagi hari seperti ini.
''Nanda bakalan lambat dong!'' gumamnya seraya membuka kaca mobilnya.
Berharap jika salah satu pengendara yang berseragam SMA sama denganya ada yang menggunakan motor ke sekolah sehingga dia bisa nebeng.
Brum…
Brum...
Brum...
Motor sport singgah tepat di samping mobil gadis itu, dia melihat tiga cowok menggunakan motor sport hitam yang sama serta jaket mereka yang sama juga.
Lalu dia melirik kearah kanan, pengendara motor sport yang sama saat dia melihat ke arah kiri serta jaket mereka sama pula.
Di sisi kirinya ada tiga, dan di sisi kananya ada tiga. Jadi mereka berenam menggunakan motor sport hitam yang sama serta jaket yang sama.
Seperti geng motor saja!
Nanda Raisa Arabella, gadis berambut kecoklatan itu kembali melirik kearah kiri. Dia mengambil gula-gula karet di saku bajunya lalu mengunyahnya.
Atensinya sibuk memperhatikan tiga cowok yang menatap lurus kedepan, karna lampu lalu lintas kembali berwarna merah.
Nanda mengunyah permen karetnya dengan santai, lalu salah satu diantara mereka yang motornya dekat dengan mobilnya melirik Nanda, karna merasa sedikit di perhatikan oleh seseorang.
Mata cowok di balik helm full fec itu menatap Nanda dengan tajam lalu kembali menatap lurus kedepan.
Nanda sempat terpesona dengan mata indah cowok itu yang tajam. Namun dia tetap santai seraya mengunyah permen karetnya.
“Mereka masih SMA?”
Nanda membatin melihat celana mereka kenakan celana SMA, hanya saja bajunya di tutup oleh jaket hitamnya.
''Kota Jakarta macet!''
Nanda langsung melirik ke samping kanan, salah satu dari mereka mengeluh dengan kemacetan ini.
''Suara lo ngundang banyak mata!'' balas salah satu temanya.
Salah satu dari mereka motornya sedikit maju kedepan, karna ada kesempatan.
''Arigel,'' gumam Nanda saat membaca belakang punggung jaket salah satu dari mereka.
Nanda kembali melirik kearah kiri, memperhatikan cowok yang menatapnya tajam tadi di balik helm full fec yang ia kenakan.
Cowok itu kembali menatap tajam Nanda dibalik helm yang ia kenakan, karna merasa risih di tatap seperti itu oleh gadis di dalam mobil tersebut.
“Gue bisa nebeng nggak yah sama mereka?”
Rasanya tidak enak saja, jika hari pertamanya pindah memberi kesan buruk karna dia terlambat ke sekolah.
''Kalian sekolah di mana?'' Akhirnya Nanda berani bertanya dengan suara ketus, itulah khas suaranya berbicara ketus sehingga banyak yang mengatakan dia cewek angkuh.
Ketiga cowok cowok itu melirik kearah Nanda, yang dengan santainya mengunyah permen karet.
Mereka bertiga tidak menjawab, melainkan langsung menatap kearah depan.
''Dih! Di tanya baik-baik malah diam membisu!'' gumam Nanda yang di dengarkan oleh ketiganya.
Ketiga cowok itu sangat menarik di balik helm full fec yang dia kenakan. Bahkan hanya matanya yang indah terlihat di balik helm full fec.
Nanda melirik kearah kanan, sehingga cowok yang dekat dengan mobilnya memperhatikan gadis itu.
''Gue boleh nebeng nggak!?'' Kompak kedua cowok itu melirik Nanda.
Karna salah satu dari mereka sudah maju satu langkah. ''Gue takut lambat ke sekolah, ini hari pertama gue sekolah di sini!''
Cowok itu menatap satu sama lain.
''Lo aja yang bonceng!'' ucap Izam, menyenggol lengan Ethan.
Cowok itu menggeleng. ''Lo aja, gue nggak mau cewek gue lihat gue bonceng cewek! Dan ujung-ujungnya gue berantem sama dia! Lo tau sendirikan gimana sikapnya, Vani?'' tolaknya kepada Izam.
''Lebih-lebih gue, taik! Gue nggak mau kalau calon pdkt gue lihat gue boncengan sama cewek lain!'' balas Izam Setiawan
''Bonceng aja, Zam. Lo nggak kasihan lihat dia?'' Ethan Bagaskara kembali menyuruh Izam.
Izam melirik Nanda, yang masih menunggu jawaban darinya.
''Nggak mungkin lo nawarin ke mereka! Dia nggak bakalan mau!'' lanjut Ethan menunjuk sahabtnya dengan dagunya di sebelah mereka yang terhalang oleh mobil milik Nanda.
Izam nampak ragu, lalu kemudian dia menyuruh Nanda untuk segara naik ke motornya karna jalan sudah sedikit terbuka.
''Pak! Nanda duluan yah, sama mereka!'' Nanda langsung menutup pintu mobil membuat sang supir gelagapan.
''Non Nanda! Mereka siapa!?'' tanya supir saat melihat anak majikannya itu sudah naik di motor sport hitam.
''Non Nanda jangan naik sama sembarang orang, nanti mamahnya Non marah!'' teriak supir itu.
''Nanti lambat pak!''
Izam menggelengkan kepalanya mendengar suara Nanda begitu keras. ''Pegang jaket gue! Motor gue udah mau jalan!'' perintah Izam lalu dibalas anggukan kepala oleh Nanda.
''Non Nanda! Permen karetnya ketinggalan!'' teriak pak Budi, yang merupakan supir yang selalu mengantar Nanda kemana-mana.
''Eh, tunggu!'' Pak Budi menghentikan ketiga cowok yang menggunakan jaket yang sama.
Dengan buru-buru dia langsung menghampiri cowok itu.
''Yang bonceng anak majikan saya teman kalian, kan?'' tanya pak Budi kepada cowok yang berada di tengah mereka.
''Ya!'' jawabnya malas. Rafael Cakrawala
''Kasi permen karet ini sama non Nanda, dia tidak bisa konsentrasi kalau nggak ada ini!'' ucap pak Budi lalu memasukkan permen karet sebanyak lima gula-gula di kantong jaket cowok itu.
Pak Budi langsung masuk kedalam mobilnya.
''Non Nanda nggak tuh!'' tawa cowok sebelah kiri. Leo Agraham
Leo menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya bapak itu menyuruh mereka memberikan permen karet kepada Nanda.
''Cabut!''
Mereka langsung menjalankan motornya sesuai intruksi cowok tersebut.
Izam sedari tadi merapalkan berbagai macam doa, agar cewek yang sedang pdkt dengan dirinya tidak berada di parkiran sekolah.
''Lo kenapa!?'' tanya Nanda membuat Izam melirik Nanda ke belakang.
''Gue takut bonceng cewek!'' teriak Izam.
Plak...
Nanda langsung menggeplak helm Izam dengan gemas. ''Cemen banget sih lo!''
Izam melototkan matanya di balik helm full fecnya, tidak ada yang berani selama ini menggeplak kepalanya kecuali kelima temanya.
''Gue turunin lo, ya!'' ancam Izam membuat Nanda langsung mengelus helm Izam.
''Sorry!''
Tidak butuh waktu lama, motor sport Izam sudah sampai di depan gerbang.
''Lo turun di sini!'' ucap Izam memberhentikan motornya di depan gerbang sekolah. ''Gue nggak ma—''
''Cerewet banget sih, lo!'' kesal Nanda seraya turun dari motor Izam.
''Buat lo!'' Nanda memasukkan sesuatu di kantong jaket Izam lalu melenggang pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mampir thor..
2023-03-09
0
Rumi29
athooooorr aku udah sabar baca ini jadi langsung baca aja dh dripda mati penasaran awokawok
2023-01-29
1
♥️Adnan Amzari♥️
aq mampir ya Thor....
sepertinya ceritanya menarik perhatian aq 🤭
2023-01-27
1