Cika, Puri dan Kesya sudah memakan makanan yang sudah mereka pesan.
''Ri,'' panggil Nanda membuat gadis yang tengah mengunyah makananya itu melirik Nanda.
''Makananya nggak enak?'' tanya Puri tanpa menunggu apa yang ingin Nanda katakan.
Nanda menggeleng. ''Gue mau ke toilet,'' ucap Nanda.
''Mau kita temenin?'' sahut Kesya dan dibalas anggukan kepala oleh Cika.
''Thanks, tapi gue pergi sendiri aja. Kalian lanjut makanya,'' ucap Nanda. ''Cukup kasi tau gue jalan ke toilet sini di mana, soalnya gue baru di sini.''
Puri mengangguk lalu dia menjelaskan letak toilet yang tidak jauh dari kantin tempat mereka makan.
Nanda menggeser kursinya lalu berjalan pergi meninggalkan kantin untuk membuang air kecil.
''Mau kemana lo, Raf?'' tanya Izam melihat sahabatnya yang terkenal dengan mulut pedasnya itu menggeser kursinya.
''Mau ke toilet buang hajat,'' jawab Rafael. ''Sempat lo pengen ikut,'' lanjutnya dengan santai.
''Ngapain gue mau ikut? Gue, kan, nggak mau buang hajat,'' balas Izam sembari menikmati siomay ayam yang tidak di habiskan oleh Leo tadi.
''Sempat lo mau ikut buat cebokin gue,'' ejek Rafael membuat Izam menatapnya dengan tatapan datar.
''Nggak lucu!'' sungut Izam.
Rafael sudah pergi meninggalkan kelima temanya untuk segera ke toilet.
Ethan menepuk pundak Izam dengan prihatin, sehingga cowok itu langsung meliriknya. '' Lo salah pertanyaan,'' ucap Ethan.
''Udah lo tau mulut sih Rafael gimana, tetap aja lo panjangin omongan lo. Seharusnya lo ngomong singkat. Contohnya bilang aja nggak, jadi nggak usah pake embel-embel lagi.''
''Lo itu beneran Sethan, ya!'' Ethan langsung tertawa melihat wajah Izam.
''Lo tuh berdua kayak tom and jerri,'' ujar Ardian.
''Yang di bilang Ardian ada benarnya ,'' timpal Gerald santai dengan suara dinginya yang menusuk.
Leo menggeleng tak habis pikir, ''Dikit-dikit adu mulut,'' ucap Leo sibuk memainkan game di ponselnya.
Di dalam toilet, Nanda merapikan baju sekolahnya yang nampak sedikit kusut. Dia menatap wajahnya di cermin lalu senyum mengambang di wajahnya.
''Gue nggak jelek-jelek amat, jadi gue nggak boleh insecure berteman dengan mereka.'' Jujur saja, saat Nanda melihat Puri, Cika dan Kesya dia langsung insecure karna kecantikan ketiga gadis itu berbeda-beda, yang pastinya membuat dia merasa insecure.
Satu sircel mereka good loking. Nanda juga belum melihat kedua teman Puri karna hari ini tidak datang. Dan Nanda yakin, kedua temanya itu tak kalah cantiknya dengan ketiga temanya.
''Satu sircel good loking, untung aja gu nggak jelek-jelek amat.''
Setelah bermonolog seorang diri, Nanda langsung keluar dari bilik toilet karna temanya sudah menunggu dirinya untuk kembali.
Ceklek.
Nanda membuka pintu toilet, dan langsung di suguhkan wajah judes seorang cowok.
Nanda menaikkan alisnya sebelah, karna cowok tampan dengan mimik wajah judes itu berada di area toilet cewek.
Namun dia hanya abai, lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi.
''Nama lo Nanda, kan?''
Langkah kaki Nanda langsung terhenti. Dia membalikkan tubuhnya dan menatap cowok judes tersebut.
''Ya,'' jawabnya singkat membuat cowok yang memanggilnya tadi menghampirinya.
Cowok itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. ''Titipan supir lo tadi,'' ucapnya denganya sedikit malas mengambil tangan Nanda lalu memberikan permen karet itu.
Ada 4 permen karet di tangan Nanda. ''Supir lo titip lima permen karet, tapi gue makan satu,'' ucapnya lagi seraya memperlihatkan permen karet itu di dalam mulutnya.
''Jadi lo di lampu merah tadi sama teman-teman lo?'' Nanda memastikan lalu memasukkan permen karet didalam saku bajunya.
''Menurut lo?''
Nanda memutar bola matanya malas, cowok di hadapanya bukan hanya wajahnya yang judes tapi juga cara bicaranya.
Rafael langsung pergi dari toilet, dia tidak mau jika teman satu sekolahnya melihat dirinya berduaan dengan cewek yang akan menimbulkan kesalah pahaman.
ARIGEL tentu saja golongan cowok yang terkenal di sekolah ini. Bukan hanya di sekolah saja mereka terkenal, tapi diluar sekolahpun dia terkenal.
Nanda sudah kembali dan bergabung dengan teman barunya.
''Lama banget sih lo, Nan. Lo ke toilet buang air kecil atau bersemedi sih!'' dumel Puri.
''Gue lapar, kita lanjut makan.'' Cika menyelah.
''Kalian nungguin gue?'' tanya Nanda.
Cika dan Kesya mengangguk.
''Iya Nanda Raisa Arabella! Mana mungkin kita makan tanpa lo? Meskipun lo baru berteman sama kita dua jam yang lalu, lo udah masuk sircel kita! Jadi harus solid!'' oceh Puri membuat Nanda tersenyum.
Hari pertamanya sekolah dia beruntung mendapatkan teman baru yang Nanda kenal sampai sini sangat baik.
''Makan, nggak lama lagi bell masuk!'' Cika mulai angkat suara lagi.
Mereka berempat makan dengan khidmat, sementara Ardian dan temanya sudah balik kelas lebih dulu.
***
Di kelas XI IPS. Sedang belajar sejarah. Suasana kelas nampak hening karna yang mengajar sekarang guru killer, Ibu Tenri.
Ardian meremas buku di hadapnya hingga menjadi kusut setelah dia mendapatkan kiriman foto di wa dengan nomor yang tidak dia kenal.
Rafael selaku sahabatnya yang duduk bersama Ardian menyenggol lengan cowok bertindik itu. ''Lo kenapa?'' tanya Rafael melihat buku di hadapan Ardian sudah di remas hingga menjadi kusut.
Ardian melirik Rafael, bisa Rafael lihat kedua bola mata Ardian memerah menahan amarah.
''Lo lihat.'' Ardian melihatkan foto yang di kirim oleh nomor yang tidak tersimpan di ponselnya, tapi dia sangat yakin jika nomor itu adalah salah satu nomor musuhnya.
''Kurang ajar!'' geram Rafael tertahan.
''Raf..''
Rafael langsung melirik ke arah sampingnya, yang memanggilnya adalah Izam.
''Kalian kenapa?'' tanya Izam melihat raut wajah kedua sahabatnya tidak bersahabat.
''Markas di serang sama anak VAGOS,'' jawab Rafael membuat bola mata Izam dan Ethan melotot.
Ethan dan Izam duduk bersama, sementara Leo dan Gerald duduk berdua paling depan, maklum Gerald kan ketua osis.
Dengan wajah merah padam, Ardian berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan keluar kelas.
''Mau kemana kamu, Ardian!?'' tanya Ibu Tenri melihat Ardian membawa tas.
Ardian tidak menjawab pertanyaan ibu Tenri, melainkan melanjutkan langkah kakinya keluar kelas.
''Kalian juga mau kemana, Hah!'' Bukan hanya Ardian saja, bahkan antek-antek Ardian yang sudah di kenal Ibu Tenri mengambil tas mereka.
''Than, ada apa?'' tanya Leo.
''Markas di serang.''
Rafael lebih dulu mengejar Ardian, dia takut jika cowok itu sampai duluan seorang diri di markas, dan musuh mereka masih berada di sana.
Izam berjalan mendekati ibu Tenri untuk menyalami guru killer itu untuk segera pamit. ''Izam sama teman-teman Izam pamit und—''
''Banyak bcot lo, Zam! Keburu Ardian murkah!'' Ethan langsung menarik tas Izam keluar kelas.
Leo bergegas mengikut sahabatnya, begitupun dengan Gerald namun langsung di hentikan oleh Leo. ''Tetap di sini, Rald! Nggak baik kalau lo bolos, sementara lo ketua osis. Nyusul setelah pelajaran ibu Tenri kelar.'' Leo berkata dengan bijak.
''Tap—''
''Ardian sama yang lain pasti ngerti.'' Lepas itu Leo langsung lari untuk segera menyusul keempat sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Rina_Ibnu_Hajar
keren kak
jangan lupa mampir di novel ku ya kak "Gadis Pejuang Bisnis Kecantikan MLM"
2023-04-07
0
Rumi29
keinget waktu sd perna jg musuh²an malah perna saling serang antar sd di desa tpi awokawok eh serem jg loh karna pake parang semua dn untungnya kepal sd 1 sm guru sd 2 tau langsung di ancam deh kena hukuman besok di sekolah😂😂
2023-01-30
0
IK
dbest dgn prsahabatan mereka... ga mau sampe gerald kna mslh krena ketos hrs brprilaku baik d skolah n tmn tmn nanda jg keren wlopun br knl tp udh diakuin n hrus kompak
2023-01-13
1