Puri menyenggol lengan temanya. ''Ada anak baru tuh,'' tunjuk Puri kepada temanya.
Kesya mendongakkan kepalanya, benar saja sosok gadis berambut kecoklatan tengah berdiri di depan.
''Silahkan memperkenalkan diri kamu.'' Ibu Merry selaku guru yang mengajar XI IPA 1.
''Hai!'' Nanda mulai memperkenalkan namanya.
''Kenalin nama gue Nanda Raisa Arabella! Kalian boleh manggil gue Nanda!'' Nanda memperkenalkan dirinya dengan karakter yang sudah melekat pada dirinya.
Yaitu sedikit angkuh! Membuat mereka mengenal Nanda saat ini sebagai gadis angkuh dan sombong.
Nanda tidak memikirkan itu, dia bukan gadis lemah lembut seperti pemeran novel lainya, sehingga para cogan mendekat.
''Dih, angkuh banget,'' gumam salah satu murid dan dibalas anggukan kepala oleh yang lainya.
ada yang menatap Nanda dengan tatapan tidak suka, ada juga yang menatapnya dengan tatapan takjub dengan karakter gadis itu yang nampak tegas, apa lagi wajahnya yang cantik tentunya.
''Dia masuk circle kita,'' ucap Kesya santai seraya menatap Nanda di atas.
''Ok juga.''
''Nanda, silahkan kamu duduk di dekat Di—''
''Bu!'' Puri mengangkat tanganya dengan suara keras sehingga seluruh pasang mata langsung menatap ke arah Puri.
''Iya, kenapa Puri?'' tanya bu Merry dengan gadis yang terkenal dengan suaranya yang cempreng.
''Biar Nanda duduk di sini bu!'' ujar Puri menunjuk kursi kosong dekat bangku sahabatnya yang hari ini tidak datang.
Bu Merry mengangguk. ''Nanda kamu duduk dekat bangku, Puri,'' tunjuk bu Merry membuat Nanda langsung melihat gadis melambaikan tanganya.
''Nanda, lo duduk di sini!''
Cika berdecak kesal, karna suara Puri membuat konsentrasinya membaca buku jadi buyar.
''Ri, suara lo nggak usah keras-keras!'' Cika memutar bola matanya kesal membuat Puri hanya tertawa.
''Aduh, Ci, lo jangan protes dong sayang,kan lo udah kebal sama suara gue ini!'' ujar Puri membuat Cika hanya mendengus kearah Puri lalu kembali membaca bukunya.
''Udah-udah, itu Nanda udah kesini,'' Kesya menimpali.
Nanda langsung duduk di kursi yang di tunjuk oleh Puri tadi. ''Kenalin, namun Gue Puri.'' Puri menjulurkan tanganya kearah Nanda.
Nanda membalas uluran tangan Puri dengan senyuman. ''Nama gu—'
''Nggak usah nyebutin nama lo, kita udah tau!'' potong Puri dengan cepat membuat Nanda tertawa kecil.
''Gue bakalan kenalin teman-teman gue ke lo,'' lanjut Puri lagi.
''Yang pake jepitan rambut itu namanya Tasya, dia kalem tapi licik,'' ujar Puri membuat Tasya menoyor kepalanya. ''Dia rivalnya Greta sejak kelas 1 SMA,'' lanjutnya seraya mengusap kepalanya.
''Kalau yang ini, namanya Cika, dia yang paling galak antara kita,'' Puri menujuk Cika yang tengah membaca buku.
Otomatis netra mata Cika menatap Puri, sementara gadis itu hanya acuh.
''Tapi dia orangnya baik kok, meski mukanya kayak antagonis,'' ucap Cika sembari terkekeh membuat Kesya ikutan tertawa.
''Teman gue yang dua nggak datang, besok dia baru datang. Besok juga baru gue Kenalin mereka ke lo,'' lanjut Puri dan dibalas anggukan kepala oleh Nanda.
''Lo jangan sungkan sama kita,'' timpal Kesya. ''Mulai sekarang kita teman,'' lanjut Kesya dan dibalas anggukan kepala oleh Puri.
''Ci,'' Puri menyenggol lengan Cika karna gadis itu tidak mengangguk.
Cika yang paham temanya langsung mengangkat wajahnya. ''Lo nggak usah sungkan sama kita. Lo baik kita lebih baik ke lo,'' ucap Cika lalu kembali melanjutkan membaca buku.
Mereka semua mulai menatap ke depan, karna bu Merry sudah memulai mata pelajaran bahasa Inggris hari ini.
''Paling malas gue kalau belajar bahasa asing,'' dumel Puri membuat Kesya tertawa.
''Masa iya lo cuman mau belajar bahasa Indonesia doang,'' balas Kesya seraya mencatat apa yang di tulis oleh bu Merry di depan.
''Gue maunya bahasa korea, biar kalau gue ketemu bts gue nggak perlu pusing apa yang mereka bilang.''
''Mimpi,'' sahut Cika membuat Puri mencabikkan bibirnya.
''Kutu buku nggak di ajak,'' balas Puri.
''Lebih baik kutu buku, Ri. Daripada kutu rambut.''
''Ikh! Cika, gue nggak kutuan yah!'' jengkel Puri.
Kesya tertawa bersama Nanda dan juga Cika.
''Puri!'' teriak ibu Merry menatap tajam Puri.
''Mampus lo, Ri!''
''Sekali lagi kamu ribut, jangan masuk di pelajaran ibu minggu depan!'' ancam ibu Merry.
''Iya, bu,'' jawab Puri malas.
''Kebiasaan teman-teman gue emang kayak gitu,'' ucap Kesya kepada Nanda.
''It’s Ok,'' jawab Nanda santai.
Bell istirahat berbunyi sehingga murid-murid kelas MIPA satu membereskan bukunya untuk segera ke kantin.
''Kantin kuy!'' ajak Puri.
''Yuk!'' jawab Kesya dan Cika.
''Lo ikut, kan?'' tanya Cika kepada Nanda.
''Iya,'' jawabnya lalu mereka berjalan beriringan menuju kantin.
''Kita duduk sebelah sana!'' tunjuk Puri di meja kosong di samping meja tengah.
''Ada ARIGEL,'' gumam Tasya.
''Biarin!''
Kesya, Puri, Cika berjalan menuju meja di tunjuk Puri tadi, yang berdekatan dengan meja Ardian dan sahabatnya.
Sementara Nanda masih berdiri di tempat tadi, dia belum menyusul ketiga teman barusnya. Atensinya sibuk memperhatikan sosok cowok yang dia kenali, Gerald.
''Woy! Nan! Sini lo!'' teriak Puri karna teman barunya itu masih diam di tempat tadi.
Nanda langsung berjalan kearah meja temanya.
''Itu bukan cewek permen karet nggak sih?'' tanya Leo melihat Nanda menghampiri Puri dan kedua temanya.
''Kayaknya dia nggak kenal kita,'' gumam Ethan.
‘’Emangnya lo seleb harus di kenal?'' Izam menimpali.
''Eh, Zam! Pengikut gue sejuta!''
Gerald menatap teman-temanya dengan wajah khas dinginya. ''Kalian kenal?'' tanya Gerald.
''Iya Rald! Itu cewek yang udah geplak kepala gue!'' kesal Izam mengingat Nanda tadi. ''Dia juga yang nebeng sama gue tadi pagi, dia juga yang nyakitin pala gue! Untung aja kesabaran gue gede. Nggak kayak kesabaran Rafael yang tipis.''
Gerald hanya mengangguk.
''Lo kenal dia?'' tanya Leo, Ethan dan Izam hampir bersamaan kepada Gerald.
Rafael dan Ardian langsung melirik Gerald. ''Nggak,'' jawabnya dingin membuat kelima sahabatnya mengangguk.
''Puri!'' panggil Leo sehingga Puri yang tidak jauh duduk denganya melirik cowok itu.
''Kenapa lo?'' tanya Puri.
''Pute nggak naik sekolah, ya?'' tanya Leo.
''Ikan lele yang tampan, tapi lebih tampan Ardian, Gerald dan Rafael. Buat apa lo nyariin sahabat gue? Mau lo baperin kayak cewek lain? Baru lo tinggalin? Mending lo cari mangsa yang lain, jangan sahabat gue!'' Puri mengibaskan tanganya kearah Leo.
''Loh, kok nama kita berdua nggak di sebut sih, Ri?'' tanya Izam dan dibalas anggukan kepala oleh Ethan.
''Terserah gue!''
Membuat Leo hanya tersenyum.
''Senyum manipulasi!'' gumam Cika.
Mereka sudah tau bagaimana Playboy nya Seorang Leo Agraham.
''Gue nggak dekatin dia, gue cuman suka mabar aja sama Pute. Orangnya asik,'' Leo membela diri membuat Puri memutar bola matanya malas.
''Itu cara lo buat baperin mangsa lo ikan lele!'' dumel Puri. ''Pokoknya lo harus jauh-jauh sama sahabat gue!''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Rumi29
yaps bener oy kesy...gue jg di dunia nyata punya jg geng kek kalian.muka judes,muka dewasa muka centil dn muka,pendiem dn muka campur😂😂5 karakter berbeda tpi klo pas lagi seneng sedih slalu bareng ko meski yg judes slalu bilang makan noh cinta di putusin lagi nangess😂🤣pokoknya seru bgt klo dh breng
2023-01-29
0
Kyli
Lanjut
2023-01-04
1