Nanda Raisa Arabella
Murid baru di SMA Pelita, gadis yang duduk di bangku kelas XI Ipa 1, dan mempunyai teman baru Bernama Kesya, Cika dan Puri.
Nanda belum mengenal kedua teman ketiga temanya barunya itu, karna hingga saat ini mereka belum kembali ke sekolah.
Padahal, Puri mengatakan jika temanya itu akan ke sekolah namun tidak jadi, karna temanya yang satu tengah ke Bandung menjenguk sang nenek yang sedang sakit.
Dan baru hari ini mereka ke sekolah.
''Itu Nanda,'' tunjuk Kesya menggunakan dagunya melihat Nanda masuk kedalam kelas.
Mereka berempat langsung melihat kearah Nanda.
''Nanda sini, buruan! Gue kenalin sama sahabat gue yang belum lo kenal.''
Nanda langsung berjalan menuju kursinya, suara Puri mampu membuat telinganya berdengung.
''Nan, kenalin ini namanya Pute, nama aslinya Putri Kinaya, tapi orang-orang manggilnya, Pute.''
Nanda melihat kearah gadis yang duduk di sebelah Cika. Dia langsung merasa insecure melihat kecantikan Pute yang nyaris sempurna.
Matanya sipit, bibirnya yang sedikit tebal serta wajahnya yang putih bersih.
Pute tersenyum kearah Nanda. ''Nama gue Putri Kinaya, lo bisa manggil gue Pute seperti yang lain.''
Nanda mengangguk seraya tersenyum tipis, dia tidak perlu memperkenalkan namanya karna sudah pasti Puri sudah memperkenalkan dirinya jauh lebih dulu kepada Pute.
''Lo cantik,'' puji Pute kepada Nanda dengan tulus. ''Pantas aja Kesya mau lo gabung sama kita,'' lanjut Pute melihat kearah Kesya.
Bisa Nanda simpulkan, jika Kesya yang memegang tahta tertinggi diantara mereka.
''Lo jauh lebih cantik,'' ujar Nanda.
''Gue jauh lebih cantik,'' timpal Puri mengibaskan rambutnya.
Plak…
Cika langsung menggeplak kepala Puri dengan buku yang sedang dia baca.
''Apa sih, Ci!'' Puri mengusap kepalanya. ''Nan, rambut gue nggak kusut, kan?'' tanya Puri kepada Nanda.
Nanda menggelengkan kepalnya. ''Masih rapi.''
''Oiya, Nan. Lo masih duduk sendiri soalnya Salsa belum balik dari Bandung,'' cakap Kesya.
''Siapa bilang aku belum balik?'' suara lembut itu menyapa seluruh kelas MIPA 1.
Kesya, Cika, Puri, Pute dan juga Nanda langsung melihat sosok gadis yang rambutnya tergerai indah dengan bandol berwarna pink di kepalanya.
''SALSA!'' Keempat sahabat gadis itu berteriak melihat kedatangan Salsa.
Salsa tertawa melihat sahabatnya itu.
“Ya ampun! Dia cantik banget! Bahkan dia lebih cantik dari Pute, Cika, Kesya dan Puri. Dia seperti boneka hidup! Bang Boy, kenapa masukin Nanda ke sekolah sini! Mereka semua cantik-cantik buat gue insecure, terutama Salsa cantiknya nggak ada obat! ''
Nanda hanya bisa menjerit dalam hati melihat kecantikan Salsa. Gadis itu sangat cantik, bibirnya yang tipis berwarna merah cheri, wajahnya yang putih mulus, matanya yang bulat, pipihnya yang sedikit berisi.
Dia sangat sempurna!
Kesya, Puri dan Pute langsung menghampiri Salsa.
''Namanya Salsa Aulia,'' ucap Cika yang tidak ikut menghampiri Salsa.
Nanda melihat Cika, cewek tomboy itu menutup bukunya.
''Dia yang paling cantik di antara kita, dan diantara murid-murid SMA Pelita,'' lanjut Cika dengan jujur. Mereka berlima memang cantik, tapi Salsa jauh lebih cantik. ''Tapi semenjak lo datang ke sekolah ini, kecantikan lo saingin kecantikan Salsa di sekolah.''
Nanda tertawa kecil, rasanya tidak mungkin jika yang Cika ucapkan benar. Dia menyaingi kecantikan Salsa? Tentu saja dia tidak percaya, menyaingi kecantikan Puri, Cika, Kesya dan Pute rasanya tidak mungkin, apa lagi menyaingi kecantikan Salsa yang seperti boneka hidup, rasanya sangat mustahil!
Cika tersenyum tipis kearah Nanda, dia tau apa yang di pikirkan Nanda saat ini. Setiap gadis yang melihat Salsa pasti akan merasa insecure.
''Gue nggak bohong, gue serius dengan omongan gue barusan. Lo cantik, kalau gue mesti milih kecantikan lo atau Salsa sahabat gue, lo jauh lebih unggul dan maju satu langkah dari Salsa, yang jadi nilai plus dari kecantikan lo lesung pipi lo, yang jarang orang miliki. Jadi, kalau lo ketawa atau senyum lo semakin cantik.'' Jujur Cika berucap dengan santai lalu berdiri dari duduknya untuk menghampiri Sahabatnya.
Nanda memang cantik, namun gadis itu kerap kali insecure dengan gadis cantik yang ia lihat.
''Sal, lo makin cantik.'' Puri menoel pipih Salsa.
''Udah seminggu lo nggak ke sekolah buat kita jadi rindu,'' timpal Kesya dan dibalas anggukan kepala oleh Pute.
Cika memeluk sahabatnya itu. ''Ingat pulang lo, Sal?'' ledek Cika membuat Salsa tertawa lagi.
''Aku udah nggak duduk sendirian lagi, kan?'' tanya Salsa dan dibalas anggukan kepala oleh keempat sahabtanya.
''Teman bangku aku mana?'' tanya Salsa sehingga mereka langsung melihat Nanda.
''Itu, namanya Nanda Raisa Arabela!'' ucap Puri.
Salsa menatap lekat wajah Nanda lalu menatap ke empat sahabtanya. ''Ahk! Dia cantik banget!''
Ke empat sahabatnya itu tertawa.
''Kecantikan lo di sekolah udah di saingin sama Nanda Raisa Arabela, murid baru SMA Pelita,'' ujar Pute dan dibalas anggukan setuju oleh yang lainya.
''Nggak papa, yang penting aku udah punya teman sebangku dan udah nggak duduk sendiri. Meski aku harus sedikit insecure sama Nanda.''
''Muka Nanda kayak antagonis, tapi lebih antagonis sih, Kesya,'' ujar Cika dengan santai membuat sahabtanya tertawa setuju dengan ucapan Cika barusan.
BRAK….
Pintu di kelas langsung di tendang oleh gadis berambut panjang bersama kedua antek-anteknya.
Kesya menatap nyalang gadis itu, membuat wajah Kesya langsung berubah.
Kesya dan Greta menatap tajam satu sama lain, Ke empat sahabatnya memilih mundur dan berada di belakang Kesya.
Biarkan Kesya dan Greta yang akan menciptakan drama, jika antek-antek Greta maju mereka akan maju juga.
''Semalam lo nga—''
Plak….
Belum sempat Greta menyelesaikan ucapannya, tamparan di pipih gadis itu langsung menyapa pipih mulusnya.
Greta memegang pipihnya yang perih mendapatkan tamparan Kesya.
''Main tampar aja lo!'' sahabat Greta maju ingin menampar Kesya namun tanganya langsung di cekat oleh Cika.
''Urusan Greta sama Kesya nggak usah lo campurin, kalau nggak mau kita bergerak!'' ancam Cika menghempaskan tangan gadis berambut sebahu itu dengan kasar.
''Gue bakalan laporin lo sama, Ethan!'' gadis yang di hempaskan tanganya oleh Cika tadi akan mengadu kepada Ethan, kekasihnya.
''Kamu pikir kita takut?'' sahut Salsa.
''Kurang ajar!'' Greta langsung menjambak rambut Kesya yang panjang.
''Jangan maju kalian!'' Sekali lagi Cika mengancam antek-antek Greta.
Nanda tersenyum tipis, dengan santai mengunyah permen karetnya. Dia memperhatikan kelima teman barunya itu dengan seksama.
Nanda Sempat sedikit kaget saat Kesya langsung memberikan tamparan pada Greta, tanpa membiarkan gadis itu meneruskan ucapnya.
''BERHENTI!''
Suara bariton itu tidak menghentikan acara jambak-jambakan antara Kesya dan Greta, dia adalah Gerald.
''Lepasin gue!'' teriak Greta saat Dio menahan dirinya untuk tidak kembali menyerang Kesya.
''Sya, lo nggak apa-apa?'' tanya sahabatnya.
''Gue nggak apa-apa, cuman kepala gue sedikit pusing.''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ini nih si preman sebenar si Nanda👏🏻👏🏻👏🏻 wahh yg gini nih yg aku suka,,👍🏻👍🏻💪🏻💪🏻
2023-03-09
0
Qaisaa Nazarudin
Begini nih kata2 Orang yg sebenarnya cantik kayak Nanda dan Salsa,walaupun cantik tp saling merendah diri,bukan sok cantik 👍🏻👍🏻👍🏻
2023-03-09
0
Qaisaa Nazarudin
Waah berarti Nanda sama Salsa 11 12 iya kecantikannya,Terus kenapa Nanda terasa rendah diri gitu?? apa emang sipat Nanda yg selalu merendah ya..
2023-03-09
0