Tiga hari berlalu, semenjak kejadian penyerangan VAGOS dan menyebabkan Rafael masuk rumah sakit.
Sudah tiga hari ini pula, Rafael tidak ke sekolah karna masih membutuhkan istirahat, apa lagi luka tusukan itu belum terlalu mengering.
Dan sudah tiga hari ini juga, Ardian mencari anak VAGOS namun mereka semua hilang seperti lenyap di telan oleh bumi.
ARIGEL🤛🏼
**Rafael Boncabe: ** ''Jemput gue di rumah, gua mau berangkat sekolah hari ini ''
Izam yang baru saja selesai mandi mendengar ponselnya bunyi, langsung berjalan menuju nakas untuk meraih ponselnya.
Dia tau jika pesan itu dari Group mereka berenam, karna dia memberikan notifikasi khusus untuk Group nya.
Izam mencabikkan bibirnya saat membaca pesan di Group dari Rafael.
Izam Tolollllll: '' Emang nggak bisa bawa motor sendiri? Manja banget sih mau di jemput, kayak ratu sovia aja.''
Rafael Boncabe: ''Bukan lo yang gue suruh! ''
Sethan Bucin: ''Hahaahahaha!''
Leo Fucboy: ''Biar gue yang jemput,''
**Sethan Bucin: **“ Bukanya lo mau jemput, Pute?”
**Leo Fucboy: **“gue sampai lupa. Sorry, Raf. Biar Izam yang jemput lo aja✌️”
Gerald Kulkas: “Emangnya kondisi lo udah membaik mau ke sekolah?”
**Ardian Jomblo Akut: **“Biar gue yang jemput. Sepuluh menit lagi gue kesana.”
**@Gerald Kulkas **“Perut gue masih sedikit keram. Gue bosan di rumah, jadi ke sekolah aja gue.”
**@Leo FucBoy **“Lo jangan main-main sama temanya, Puri. Kalau nggak lo bakalan sarapan omongan Puri setiap ke sekolah!”
**@Sethan Bucin **“Bau mulut lo sampai kesini taik!”
**@Ardian Jomblo Akut **“Ok.”
Setelah membalas pesan temanya di Group, Rafael bergegas menuju lemarinya untuk memakai baju sekolah, untung saja dia sudah mandi jika tidak Ardian bisa mengamuk karna menunggu dirinya terlalu lama.
Ardian menuruni anak tangga, dengan tas sekolah yang dia sampirkan di kemahnya. Gayanya yang badboy, wajahnya yang seram dan tampan dalam waktu bersamaan membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta padanya.
Dia seperti dewa Yunani, yang hampir sempurna. Selama dia beranjak dewasa dia belum pernah berpacaran dan belum pernah membawa perempuan kerumahnya dan memperkenalkannya kepada kedua orang tuanya.
Tari tersenyum bahagia melihat anak semata wayangnya menuruni anak tangga.
''Pagi Pah, Mah!'' sapa Ardian mencium pipih Mamah Tari dan papah Ibnu, lalu cowok itu duduk di kursi untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
''Pagi anaknya mamah yang paling tampan!''
''Pagi juga anaknya Ibnu yang super keren seperti papahnya saat remaja!''
Ardian hanya tertawa mendengar penuturan kedua orang tuanya, Ardian beruntung di kelilingi kedua orang tua yang tidak terlalu mengekang urusannya, dan selalu memberikan dirinya nasihat.
Dan yang penting, kedua orang tuanya selalu memberikan kehangatan kepadanya.
Mereka bertiga sarapan, seperti biasa Tari selalu menyiapkan bekal untuk makan siang Ardian di sekolah.
''Jangan jajan sembarangan di kantin sekolah.'' Tari memberikan nasehat seperti ini setiap pagi, sebelum Ardian berangkat ke sekolah.
Tari memasukkan bekal makan siang di dalam tas Ardian. Hal itu selalu di lakukan Tari sejak Ardian masih menduduki bangku SD.
''Iya, Mah.''
''Untuk papah juga, jangan makan siang di luar kalau istri udah buatin makan siang dari rumah. Apa lagi kalau makan siangnya sama perempuan.''
Ardian tertawa, mamahnya selalu begitu setiap pagi kepada dirinya dan sang papah.
''Nggak bakalan, lah, papah begitu,'' ucap Ibnu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
إيان
cerita nya menarik. tunggu part selanjutnya
2022-12-18
0