''Kenapa bisa lo lambat masuk.'' Puri memberikan pertanyaan kepada Nanda setelah gadis itu sudah duduk di bangkunya bersama Salsa.
''Terus, kenapa lo bisa sama Leo di luar?'' tanya Pute dengan rasa penasaran kepada Nanda.
''Jangan sampai terpanah dengan senyuman, Leo. Dia itu Playboy. Playboy pake bangetttt. Cukup sih Pute yang terkena dampaknya Leo,'' sembur Puri lagi.
Cika masih fokus dengan soal yang di berikan ibu Mawar, tapi telinganya mendengar dengan seksama obrolan para sahabatnya.
Nanda menarik nafasnya dalam. ''Gue nggak punya hubungan sama, Leo. Dia cuman datang bawain gue permen karet.''
''Permen karet?'' Cika, Puri, Pute dan Salsa menatap Nanda dengan bingung.
Cika memberhentikan tanganya menulis, ia juga melirik Nanda dengan rasa penasaran.
''Kalau gue nggak fokus atau punya masalah. Solusinya permen karet. Kebetulan permen karet di kantong baju gue tadi habis. Makanya Leo datang kasi gue permen karet.'' Nanda menjelaskan seraya mengunyah permen karetnya.
Ke empat sahabtanya mengangguk, dan Cika kembali fokus mengerjakan tugas yang di berikan ibu Mawar.
Kebetulan ibi Mawar sedang ke kantor, sehingga murid-murid bebas bergosip di dalam kelas.
''Tunggu...tunggu....Kenapa bisa Leo tau kalau lo butuh permen karet!?'' heboh Puri membuat sahabatnya terdiam, terutama Pute yang menunggu jawaban dari Nanda Raisa Arabela.
Nanda mulai menceritakan semuanya, bagaiamana ia bertemu dengan Leo dan para sahabatnya.
Dan ia juga menceritakan pernah nebeng dengan salah satu teman, Leo. Karna hari pertamanya ia tidak ingin lambat ke sekolah karna jalan begitu macet.
''Gue nggak tau yang bonceng gue ke sekolah hari pertama itu siapa.''
''Mereka itu ARIGEL,'' ucap Salsa. ''ARIGEL itu nama depan mereka berenam. ARIGEL terdiri dari enam cowok tampan di sekolah ini.''
Sahabat Salsa mengangguk.
''Gue bakalan jelasin siapa itu ARIGEL,'' sahut Puri.
''Yang lo temuin tadi itu namanya Leo. Lo udah kenal sama dia barusan, kan.'' Puri menjelaskan kepada Nanda. ''Dia itu tampan di tambah lagi kalau senyum buat cewek-cewek langsung klepek-klepek sama senyumannya sih Leo Buaya. Dia salah satu cowok yang gantung perasaan Pute sampai sekarang,'' lanjutnya menyenggol lengan Pute.
''Apasih, Ri. Gue sama Leo cuman teman mabar di game doang!'' Pute menyela tidak terima dengan apa yang Puri ucapkan, jika gadis secantik dirinya di gantung oleh cowok.
Puri memutar bola matanya malas. ''Tapi lu ngarep, kan, di tembak sama sih Leo itu.''
Nanda dan Salsa tertawa, sementara Pute menghentakkan kakinya. Sementara si Cika cewek tomboy itu menggeleng seraya tersenyum dengan ucapan Puri yang ada benarnya juga.
''Ada juga namanya Izam, dia itu cowok yang sedikit humoris. Dia juga tampan. Dia suka banget sama Greta,'' ucap Puri.
''Greta yang tadi?'' tanya Nanda memastikan dan dibalas anggukan kepala oleh ke empat temanya.
Nanda mengangguk mengerti, lalu Puri mulai kembali melanjutkan ucapannya.
''Dan cowok ketiga bernama Ethan, ini dia sih Ethan pacarnya si Vani yang tadi, antek-anteknya Greta. Ethan itu manis, jadi wajar di sukai banyak cewek juga, terutama Vani. Ethan ini bucinya Vani.''
''Cowok ke empat ada, Rafael.'' Kini Pute yang melanjutkan. ''Rafael itu tidak jauh dari kata tampan, bahkan dia sangat tampan. Wajahnya yang judes buat orang takut sama dia, apa lagi kalau di ngomong mulutnya pedas banget.'' Pute menjelaskan mengenai Rafael membuat sahabatnya mengangguk.
“Mungkin dia Rafael yang temuin gue di toilet, kasi permen karet.”
''Tapi yah, Nan....Cewek yang suka sama Rafael bakalan suka dalam diam dong. Mereka takut kena semprot sih Rafael yang mulutnya pedas sama siapapun itu, bahkan sama sahabatnya.''
Pute menarik nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya. ''Tapi ada satu cewek yang terus-terusan ngejar sih Rafel ini, dia adalah....'' Pute menjeda ucapannya melirik Salsa. ''Cewek itu adalah Salsa. Dia nggak peduli kalau Rafael ngata-ngatain dia, dia tetap maju meskipun mulut pedas Rafael selalu ia dengarkan.''
''Apa yang di bilang sama Pute benar. Salsa itu selalu ngejar Rafael udah dari lama. Dapat cintanya kagak, sakit iya,'' sahut Puri.
''Namanya juga cinta,'' gumam Salsa mengingat perlakuan Rafael padanya. Cowok itu selalu mengabaikan dirinya dan mulut pedas Rafael membuatnya sudah kebal.
Nanda tertawa kecil. “Cewek secantik Salsa aja di tolak?”
''Yang kelima ada cowok bernama, Gerald.'' Salsa yang kini angkat suara.
“Gue udah tau kalau Gerald cowok dingin, bahkan gue udah lama kenal sama dia. Sikapnya bakalan hangat sama orang tertentu saja. Salah satu orang tertentu itu adalah gue.”
''Belum di ceritain udah senyum-senyum aja,'' celetuk Puri.
''Lo kenal sama Gerald?'' tanya Cika menaikkan sebelah alisnya kearah Nanda.
Puri, Pute dan Cika menatap Nanda meminta jawaban gadis itu.
''Gue nggak kenal sama Gerald,'' bohongnya ''secara gue murid baru,'' lanjutnya membuat mereka percaya.
''Ok, gue bakalan lanjutin.''
''Gerald itu cowok dingin, sikapnya sedingin es balok. Dia menjabat sebagai ketua osis di sekolah ini. Gayanya kalau di sekolah rapih pake banget kayak bukan cowok badboy, tapi kalau di luar sekolah beda lagi. Kayak harimau keluar kandang, ganas.''
Mereka semua mengangguk mengiyakan ucapan Salsa barusan.
''Ci,'' panggil Puri karna karna Cika masih sibuk dengan soal di hadapanya.
''Apa?'' tanya Cika.
''Lo lagi yang jelasin.''
''Ok-Ok.''
Cika menatap Nanda. ''Cowok yang harus lo hindari diantara mereka itu, Ardian.''
''Ardian?'' gumam Nanda membuat temanya mengangguk.
''Dia cowok bertindik, dia juga yang paling tampan dan menyeramkan dalam waktu bersamaan. Pokoknya lo harus jaga jarak sama dia kalau nggak mau musuh ARIGEL ngincer cewek yang dekat sama Ardian. Karna Ardian yang mimpin mereka semua. Untungnya aja nggak ada diantara kita suka banget sama Ardian, ada sih yang suka sama Ardian tapi cuman sekedar suka, untuk memiliki? Mereka akan sadar diri.''
Nanda meneguk salivanya susah payah, ciri-ciri yang di sebutkan Cika ada pada cowok yang ia temui di taman tadi, namanya juga Ardian.
“Sudah pasti Ardian dia.”
''Lo lanjut jelasin, gue mau ngerjain tugas gue,'' ucap Cika kepada Puri.
''Oiya Nan, Ardian itu anti sama cewek. Nggak mau di dekat sama cewek kecuali mamahnya.'' Puri melejitkan.
''Mereka semua tampan, jadi wajar kalau mereka berenam disukai banyak orang, terutama di antara kita,'' timpal Pute mengingat bagaiamana perlakuan Leo padanya.
Namun gadis itu selalu menanamkan pada dirinya, jika Leo hanya teman mabar game nya. Dia tidak boleh jatuh cinta sama sikap Leo yang sama ke semua cewek.
Meski Pute sulit untuk mengontrol rasanya yang menggebu-gebu kepada Leo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waahh Rafael cewek Cantik seperti Salsa di cuekin😅😅😅😜
2023-03-09
0
Miyura Rajati
lanjut othor ...aku menunggumu...
2022-12-23
0