Ardian mengepalkan tanganya seraya menghisap rokonya. Ethan datang ke markas dan mengatakan jika cowok yang Ardian pukul semalam sudah tidak ada di sana.
Ethan kesana berdua dengan Izam untuk memastikan, jika cowok yang semalam itu sudah tidak ada.
Namun saat di sana, Izam dan Ethan sudah tidak melihatnya di sana.
''Apa anak VAGOS yang datang menolog temanya ?'' tebak Leo seraya berdiri dari kursi yang ia duduki.
Mereka berenam sedang berkumpul di markas mereka.
''Gue sepemikrian dengan, Leo,'' sahut Rafael keluar dari arah dapur membawa sebotol minuman dingin.
Rafael ikut bergabung dengan sahabatnya. ''Fatur pasti datang nolongin temanya yang udah sakaratul mau itu,'' lanjut Rafael dengan senyuman sinis.
''Itu berarti mereka masih ada di sini,'' timpal Izam.
Ethan, Leo dan Rafael mengangguk.
''Besok malam kita cari mereka,'' ucap Ardian final.
''Undur dulu,'' sahut Gerald yang sedari tadi berpikir.
''Kenapa, Rald?'' Izam dan Ethan bertanya bersaman, sementara Leo Ardian dan Rafael menunggu jawaban Gerald.
''Besok gue bakalan sibuk, kalian tau, kan, pesta sekolah di adakan beberapa hari lagi.''
Rafael tersenyum penuh arti. ''Kita cari anak VAGOS di acara pesta sekolah nanti,'' sembur Rafael.
''Gue yakin, Fatur pasti datang, secara Fatur pacaran sama Naya, temanya Vani, Greta dan Yuni,'' sambung Leo membuat Ethan terdiam.
Dia belum baikan dengan Vani saat kejadian di kantin sekolah waktu hari itu, antara pertengkaran Greta dan Kesya.
Ardian beranjak dari kursinya meninggalkan sahabatnya.
''Ar, lo mau kemana?'' tanya Leo.
''Rumah sakit,'' jawab cowok itu dengan datar.
Mereka berlima saling berpandangan, ''siapa yang sakit?'' tanya kelima sahabat Ardian.
Ardian hanya menghiraukan kelima sahabatnya. Ia ingin segera kerumah sakit, ia yakin cowok semalam yang ia pukul pasti sedang di larikan kerumah sakit.
Kelima sahabat Gerald mengikuti Ardian untuk kerumah sakit, ia penasaran siapa yang sakit. karna Ardian tidak mengatakan hal ini kepada mereka.
Ardian memarkirkan motornya, lalu berjalan masuk kedalam rumah sakit, menelusuri setiap koridor rumah sakit.
''Apa semalam ada pasien baru?'' tanya Ardian datar kepada resepsionis di hadapanya.
''Atas nama siapa? Karna setiap malam selalu banyak pasien baru,'' jawab resepsionis itu kepada Ardian.
''Dia terluka di bagian kepala dan mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.'' Ardian menjelaskan bagian mana saja yang ia pukul semalam.
Bagian resepsionis menjawab. ''Ada banyak pasien semalam yang mengalami hal yang serupa dengan anda sebutkan,'' ucapnya dengan jujur. Karna semalam ada beberapa pasien dengan kondisi yang sama di sebutkan oleh Ardian barusan karna kecelakaan motor.
''Ardian!'' panggil Ethan.
Ardian melihat sahabatnya menghampiri dirinya. ''Siapa yang sakit, Ar?'' tanya Izam.
Ardian mundur beberapa langkah dari meja resepsionis.
''Gue yakin, Fatur sama temanya bawa tuh anak semalam kerumah sakit.'' Ardian berkata begitu yakin.
Sehingga Ethan dan Izam saling berpandangan.
''Bisa jadi,'' ujar Leo.
''Bisa aja, kan, semalam ada anak VAGOS lihatin kita mukulin temanya,'' lanjut Leo membuat mereka berpikir.
''Gue yakin mereka pasti bawa temanya kerumah sakit,'' desis Ardian.
Dia menyesal tidak menghabisi cowok itu semalam.
Mata Gerald tidak sengaja menangkap sosok gadis yang mengenakan kaos hitam serta celana jeans.
Gadis yang ia sangat ia kenal itu berjalan menuju apotek, seraya duduk menunggu antrian obat.
''Ara,'' gumam Gerald membuat temanya melihat arah pandang Gerald.
Suara Gerald hanya pelan, namun kelima sahabatnya langsung melihat kearah yang Gerald lihat.
''Cewek permen karet,'' ujar Leo melihat Nanda duduk anteng.
''Dia cewek angkuh itu, kan?'' ucap Ethan.
''Bukan cuman angkuh, tuh Cewek sombong juga,'' timpal Izam.
''Cewek lampu merah,'' gumam Ardian.
Hanya Rafael saja yang tidak mengeluarkan suara, ia hanya menatap Nanda yang sudah mengambil obat.
Nanda mengecek obat tersebut, lalu mendongakkan kepalanya.
Matanya langsung bertatapan dengan keenam cowok tampan itu.
''Rald, lo manggilnya tadi apa? Ara?'' Izam menyikuh lengan Gerald.
Tentu saja kelima sahabatnya tidak mungkin salah dengar dengan yang di ucapkan Gerald barusan.
''Apa urusannya sama lo kalau Gerald nyebut nama tuh cewek, Ara. Nggak terima lo?'' cibir Rafael membuat Izam memutar bola matanya malas.
‘’Lagi nyambung-nyambung aja kalau Gerald manggil mamanya, Ara. Secara nama dia Nanda Raisa Arabela,'' lanjut Rafael.
''Iya, Boncabe! Yang maha tau!''
''Eh, Lele! Lo mau kemana?'' tanya Izam melihat sahabatnya melangkah maju.
Rafael membalikkan tubuhnya, menatap kelima sahabatnya dengan senyuman tampanya. ''Mau nyamperin cewek permen karet.''
''Aelah! Nggak usah senyum, Le! Senyuman lo itu Kmpret!'' Bagaimana tidak, jika Leo melempar senyuman yang biasa ia gunakan untuk memikat mangsanya.
Leo kembali melanjutkan langkahnya.
''Hay, cewek permen karet,'' sapa Leo dengan senyuman manis melekat di wajahnya.
Nanda tersenyum singkat.
''Gue nggak bawa permen karet. Jadi Sorry.''
''Nggak apa-apa. Lagian gue bawa,'' balas Nanda.
Leo mengangguk. ''Bdw, siapa yang sakit?'' tanya Leo.
''Teman.''
Kelima sahabat Leo menatap cowok itu yang sedang sok asik dengan Nanda.
''Benar-benar sih Lele. Dia udah deketin Pute, nggak kasi anak orang kepastian. Sekarang dia lagi berusaha deketin tuh cewek sombong!''
''Namanya juga cowok tampan,'' sahut Ethan.
Cowok itu seperti tidak bersemangat, karna sampai sekarang ia belum baikan dengan Vani.
''Setampan apapun cowok, kalau nggak cukup sama satu cewek, tetap aja Kmpret!'' balas Izam.
''Ada apa dengan lo, udah di tolak berulang kali sama Greta, tetap ngejar cewek nggak jelas modelan Greta!'' Kini Rafael yang angkat bicara membuat Izam mencabikkan bibirnya. ''Kayak nggak laku aja lo,'' lanjut Rafael.
Sedari tadi Gerald bertanya-tanya, siapa yang sakit. “Nggak mungkin, kan, kalau tante Gina yang sakit, tapi Ara nggak bilang?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
IK
hapat ya Rafael nama panjang Nanda
2023-01-13
0
IK
lagh bnyk bngt pamggilan c Nanda😂
2023-01-13
0
miyura
crazy up dong othor.. seru ceritanya😗😗😗
2022-12-30
0