After One Night Mistake
...Aku hanyalah seorang gadis biasa, berpenampilan sangat biasa dan juga dari keluarga yang biasa-biasa saja. Tetapi semua berubah menjadi luar biasa saat takdir mempertemukan aku dan dia....
...Ya, dia. Pria asing dengan mata elang yang menyorot tajam kepada semua orang. Membuat kekacauan hingga akhirnya menimbulkan skandal besar yang menyeretku, membawa aku kedalam jurang gelap hingga kehilangan arah kehidupan....
...Aku tidak akan melupakan nama itu, El-barack Alexander....
...🍃...
...🍃...
...🍃...
Paakkk!
Satu tamparan mendarat tepat di wajah El-Barack. Ya, dia sudah menduga sang Papa pasti akan datang hari ini, namun dia tidak menyangka, tanpa mendengar penjelasan apapun dia langsung dihakimi begitu saja.
"Berani-beraninya kamu mencoreng nama baik Alexander dengan foto asusila itu! Sebelum semua semakin memburuk, kamu harus pergi meninggalkan negara ini."
El-Barack masih terdiam, menatap sorot mata sang Papa yang begitu tajam. "Apa tidak bisa, Papa mendengar penjelasan dariku terlebih dahulu? Apa Papa percaya jika aku sudah melakukan itu?"
"Masa b*doh! Yang jelas skandal yang membawa nama besar keluarga kita hari ini, harus segera di tuntaskan. Besok kamu dan Asistenmu Boril, berangkat ke Melbourne, masalah ini Papa yang akan menyelesaikan."
El-barack tidak bisa berkata-kata, hari ini dia seolah dipojokkan oleh takdir, hingga membuat semua orang tak lagi percaya dengan apa yang dia ucapkan.
***
Aina Caroline, seorang gadis sederhana yang berprofesi sebagai sekretaris CEO Rich Grup, hari ini perusahaan benar-benar kacau, karena kasus skandal video percintaan sang atasan dengan seorang model cantik berseliweran di jagat maya.
"Nona, dimana Tuan El sekarang?"
"Kapan Tuan El akan menggelar konferensi pers?"
"Bagaimana tanggapan Tuan Alexander tentang video itu, Nona?"
Para wartawan terus mengerumuni Aina. Namun wanita itu tidak menjawab apapun, dia terus melangkah dan masuk kedalam mobilnya. Dia bisa bernafas lega setelah berhasil meninggalkan halaman perusahaan.
Senja hampir berganti malam, menutup hari yang melelahkan. Aina terus menginjak pedal gas mobil pergi menuju apartemen sang atasan untuk menyampaikan laporan terakhirnya karena esok dia akan mengundurkan diri.
Sudah satu tahun ini, dia sudah cukup lelah menghadapi semua masalah yang dibuat oleh El Barack. Dan hari ini, rasa lelah itu sudah sampai puncaknya, Aina tidak tahan lagi menjadi seorang sekertaris meski gajinya cukup besar.
~
Selang beberapa menit, mobil Aina sudah sampai di depan gedung apartemen tempat El Barack tinggal. Untung saja disana tidak ada wartawan, karena penjagaan sangat ketat.
Sesampainya di dalam unit apartemen sang atasan, Aina bisa melihat jika keadaan malah lebih kacau. Sampah plastik dan botol minuman keras berserakan dimana-mana. "Huuft, pria ini benar-benar tidak bisa dipercaya."
Prankkk!
Suara nyaring benda berjatuhan membuat Aina mempercepat langkahnya hingga ke kamar. "Tuan, anda baik-baik saja?" Tanyanya saat melihat El Barack terduduk lemas di lantai kamar.
Perlahan El Barack mendogakkan kepalanya menatap wanita yang saat ini berdiri di hadapannya. "Ck, dasar kau wanita mu*rahan! Berani-beraninya kamu menyebarkan video itu."
Aroma alkohol begitu pekat hingga membuat Aina menyadari jika sang atasan sedang mabuk berat. "Tuan saya Aina, saya kesini untuk menyerahkan laporan bulanan dan juga surat pe--"
Belum sempat Aina menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba El Barack berdiri dan medorong dia hingga jatuh ke atas tempat tidur. Tatapan sayu pria itu membuat Aina mulai ketakutan. "A-apa yang anda lakukan? Sadarlah Tuan!"
Dibawah pengaruh alkohol, El Barack tidak perduli apapun dia naik keatas tubuh Aina dan mulai meracau tidak jelas. "Kau telah menuduhku melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan. Baiklah, sekarang aku akan mengabulkan semua halusinasi mu itu!"
Rasa panik mulai mendera, Aina mencoba melepaskan diri namun sayang dia kalah tenaga. "Tuan saya mohon ja-ngan ...." Daarahnya berdesir hebat saat sentuhan El Barack semakin berani dan dalam.
Hari itu adalah hari paling menyedihkan yang akan Aina ingat seumur hidupnya. Dia menyesal karena sudah menyepelekan sifat liar seorang El Barack Alexander. Ya, selama satu tahun El Barack memang tidak pernah menggodanya, namun nyatanya itu bukan jaminan.
***
Keesokan paginya Boril, supir keluarga Alexander datang ke apartemen untuk menjemput sang majikan, atas perintah Antonio Alexander.
Sesampainya di basement apartemen, dia menghentikan langkahnya ketika dari kejauhan melihat Aina melangkah tergesa-gesa dengan penampilan acak-acakan. "Bukankah itu Nona Aina, sekertaris Tuan muda."
Lama dia memperhatikan, hingga akhirnya dia memilih untuk segera menyelesaikan tugasnya. Hari ini dia dan juga sang majika akan terbang ke Melbourne dan mungkin akan menetap disana dalam jangka waktu lama.
~
Sama dengan Aina, Boril bisa langsung masuk kedalam unit apartemen itu karena dia juga mengetahui kata sandi pintu. Dia cukup tercengang ketika melihat El Barack terlelap dalam keadaan setengah polos.
Pikirannya pun kembali mengarah saat dimana dia melihat Aina di basement dengan penampilan acak-acakan. "Jangan-jangan ... ah tidak, sekarang aku harus fokus ketugasku."
Boril segera bergerak cepat, memunguti semua botol bekas minuman yang berserakan diatas lantai. Hingga pandangannya kembali melihat bercak darah di sprei kasur, namun dia kembali membuang pikiran buruknya.
***
Saat ini El Barack dan Boril sedang dalam perjalanan menuju bandara. El Barack masih memijat keningnya yang terasa pening. "Kepalaku sakit sekali. Kenapa juga aku harus melarikan diri seperti ini, aku bisa mengadakan konferensi pers dan membantah video itu."
"Anda bisa saja membantah tuan, tapi wanita itu punya bukti. Biarkan Tuan besar menangani skandal ini, anda fokus saja ke untuk menenangkan diri." Boril mengeluarkan sesuatu dari dalam dasboard mobil. "Saat bersih-bersih tadi, saya menemukan surat pengunduran diri Nona Aina. Apa anda tidak sadar saat dia datang ke apartemen Anda?"
Sambil memejamkan mata, El Barack menggelengkan kepalanya. "Entahlah aku tidak ingat, biarkan saja dia. Berhentilah bicara, aku sangat frustasi sekarang, rasanya aku ingin menghilang dari muka bumi ini."
"Maaf, Tuan." Akhirnya dia memilih diam, meski pikirannya mulai berasumsi akan banyak hal tentang kemungkinan hal yang terjadi antara Aina dan El Barack. Dia tidak ingin menambah beban pikiran El Barack yang saat ini pasti sangat tertekan.
***
"Ai, kamu benar-benar tidak mau makan?" tanya Kakak Aina yang sedang berdiri di depan pintu kamar. Sejak pulang pagi tadi sampai malam ini, Aina belum sekalipun keluar dari kamar.
Didalam kamar, Aina meringkuk dengan air mata yang tidak henti-hentinya mengalir deras tanpa suara. Semua kejadian malam kemarin terus menghantui pikirannya. Dia tidak lagi perduli dengan sang Kakak yang tidak henti-hentinya mengetuk pintu kamar.
Sekarang hidupku benar-benar hancur. Ini semua gara-gara pria bre*sek itu! Aku tidak akan pernah melupakan namamu, El Barack Alexander, batin Aina.
Bersambung 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Ahmad Riadi
ok
2024-04-03
1
Katherina Ajawaila
seru juga. nih ceritanya
2024-03-04
0
Sari Welly
lanjutan nya pasti lebih seru lagi 🥲🥲
2024-02-25
0