Terpaksa Menikahi Seorang Mafia

Terpaksa Menikahi Seorang Mafia

part awal

Indahnya suasana malam hari di pusat kota. bangunan bertingkat menjulang tinggi berdiri kokoh berjejer dan lampu-lampu menyala di setiap gedung.

Sebuah mobil mewah warna hitam terlihat melaju sangat kencang menyusuri jalanan kota, seorang wanita muda di dalam mobil itu terlihat sangat marah dan emosi, isak tangis memenuhi ruang sempit mobil tersebut.

" ****. shitt! dasar tidak tau malu, tidak punya perasaan, aku tidak ingin melihat kalian lagi aa!" umpat seorang wanita muda memukul setir kemudinya berkali-kali.

Livy Janson seorang wanita muda dan pemberani, kecantikannya tak perlu di ragunan lagi, usianya saat ini menginjak 22 tahun. livy adalah seorang mahasiswi fakultas teknologi di universitas ternama di negaranya.

Kedua orang tuanya yang selalu bertengkar membuat livy merasa lelah berada di tengah-tengah mereka. setelah akhirnya suatu kejadian siur sang ibu dan ayahnya ia pergoki livy merasa malu dan kecewa memutuskan pergi meninggalkan rumah.

"kalian sangat jahat, egois, aku membencimu ayah, ibu hisk...hisk..kalian jahat.." livy terisak menjatuhkan kepalanya ke setir kemudi tanpa peduli arah laju mobilnya.

Dari arah belakang dua mobil sport saling kejar-kejaran dengan brutal beradu tembak sedang melaju begitu kencang hingga menabrak mobil di depanya begitu kuat.

" bidik rodanya cepat!" serunya seorang pria bertubuh berotot mengarahkan pistolnya kearah mobil lawan.

Door...door...

whiuus shuut ciiiit bruumm..

Mobil musuh yang berada di depanya pun bergerak melaju meliku liku begitu lincah menghindari setiap serangan pelurunya.

" aarrghh" teriak pria itu frustasi mencekram kuat setir kemudi. ia tidak memperhatikan kendali kemudinya hingga saat sebuah mobil melintas tepat di depan mobilnya dan hantaman kuat pun terjadi.

Tiinn...brruuak srraakk sreeeett ciiitttt.

" aaaa! aku belum siap mati, ya tuhan selamatkan aku-" teriak livy histeris merasakan guncangan hebat di mobilnya yang terseret menepi.

" O shiitt bajingan! sialan siapa yang sudah berani menghalangi jalan ku ah sial" umpat pria berotot itu mencekram setir kemudi dengan kuat.

Seorang pria keluar dari mobil musuh memakai topeng wajah berjalan menghampiri mobil livy.

braak.

pintu mobil di buka paksa. "livy" batin pria bertopeng, menengok kebelakang lalu kembali berlari saat melihat pria dari mobil lain berlari kearahnya" sial, dia keluar" umpat nya berlari menuju mobilnya.

"berhenti kau!" teriak pria berotot membidik senjatanya kearah pria bertopeng di depannya dan menekan pelatuknya.

Door..

" aaarrgghh!" rintih pria bertopeng memegangi bahunya yang luka. dia segera masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu.

brak..

brumm.

Pria berotot itu berlari mengejar mobil musuh di depanya namun tak tergapai. pria itu menyimpan kembali senjatanya ke saku jas dan menghampiri mobil livy.

" cepat kejar dia!" perintah pria itu dengan tegas kepada anak buahnya yang baru saja sampai.

Ketiga mobil hitam di tempat itu kembali melaju dengan kencang mengejar mobil musuh. seperti yang di perintahkan bos mereka.

Aldrich Janson Abraham adalah pria bule, gagah, tampan, pria bule yang terkenal gagah ini belum menikah di usianya yang ke 28 tahun.

Panggil saja sang ketua mafia, dilahirkan dari keluarga terpandang membuatnya di didik keras menghadapi para pesaing bisnis. dan membawanya ke dalam dunia mafia yang di pimpin Aldrich sendiri. karena hasil gemblengan sang kakek lah yang menjadikanya sesukses sekarang.

" hrg,hrrgh aku ingin mati aku ingin mati " rintih livy meringkuk di kursi kemudinya.

Dasar wanita gila jika ingin mati jangan setengah-setengah sinis Aldrich dalam hati.

" cepat keluar, gara-gara kau aku kehilangan jejak, kau harus mengganti rugi" bentak aldrich dengan kasar.

Aldrich berdecak kesal melihat wanita itu hanya terdiam, memainkan lidahnya di langit mulutnya, lalu aldrich menyeret paksa wanita itu keluar dan membawa nya ke mobil miliknya dan kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh mengejar mobil musuhnya tadi.

" awh sakit, kumohon jangan bunuh aku" livy menunduk sambil memegangi sikunya yang lecet.

Wajahnya merah padam aldrich melirik tajam wanita di sampingnya lalu kembali fokus ke jalan.

" Diam kau! jangan banyak bicara atau ku lempar keluar dari mobil ku sekarang hah!" sentak Aldrich penuh emosi sembari memasang earpond ke telinga.

Livy langsung beringsut kesamping kiri. Bentakan dari aldrich membuatnya bergidik ngeri, apalagi tadi sempat melihat pria itu begitu sadis menembaki seseorang.

" kau siapa? mau membawaku kemana? jangan kau pikir aku takut dengan mu, aku bisa melaporkanmu ke polisi " ancam livy sedikit ragu tubuhnya bergetar hebat.

" Diam!!" sentak Aldrich lagi berusaha menahan emosi sebisa mungkin. membuat livy langsung terpaku membeku.

" sorry" cicit livy memiringkan tubuhnya kekiri.

" apa kalian berhasil menangkapnya " tanya aldrich melalui earpond sambil mencekram kuat setir kemudi. saat mobil musuh tak terlihat lagi.

" gagal bos mobil nya melesat begitu kilat"

" kita putar balik, kita bahas di markas besok" sarkas Aldrich tersenyum devil kearah livy.

" Siap bos" Tut Tut.

Aldrich langsung memutar balik laju kendaraan kemudinya dan kembali menuju ke mansionnya

Mendapat tatapan aldrich yang begitu menghunus dan mengerikan, livy langsung bergidik ngeri dan gemetaran. pikirnya pria itu seperti monster yang ingin membunuh mangsanya.

" aku tidak tau siapa kau dan tidak mau berurusan dengan mu. tapi tolong perbaiki mobil mahal ku dan lepaskan aku " ujar livy memberanikan diri untuk meminta bantuan terhadap pria bersamanya itu.

" Ck, diam dan jangan berisik kau sudah membuatku dalam masalah besar, jadi kau harus membayarnya" balas aldrich dengan sinis.

" hei aku hanya minta kau perbaiki mobilku yang kau tabrak dan jangan menggangguku lagi"

" Diam kau " bentak aldrich dengan intonasi tinggi membuat livy langsung bungkam. berani sekali wanita itu mengaturnya pikir Aldrich wajahnya merah padam dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Setelah melewati perjalanan selama satu jam akhirnya kini mobil aldrich sampai di mansion. sedangkan livy yang kelelahan tertidur setengah jam yang lalu. melihat livy tidur dengan mulut menganga membuat aldrich tersenyum devil lalu di angkatnya tubuh ramping livy aldrich berjalan memasuki mansion. Kaki jenjangnya melangkah lebar melewati ruang tengah mansion yang sudah gelap.

" Siapa dia" seru pria paruh baya yang duduk di singgah sana favoritnya memencet tombol remote kontrol dan sinar lampu menerangi seluruh ruangan.

klik.

" Bukan siapa-siapa kek, aku tanpa sengaja menabraknya tadi, tidak mungkin akau meninggalkannya begitu saja" balas aldrich cepat beralasan.

Sang kakek pun langsung menyeringai mengetahui cucunya tengah berbohong.

" Kau harus menikahi wanita itu besok tidak ada protes jika kau berani kabur atau menghindar kau tau konsekuensinya" ucap kakek aldrich mengancam penuh arti.

Pasalnya seumur umur baru kali ini aldrich membawa pulang seorang wanita ke mansion. sebanyak dan secantik apapun pacar cucunya itu tidak pernah di bawa ke mansion. pikir kakek abraham tersenyum penuh artil. ia menebak jika gadis itu istimewa dari gadis lainya. menurut insting sang kakek.

" what! aku tidak mau kek, dan itu tidak mungkin akan terjadi, bukan kah kakek tau aku sudah punya kekasih," tolak Aldrich tidak suka di paksa dan memang ia punya kekasih.

" Di larang protes atau kau ingin membuat kakek mu ini cepat mati" tegasnya pria paruh baya itu dengan cepat.

Aldrich berdecak kesal wajahnya merah padam ia juga tak mungkin setega itu kepada kakeknya. sejak kecil kakeknya lah yang merawatnya.

" dasar pria tua pemaksa" Sungut Aldrich mendengus lalu menaiki anak tangga dan membawa livy kekamar tamu.

" Biar tua begini kau akan tetap bersangkutan dengan ku," seloroh kakek Aldrich, yang masih di dengar oleh Aldrich. Aldrich semakin mendengus kesal.

Ya, panggil saja pria berumur 60 tahun itu kakek Abraham, setelah kedua orang tua Aldrich telah tiada, Beliaulah yang mengambil alih merawat Aldrich.

****

keesokan harinya

wedding

Di mansion Aldrich sudah nampak ramai kesibukan para pelayan yang mulai mendekorasi ruangan luas mansion dan menyiapkan berbagai macam hidangan ringan untuk acara makan-makan bersama tamu undangan yang hadir nantinya.

Meskipun acaranya mendadak dan tertutup, namun, Abraham ingin pernikahan cucunya tetap terlihat mengesankan. tamu undangan yang hadir hanya kerabat terdekat dan berjumlah sekitaran 15 orang saja.

" Apa dia belum bangun juga" tanya Aldrich pada roky tangan kanannya sekaligus teman masa kecilnya. sambil merapihkan dasinya di depan cermin.

" belum tuan, saya sudah menyuruh pelayan untuk mengurusnya tadi" jawab roky.

" Baiklah kita susul kesana, O ya mana surat perjanjian dari kakek" ucap Aldrich membuka kelima jarinya kearah roky.

" ini tuan " roky menyerahkan map itu kepada aldrich. Aldrich segera menyambar map nya kemudian mereka berjalan keluar dari ruangan dan menuju kamar livy.

" Bacalah ini ... " seru Aldrich yang memasuki kamar. " Setelah itu cepat turun aku tunggu di bawah, tidak boleh lebih dari lima menit," Aldrich memberikan sebuah berkas pada Livy yang masih di rias oleh dua Mua yang di perintahkan oleh kakek, Aldrich menjauhi wanita itu yang terlihat sedikit berbeda dari sebelumnya, tadi malam terlihat biasa saja tapi pagi ini terlihat sangat cantik.

" Hei tunggu!," teriak Livy membuat Aldrich berhenti di ambang pintu , "" Siapa kau sebenarnya? kenapa Aku harus menikah denganmu? aku tidak sudi menikah dengan pria yang tidak ku kenal dan bukan kekasihku!." Tanya Livy dengan nada tinggi membuat Aldrich berdecak.

" Cih, memangnya hanya kau saja yang keberatan hah!, semua jawaban ada di surat itu, dalam waktu lima menit kau belum juga turun aku mukbang tubuhmu itu," ucap Aldrich dengan sengit berlalu pergi dari sana.

Livy menganga tak percaya mendengar penjelasan pria asing tersebut, lalu ia mulai membaca berkas yang diberikan oleh Aldrich barusan.

" Apa! aku boleh tinggal di mansion ini secara gratis, dan pria itu tadi mengutamakan kebahagiaan kakeknya?" pekik Livy melebarkan matanya. ia tidak sedang bermimpi kan, livy mencubit lengan nya sendiri memastikan apa ia sedang bermimpi atau tidak, dan ternyata semua itu kenyataan.

Livy yang syok hanya terdiam tak bergeming, penasaran seperti apa sosok kakek yang di hormati oleh Aldrich, Bahkan pria itu rela melakukan apapun demi beliau, walaupun isi dari perjanjian tersebut sesuai dengan yang di butuhkan Livy saat ini.

" Aldrich " gumam livy membaca sederet kalimat nama di berkas tersebut.

Terpopuler

Comments

Be___Mei

Be___Mei

subscribe dulu ya kak, nanti aku baca pelan pelan

2023-02-14

2

Be___Mei

Be___Mei

wahahah, livy akan shock jika tahu akan di nikahkan. karena tabrakan itu berujung dapat suami tampan. entah ini nasib baik apa buruk 🤣🤣

2023-02-14

2

Rusme Juthec

Rusme Juthec

mampir

2023-01-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!