Di mansion.
" beneran bos tidak mau saya bantu sampai kedalam " roky melihat bosnya sempoyongan hendak membantu tapi pria itu menolak nya. sewaktu berpesta di markas aldrich terlalu banyak minum hingga membuatnya mabuk seperti ini.
" Tidak. aku bisa berjalan sendiri " aldrich mengibaskan tangan dan melangkah gontai memasuki mansion.
Roky masih setia berdiri di tempatnya memastikan bosnya masuk kedalam lebih dulu setelah itu iapun segera pergi dari tempat itu dan pulang kerumahnya.
Rambutnya nampak acak-acakan aldrich mengendurkan dasinya. kepala nya terasa berputar-putar jasnya pun ia lempar kesembarang arah. Sambil memegangi kepalanya aldrich meracau tak jelas.
" hei rosya kenapa kau hanya menginginkan uangku saja hah. haha dasar kau ini wanita mata duitan, harrghh" aldrich menggeleng kuat menahan nyeri di kepala nya yang menuntut.
Meski pencahayaan di ruangan cukup terang, mendengar suara samar-samar seorang di belakang nya, livy merasa tengkuknya merinding tidak berani menoleh kebelakang livy segera menutup panggilan telepon dari petrik.
" sayang sudah dulu ya kita lanjutkan besok lagi, aku sudah mengantuk dan sangat lelah, makasih untuk materi nya " ucap livy berkeringat dingin merasa ketakutan.
" oke sayang, tidak masalah aku senang bisa membantu mu livy, ya sudah cepat tidur lah sana " sahut petrik di sebrang sana. livy pun langsung menutup panggilannya.
" apa ada hantu di mansion ini. iih mansion semewah ini mana mungkin ada ? haih livy tenanglah " gumam livy bangkit berdiri dan langsung mematung seketika mendengar ada yang meneriakinya.
" hei kau diam di situ" seru aldrich berhalusinasi ia melihat livy seolah melihat roysa dengan berjalan sempoyongan ia langsung memeluk livy yang mematung.
grep
" apa yang kau lakukan. hei kau sudah gila ya" pekik livy terkejut tiba-tiba aldrich memeluk pinggang nya membuat mereka terjerembab di sofa.
" Sayang dari mana kau tau tempat tinggal ku hhh. rosya sa-yang katakan padaku apa kurang nya aku hingga kau hanya menginginkan uang ku saja aku ini kaya, tampan, tapi kenapa semua wanita sama hanya ingin uang saja. kalian tidak ada yang tulus padaku " racau aldrich mengeratkan dekapan nya di pinggang livy yang sedang berusaha melepaskan lengan kekarnya dari perutnya.
kening livy berkerut kedalam. siapa rosya itu? dan apa hubungannya dengan pria ini. pikiran livy berkecamuk tak karuan, apalagi perkataan aldrich yang menyedihkan tentang ketulusan mengingat kan dirinya akan kebejatan orang tuanya. apa mungkin laki-laki ini juga rapuh sepertinya.Tapi itu hanya sesaat, setelah nya ia menutup hidungnya karena mencium bau alkohol dari mulut aldrich ketika pria itu mendusel di bahunya.
" hais kau ini dasar payah, hanya karena patah hati kau yang sangar jadi cupu dan menyedihkan sekali" livy tersenyum mengejek
ia tak peduli siapa wanita itu dan enggan mencampuri urusan pribadi suaminya karena livy hanya terpaksa menikahi aldrich demi tempat tinggal dan kakek abraham.
" hmrrghh sa-yang aku ini tidak patah hati. apa yang kau katakan itu tidak benar aku ini bukan cupu hhh " aldrich meracau dengan setengah sadar ia tidak terima dengan apa yang livy tuduhkan kepada nya.
Livy mengeram kesal, matanya mengedar di sekitarnya semua orang sudah tertidur mana mungkin ia membangun kan pelayanan atau kakek. dengan tenaga seadanya livy bersusah payah memapah aldrich membawanya kekamar atas.
" CK, kau itu menyusahkan. tubuhmu sangat berat, mana sudah pada tidur semua lagi" gerutu livy membaringkan aldrich ke ranjang perlahan ia mengangkat kaki jenjang aldrich lalu melepaskan sepatunya dan membuangnya asal.
Dengan ancang-ancang membalik badan hendak keluar dari kamar mengambil laptopnya di lantai bawah. tapi tarikan kuat di pergelangan tangannya membuatnya terjungkal kebelakang.
" aaw" livy memekik tertahan ketika tubuhnya berada di atas tubuh bidang aldrich.
" sayang kau kemana, temani aku tidur " aldrich mengigau mendekap livy seperti bantal guling dengan erat. hingga livy merasa kesulitan bernapas.
" huff.huff. Sialan kau ini. tau begini aku tidak membantu mu kemari, hei lepas" umpat livy perutnya bergejolak ingin memuntahkan cairan karena bau mulut aldrich membuat nya mual. apalagi pria itu mengunci tubuhnya dan semakin kencang mendekapnya membuatnya sulit bergerak.
Dengan terpaksa livy akhirnya pasrah tidur seranjang bersama aldrich. tidak mengingat hingga pukul berapa ia bisa memejamkan matanya.
.
.
.
keesokan harinya
Di kamar
Sampai sampai ke-dua nya kini saling berpelukan hangat di atas ranjang di pagi hari. Tanpa ke-dua nya sadari sejak tadi pelayan membangun kan mereka.
" Tuan" teriak pelayan mansion dari balik pintu. tiga kali ia berteriak tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar. ia pun kembali menuju dapur.
Suara bising dari luar membuat livy terbangun sambil mendekap erat gulingnya yang terasa berbeda dari biasanya yang ini sangat empuk dan hangat livy mengeliat perlahan dengan mata masih mengantuk ia pelan-pelan mengerjap. Begitupun aldrich merasa terusik akan gulingnya yang bisa bergerak ia perlahan membuka ke-dua matanya.
" aaaaa! " Teriak livy dan aldrich bersamaan ketika tatapan mereka bertemu dan hidungnya saling menempel.
dugh
Sontak refleks livy menendang tubuh aldrich kuat dan membuat nya terpental ke bawah mencium lantai.
bugh
" arrgh, kau!" pekik aldrich tertahan mengusap pantatnya yang kebas.
Livy segara turun dari dari atas ranjang. berdiri mematung dan membekap mulutnya dengan telapak tangan nya. melihat suaminya salto dari atas ranjang dan kesakitan terlihat sangat keren dan lucu menurut nya.
" livy dia sangat menggemaskan bukan" livy tertawa terbahak-bahak dalam hatinya.
Berusaha bangkit berdiri melangkah cepat mendekati livy dan mengangkat telunjuk nya di depan wajah livy dengan sorot mata kekesalan.
" tenaga mu kuat sekali apa kau itu seorang alteit petinju? lalu kenapa kau bisa tidur di kamar ku hah" ucap aldrich pupil nya berkeliaran menelisik pakaian livy yang nampak utuh " apa yang sudah kau lakukan pada tubuhku hah" tuduh aldrich yang tak ingat apapun kejadian semalam dan tubuhnya setengah polos.
Livy menggeleng kuat ia menelan salivanya susah, melihat perut sixpack aldrich yang begitu menggiurkan, siapa pun yang melihat pasti ingin menyentuhnya. dan pikirnya bertraveling liar. sebisa mungkin ia bersikap tenang dan tidak terima pria itu menuduhnya.
" hei, kau yang sudah memaksa ku tidur di sini, apa kau lupa kau itu mabuk semalam, kau harusnya berterima kasih padaku sudah menolong mu, bukanya menuduhku menyentuh mu, hiih menggelikan seharusnya aku sebagai wanita yang merasa ternodai bukan dirimu tuan aldrich" jawab livy dengan wajah sinis.
Aldrich memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut "Apa benar yang katakan livy itu, tapi mengapa ia tidak bisa mengingat nya sama sekali" gumam aldrich.
Merasa mulai jengah berada di kamar livy berbalik badan dan hendak melangkah tapi justru tubuhnya tertarik kebelakang.
" Mau pergi kemana hah " seru aldrich mencekal lengan livy dan menariknya kuat hingga wajah livy membentur dada bidang nya.
bugh
" aduh" livy mengusap keningnya yang memerah. netranya berkeliaran merasa gugup dengan tubuh mereka yang begitu dekat.
Aldrich memajukan wajahnya dan mengunci tatapan mata mereka, mencari kebohongan disana tapi tidak menemukan nya.
Hening
" Dasar pria cupu putus cinta saja sampai mabuk berat " ucap livy terdengar mengejek. menyadarkan lamunan aldrich.
" Apa kau bilang, aku mana mungkin pata-?" aldrich tidak melanjutkan ucapannya saat ponsel nya terus berdering ia meninggalkan livy dan mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan telepon itu sedikit menjauh dari sana. begitu aldrich menjauh livy secepatnya melesat pergi keluar dari kamar aldrich.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Maya●●●
aku mmpir kak. 1 mawar untukmu
2023-02-07
2
ㅤ ㅤ ᵀᵃˡˡʸ❥⃝⃝⃝⃝ʏ💅🏻
hello ka author
aku mampir
sukses terus
2023-01-13
2
Areum
Bis mafia kenapa ngemis cinta jelas" tau klu rosya hanya menganggapnya mesin ATM & Patrik dia playboy kalas kadal menjadi kekasih Levy juga rosya
2023-01-03
2