part 20

Aldrich menatap langit-langit kamarnya. ia kembali teringat akan pesan dari kakeknya.

" Cucu ...." Perkataan Abraham terus terngiang-ngiang di kepala Aldrich. Sang kakek mendesaknya untuk segera memiliki momongan, hal itu kini menjadi beban tersendiri bagi nya, mana bisa ia menghamili Livy yang jelas bukan wanita yang ia cintai.

" Menyebalkan!" Umpat nya memejamkan matanya dengan perlahan seiring berjalannya waktu menjelang malam Aldrich pun akhirnya tertidur pulas terdengar dari suara dengkuran napas nya yang mulai teratur.

.

.

.

Di kampus x

" What! Kau serius sudah menikah dengan tuan Aldrich, seorang pengusaha terkaya di negri ini livy! Lalu ayah sama ibumu tak tau pernikahan mu itu!" Pekik Ana menutup mulutnya dengan tangannya karena terkejut dengan apa yang di dengar nya barusan.

" Hais kau ini! jangan keras-keras nanti sekampus pada denger bego, jaga rahasia ini karena cuma kita berdua yang tahu aku sudah menikah Ana," Sentak Livy seraya membisiki Ana sembari melirik kearah sekeliling nya siapa tahu ada siswi lain ataupun Petrik yang mendengar ucapan mereka.

Dan ternyata dari jarak tak jauh dari mereka itu Petrik tengah melihat perbincangan kedua nya dengan rasa penasaran yang tinggi. " Apa yang mereka bicarakan," batin Petrik karena saat ini ia masih melakukan sambungan telepon dengan Rosya.

" Hehe ya ya aku jaga rahasia ini, habisnya nasib mu beruntung banget bisa dapetin suami tajir melintir, terus hubungan mu sama Petrik bagaimana?" Bisik wanita itu dengan penasaran sembari menyeruput minumannya.

" Itu dia masalahnya, hubunganku sama Petrik tidak semulus yang dibayangkan, apalagi kau tau aku terpaksa menikahi pria misterius itu karena kecelakaan sialan malam itu dan juga kakek Aldrich yang sakit," Ucap Livy dengan wajah sendunya sembari melihat jam di tangan kirinya.

" Hm, Tapi bagaimana nanti kalo Aldrich tau kau punya pacar," Bisik Ana.

" Itu tidak jadi masalah, Kami membuat kesepakatan tidak mencampuri urusan pribadi, karena yang aku pikirkan sekarang bagaimana caranya biar ayah ibu ku bisa kembali rukun seperti dulu,"

" Semangat kau pasti bisa menyatukan mereka lagi, gimana kalo setelah kuliah kita ngumpul di rumahku, Papi ku baru pulang dari luar kota Minggu lalu, siapa tahu dia bisa bantu," Ajak Ana dengan antusias, sebabnya kemarin papi Ana mengatakan jika papinya itu pulang karena ada salah satu teman nya yang meminta bantuan untuk mencari keberadaan putrinya.

" Ya ampun! hari ini aku ada pelatihan Ana, kayaknya gak bisa deh, lain waktu aja ya, titip salam aja buat papi mu," Ujar Livy merasa tak enak hati pada ana.

" Yah, its oke lah, tapi janji ya lain kali main," Ucap Ana dengan wajah kecewa, padahal dia seringkali kerumahnya Livy namun Livy hanya sekali itupun setengah tahun lalu dan bertepatan ayah Ana yang masih tinggal di luar kota, jadi selama keduanya berteman Livy belum melihat seperti apa sosok ayah, Ana.

.....

Dengan berlari Livy meninggalkan kantin sembari melambaikan tangannya kearah Ana, hingga tidak melihat didepan nya ada seorang pria tengah berdiri dan Livy pun menabrak punggung pria itu.

Bruk

"Maaf aku lagi terburu buru," Livy mengusap jidatnya kemudian kembali berlari sesekali merapihkan pakaiannya.

" Aw ..." Pria itu hampir terjatuh ke arah depan dengan memegang ponselnya ia memutar badannya melihat wanita yang sedang berlari kembali." Hei tunggu ... " Menatap punggung wanita itu." Itu Livy, kan" gumam Petrik menatap punggung wanita itu yang mulai menjauh.

" Hallo sayang, kau memanggil siapa, ada apa?" Panggil Rosya yang samar-samar ia mendengar suara seorang wanita.

Petrik tersadar melihat ponselnya yang masih terhubung dengan Rosya." O, itu siswi kampus...." Petrik pun berusaha beralasan untuk menghilangkan kecurigaan Rosya padanya, sembari melirik kearah Ana yang pergi dari kantin.

.....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***