part 17 markas

☘️☘️☘️☘️

" Cukup melisa! kau sudah keterlaluan beraninya dirimu bertemu dengan pria itu yang sudah membuat putri kita pergi dari rumah, apa kau tidak merasa malu!" Bentak Janson menatap emosi kearah Melisa sembari mengguncangkan bahu Melisa.

Janson begitu marah saat mengetahui Melisa bertemu Dico-teman lama Melisa di sebuah restoran tadi siang, menurut berita yang ia dapat dari anak buahnya.

Melisa menurunkan tangan suaminya dari bahunya dengan perlahan lalu menunjuk wajah suaminya.

" Dengar Janson, aku tidak ada hubungan apapun dengan Dico dan asal kau tahu aku menemuinya bukan untuk berselingkuh seperti kau, tapi untuk mecari Livy putriku dengan bantuan darinya, bukankah kau selalu sibuk dengan pekerjaan mu sendiri dan tidak perduli pada putrimu, dan satu lagi, jika bukan karena aku yang ingin membalas perbuatan mu itu Livy tidak akan pergi dari rumah!"

Setelah melepaskan semua uneg-uneg di hatinya Melisa memalingkan wajahnya dengan air mata yang mengalir deras tanpa di minta, Melisa pun terduduk lemas di sofa yang ada di ruang keluarga.

Sementara Janson menatap sendu kearah Melisa, ia tidak marah ataupun membalas perbuatan Melisa, Janson menjadi merasa bersalah sudah menuduh Melisa yang tidak-tidak dan melupakan putrinya yang menghilang sejak seminggu lalu. Bukan tidak peduli tetapi ia sangat pusing menghadapi masalah yang sedang terjadi di perusahaan.

Janson berjongkok di hadapan Melisa sambil menggenggam tangan mulus istrinya lalu membawanya ke bibirnya.

" Maafkan aku Melisa, sudah berkata kasar seperti tadi, sungguh aku sangat menyesali perbuatan ku setahun yang lalu, sudah melukai hatimu, tapi aku sudah berubah, aku tidak lagi berhubungan dengan nya, kau tahu itu,kan. akhir-akhir ini banyak masalah di kantor, ku mohon bersabarlah aku pasti akan mencari putri kita, ku mohon mengerti keadaan ku saat ini." Janson mengecupi punggung tangan Melisa dengan wajah penuh penyesalan lalu bangkit dari tempat nya kemudian memeluk tubuh ringkih Melisa yang sudah ia torehkan luka.

Tanpa di sadari Janson dan Melisa Nici yang berdiri di pintu depan dapur mendengarkan semua pertengkaran majikan tersebut. ia sudah tidak kaget lagi menyaksikan pertengkaran kedua majikannya itu. Nici Adalah pelayan yang sangat dekat dengan Livy dan juga merawat Livy sejak Livy berusia 19tahun hingga sekarang. dan Nici pasti akan langsung mengirimkan kabar semua yang terjadi pada majikanya itu kepada nona mudanya tersebut.

.

.

.

Di tempat lain.

Aldrich terlihat berjalan tergesa-gesa menuju ruang rahasia yang berada di gedung markas nya. Saat ia memasuki ruang yang berukuran tidak terlalu luas itu dan penerangan lampu temaram di ruangan itu, tapi bisa ia lihat seorang pria tidak tua dan tidak muda kedua tangannya di ikat ke belakang dan muka yang memar seperti habis mendapat Bogeman mentah.

" Bos kau sudah datang," Jack dan Roky berkata bersama. dia berdiri di samping pria lemah yang terduduk di lantai tersebut.

" Hem ...." Sahut Aldrich dengan sorot mata tajam kearah pria tahanan tersebut sembari duduk di kursi kebesaran nya Aldrich menyalakan sebatang rokok dan menyesapnya elegan.

Jakc dan Roky saling pandang keningnya berkerut saat melihat ketua clan mafia mereka yang terkenal sangar dan kejam datang kemarkas dengan mengenakan baju piyama tidur.

Menyadari tatapan kedua anak buahnya kearah baju yang ia kenakan Aldrich segera berdehem keras.

" Ehem...! apa kalian bosan hidup! cepat lakukan eksekusi nya!" Seru Aldrich dengan Wajah nya yang memerah karena ia lupa mengganti pakaian nya sebelum berangkat tadi sambil menatap sangat tajam kearah Jack dan Roky. Walau hanya memakai piyama tidur tidak mengurangi aura kepemimpinan nya berkurang sedikit pun.

" Ah i-iya bos," Roky dan Jack langsung gelagapan dengan cepat memalingkan wajahnya kearah lain.

" Pria ini tidak mau membuka mulut siapa bos mereka dan yang menyuruh mereka yang sudah menghadang jalan Jack untuk menguntit pria itu bos." Terang Roky.

" Cepat katakan siapa yang menyuruh mu hah!," Jack menjambak kasar rambut pria yang di penuhi luka lebam itu hingga kepalanya mendongak keatas.

Tidak takut ataupun gentar pria itu tersenyum sinis sembari menahan sakit perih di tubuhnya. ia tidak akan membuka suara sedikitpun.karena hal itu bisa membuat keluarga nya terancam jika sampai ia memberitahu siapa bosnya.

" Sssh, cuih aku tidak akan mengatakan apapun asal kalian tahu." Pria itu meringis kesakitan ketika cengkraman di kepalanya semakin kuat.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Penasaran piyama Aldrich motifnya apa? jngan bilang motifnya flamingo..🤭🤣🤣

2023-01-15

2

Aerik_chan

Aerik_chan

Nggak kebayang wajahnya Aldrick...tetap slay ya

2023-01-13

2

@◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻

@◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻

😂😂😂😂😂 mafia datang ke markas pakai piama malu wibawa hilang 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!