part 7

" Aku tidak bisa menjemputmu pagi ini rosya, hari ini aku ada meeting bersama klien penting di kantor" aldrich memegangi kepalanya yang terasa pusing. setelah mendengar rosya yang merengek minta di jemput pagi ini.

" Ayolah sayang " ujar rosya jingkrak jingkrak kegirangan. sejujurnya ia senang mendengar penolakan dari aldrich.

" Sudah cukup rosya, jangan bersikap kekanak-kanakan, kau kan bisa naik mobil sendiri" sentak aldrich penuh emosi.

" Oke.Oke, aku tidak memaksamu lagi. ya sudah kalau begitu aku mau bersiap siap dulu daa "

" Ya. Terserah kau saja " kesal aldrich menutup sambungan telepon nya.

Aldrich meletakkan ponselnya di atas nakas lalu bergegas membersihkan tubuhnya ke kamar mandi dan segera bersiap siap untuk pergi kekantor. Karena rekan bisnis nya sudah menunggu di kantornya.

Lima belas menit kemudian aldrich sudah berpakaian rapi dengan jas formal nya. Ia menenteng tas kerjanya dan hendak keluar dari ruangan tapi urung ketika mendengar bunyi ponsel yang bukan berasal dari ponsel miliknya.

drrtt drrrt drrrt

*Sweet petrik * gumam aldrich membaca kontak nama panggilan masuk di ponsel yang tergeletak di atas ranjang nya. Detik berikutnya ia senyum menyeringai mengambil ponsel itu dan segera menuju ke meja makan di mana kakeknya sudah berada di sana.

.

.

" Kenapa kau hanya sendirian al, kemana istrimu, apa kau tidak mengajak nya untuk sarapan bersama" cerocos kakek abraham ketika aldrich sudah berada di hadapannya tanpa livy di sana.

Aldrich mengangkat bahunya acuh, ia malas mendengar omelan dari kakeknya itu yang selalu memperhatikan livy saja, bukankah ia juga cucunya tapi sejak kedatangan livy sang kakek berubah lebih perhatian kepada livy entah pelet apa yang wanita itu gunakan hingga kakeknya terpedaya.

" Mungkin dia lagi membuat pula-"

" Pagi kek! " seru livy dengan napas tersengal-sengal karena berlari menuruni anak tangga dan langsung bergabung di meja makan." Hei kau lihat ponsel ku tidak, aku mencarinya kemana-mana tapi tidak ketemu, di kamar mu juga tidak ada " tanya livy menatap aldrich penuh selidik.

Aldrich menarik sudut bibirnya, ia bersorak gembira dalam hati melihat kepanikan di wajah istrinya.

" Mana aku tau, dan kau berani nya masuk kedalam kamar ku tanpa izin lebih dulu" balas aldrich acuh tanpa menatap lawan bicaranya.

" Jangan bohong, pasti kau yang menyembunyikan ponselku kan, cepat berikan padaku, atau aku akan?" livy menengadahkan tangan nya kearah aldrich.

" Apa! Jadi kalian tidur terpisah " pekik abraham terkejut mendengar perkataan aldrich.

" ya, tidak" jawab kedua nya tak sejalan membuat abraham di buat pusing dengan jawaban kedua insan di hadapannya itu.

" hei cepat berikan ponsel ku" seru livy mengagetkan aldrich yang sedang terpaku.

" Beraninya kau, sudah ku katakan aku tidak tau kenapa kau menuduhku hah" ucap aldrich berpura-pura tidak tahu dan bersikap santai memakan sarapannya.

Livy tersenyum miring teringat akan kejadian semalam dia pun tak membuang kesempatan.

" Kau yakin tidak mau memberitahu ku dimana ponselku, baik." ujar livy melirik sinis aldrich membuat pria itu menatapnya " kek apa kau tau tadi malam aldrich itu ma- emmph" mulut livy langsung di bekap oleh aldrich ketika ia hendak mengatakan aldrich semalam mabuk berat.

" Ada apa livy, al apa yang kau lakukan pada istri mu, dia tidak bisa bernapas" tegur Abraham mengernyit heran melihat cucunya menutup mulut istrinya yang ingin berbicara.

" Ah itu tidak ada apa apa kek, iya kan livy" potong aldrich cepat. " jika kau berani memberi tahu kakek yang terjadi semalam aku akan menghabisimu " bisiknya masih membekap mulut livy, livy mendelik tajam kepada aldrich.

"aawh!!" pekik aldrich tertahan saat livy sedang menggigit tangannya dengan kuat. livy merasa puas melihat wajah memerah aldrich karena kesakitan.

" Kau gila ya" ucap aldrich kepada livy.

" Siapa suruh kau membuatku kehabisan napas, dan cepat bawa sini ponselku " livy memajukan tubuhnya dan meraba-raba saku celana aldrich mencari ponselnya. aldrich terkejut dan langsung berdiri begitu pun livy juga ikut berdiri tanpa berhenti merabanya.

Bluuk

Sebuah benda pipih terjatuh kelantai dari saku belakang celana aldrich livy yang melihat ponselnya tergeletak di lantai melotot tajam kearah aldrich.

Abraham memijit kepalanya seraya darah tinggi nya mulai naik pusing akan cucunya yang tak bisa akur dan berdebat setiap saat.

" ponselku! kau itu ya " pekik livy langsung menarik kuat kerah kemeja aldrich hingga wajah aldrich sejajar dengan wajahnya.

Aldrich menatap dingin manik mata berwana biru istrinya entah kenapa jantung nya bergetar. " lepaskan, salah mu sendiri yang lupa dengan barang nya sendiri " ucap aldrich datar dan mendorong bahu livy dengan kuat sampai membuat livy terjungkal kebelakang.

" agh! ****-emphh" umpat livy merasakan sakit di punggung nya mencium lantai dan terbungkam membisu saat bibir kenyal suaminya mendarat di atas bibirnya. ke-dua nya memaku sepersekian menit.

" ah, kenapa rasanya begitu lembut dan manis apa ini yang pertama baginya " lamun aldrich merasa candu akan rasa kenyal dan manis bibir livy. rasanya jauh berbeda ketika ia berciuman dengan kekasihnya.

" Ciuman pertama ku aaaa!" rutuk livy dalam hati, aldrich telah mengambil ciuman pertama nya, padahal ia sangat ingin melakukan itu dengan orang yang ia cintai kelak. tapi pria ini yang sama sekali tidak ia cintai sudah merenggut first kiss nya.

" ehkhem! apa kalian tidak jadi pergi" Abraham pura-pura tersedak membuyarkan lamunan pasangan suami istri di hadapannya.

Aldrich dan livy langsung menatap kakeknya yang sedang menahan tawa melihat mereka.

" aaa" livy mendorong kuat tubuh aldrich hingga pria itu terguling ke lantai. ia pun segera bangkit berdiri kemudian mengambil ponsel dan laptopnya di ruang tengah.

" Oh god, dasar wanita jadi-jadian " aldrich mengusap bahunya yang nyeri sambil merapihkan pakaiannya.

Akhirnya tawa abraham pecah memenuhi ruangan makan. " hahaha, kau itu seorang presdir tapi kalah dengan istri kecilmu al, seperti nya kakek tidak salah memilih dia jadi istri mu" selorohnya membakar amarah aldrich. terlihat dari tatapan tajam aldrich kepada nya.

" Cih, itu bagi kakek tapi tidak untuk ku, lama-lama aku bisa cepat tua berhadapan dengan wanita jadi-jadian itu" sengit aldrich beranjak pergi keluar meninggalkan kakeknya yang masih tertawa, sampai di ruang tengah langkah kakinya terhenti dengan livy merentangkan kedua tangannya menghadang jalan nya.

" Aku ikut nebeng naik mobilmu ya sampai kampus " pinta livy dengan wajah memelas tanpa beban.

Terpopuler

Comments

Areum

Areum

Aldrich cari tau dulu siapa pacar rosya sebenarnya knp dia hanya menganggap mu mesin ATM dg begitu u bisa melepaskan nya & mulai menerima Levy sepenuhnya

2023-01-03

2

golddiamond

golddiamond

aku cicil dulu ya sampe disini..jangan lupa mampir

2022-12-26

2

Lee

Lee

Aldric..usil bgt sih..

2022-12-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!