Sesampainya di panthouse Aldrich langsung menuju kamarnya, namun, langkahnya terhenti saat melihat lampu di ruangan dapurnya masih menyala, kemudian diapun berubah haluan menuju dapur.
"Livy ... " Gumam Aldrich entah dorongan dari mana Aldrich mendekat kearah Livy.
"Kau belum tidur ..." Tanya Aldrich terdengar dingin yang tentunya membuat Livy terkaget. ia harus bersusah payah menelan salivanya saat melihat Livy hanya memakai tangtop dan celana hotspand, wanita itu sedang berdiri di depan kulkas sembari meneguk minuman botolnya terlihat menggoda.
"Uhuk.. uhuk..." Livy tersedak oleh minuman nya mendengar suara berat Aldrich. Dia pikir pria itu tidak akan pulang, Livy membalik badannya sontak saja terkejut melihat Aldrich menatapnya dengan tatapan mesum dan nakal.
"K-kau... sudah pulang," Livy mundur kebelakang dengan ketakutan. ia harus menelan ludah nya dengan kasar saat Aldrich mengurung tubuh kecilnya pada dinding kulkas jangan lupakan tatapan tajamnya membuat Livy menjadi panik.
" A-apa yang mau kau lakukan ..." Ujar Livy dengan gugup. ia memejamkan matanya saat wajah Aldrich bergerak maju hingga hidung mereka menempel. "apa dia akan meminta hak nya malam ini aaaa! aku belum siap kehilangan keperawanan ku." Gerutu Livy dalam hati takut jika pria itu mengajaknya bercinta.
" Dasar wanita mesum, apa dia berpikir aku akan menciumnya." Gumam Aldrich merasa geli saat melihat bibir Livy yang maju seperti ingin mencium, seringai tipis terlihat wajah Aldrich." Ternyata kau agresif juga, apa kau sudah tidak sabar ingin bercinta dengan ku," Bisik Aldrich menggoda Livy.
Livy langsung membuka kedua matanya." Aaaa..." teriaknya." Livy kau sudah gila berharap akan bercinta dengan suami gila mu ini," Pekik Livy dalam hati merutuki kebodohan nya sambil memukul tubuh Aldrich dengan perasaan kesal.
" Minggir!" Sarkas Aldrich menggeser tubuh Livy kemudian mengambil minuman dingin di kulkas." kau menghalangi jalan ku !" Ucap nya lagi terdengar dingin sambil berlalu duduk di meja makan dengan santai.
" hish! Apa dia itu papan sangat kaku dan dingin, tidak bisakah bersikap manis padaku yang cantik ini, dasar pria gila, " Dumel Livy dalam hati bibirnya mengerucut sebal sembari melihat ponselnya yang bergetar sejak tadi."Nici? huff lagi - lagi mereka bertengkar sampai kapan kalian seperti itu," lirih Livy dengan wajah sendu setelah melihat pesan video ibu dan ayahnya yang berseteru yang di kirim oleh Nici pelayan setianya di ponselnya.
" Kau mau kemana..?" Aldrich menahan langkah Livy saat istrinya terlihat murung dan hendak beranjak dari tempat tersebut.
" Lepaskan!" Seru Livy dengan menatap malas kearah Aldrich namun pria itu semakin mencekeram kuat pergelangan tangannya." Aduh sakit, lepas Aldrich ...." Wanita cantik berambut pirang itu meringis menahan sakit.
" Kau istriku jadi apapun yang terjadi padamu aku harus tahu ," Aldrich menarik kasar wanita itu hingga jatuh di pahanya sambil menatap nya dengan intens wajah cantik dan mungil Livy yang sekarang berstatus menjadi istrinya." Dengar, mulai sekarang kau harus memberitahu ku apapun yang kau lakukan, paham!" Aldrich paling tidak suka berbagi apapun yang sudah menjadi miliknya di ganggu atau pun di rebut oleh orang lain.
" Tidak !" Livy memutar bola matanya malas ia hendak bangkit namun Aldrich mengencangkan cengkraman di pinggangnya membuat Livy sulit bergerak.
" Kau berani membantah !" Sentak Aldrich terlihat senyum licik di bibirnya kemudian Aldrich merebut paksa ponsel milik Livy lalu menekan nomor miliknya di dalam ponsel Livy, sedetik berikutnya ponselnya berdering ia pun langsung mengembalikan ponsel nya pada Livy.
" Kau jangan diam saja Livy, kau harus berbuat sesuatu," gumam Livy yang geram ia pun langsung berdiri dan menampar Aldrich. " hei! kau berani menyentuh ponselku!"
plak..
" Kau..!" Bentak Aldrich dengan tajam mengintimidasi.
" Matilah aku, kenapa aku melakukan hal itu mampus deh, duh Livy kendalikan emosi mu." Pekik Livy membatin sambil menggigit bibirnya, kepalanya menunduk tak berani menatap Aldrich, bahkan kedua tangan nya saling meremas karena ketakutan.
" Aldrich, A-aku ..."
Aldrich tidak menyangka istrinya dengan berani menampar nya, karena selama ini tidak ada satupun wanita yang berani melawan nya, dia mengangkat dagu istrinya dengan kasar agar menatap dirinya. " Kau sangat tidak sopan !" Bisiknya dengan tajam.
Cup
Aldrich langsung membungkam mulut Livy dengan ******* bibir Livy dengan kasar dan menuntut tidak ia biarkan Livy memberontak dia mengunci pergerakan Livy yang berusaha berontak hingga ciuman mereka bertahan beberapa detik.
" Lepas tuan Aldrich kau sudah gila !" Pekik Livy dengan napas tersengal-sengal setelah ciumannya terlepas sambil mengusap bibirnya dengan kasar. " Apa dia mau membunuh ku, tidak memberi ku jeda sama sekali, aaaa dasar pria garang terkutuk!" umpat Livy dalam hati.
" Itu hukuman untuk mu sudah berani melawan ku dan tidak menurut, !" Ancam Aldrich lalu ******* bibir Livy kasar kemudian beranjak pergi dari dapur meninggalkan Livy yang masih mematung di tempatnya berdiri.
" Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu," terlihat senyum penuh arti di wajah Aldrich.
" Arrgghh! Aldrich... kau benar-benar menyebalkan .... " Teriak Livy dengan keras ia menghentakkan kakinya di lantai dengan perasaan kesal. Hidup nya sekarang menjadi rumit dan niatnya untuk membuat kedua orang tuanya akur, tapi malah dirinya terjebak dalam situasi sulit seperti ini.
.
.
.
Disisi lain
" Dasar tidak berguna..!!" Umpat Petrik yang langsung memberikan Bogeman mentah kepada ke lima anak buahnya.
" Bug,bug,bug,bug.."
"Arrh, sssh "
" maaf bos "
" kami lalai"
"iya bos, pria itu sangat pandai bertarung bos"
"Benar bos, sampai membuat kita bonyok begini, dan si roy tertangkap"
Para ke lima anak buah petrik itu saling berbicara dengan jujur kepada Petrik sambil menundukkan kepalanya tidak berani menatap sang bosnya.
Dengan menatap tajam satu-satu pada anak buahnya Petrik mengambil topeng kulit nya di atas meja dan mengenakan nya ke wajahnya.
" Seperti nya mereka tidak main-main dan akan terus mengejar ku," Ujar pria bertubuh kurus itu memutar-mutar senjata nya di tangan kirinya.
" kalian keluar!" Perintah Petrik dan kelima anak buahnya pun mengerti segera keluar dari ruangan tersebut.
"Tuan, apa anda tidak gerah memakai topeng itu" Ujar song orang kepercayaan Petrik sekaligus seorang dokter peneliti yang membuatkan topeng spesial dan antik tersebut untuk Petrik.
" Semua ini untuk mereka song, apapun susahnya diriku saat ini tidak sebanding kekejian para pemberantas itu mengambil nyawa orang tuaku," Jawab Petrik memejamkan matanya.
" Tapi apa anda yakin dia pelakunya, karena tidak ada bukti yang merujuk pada Aldrich, apalagi rumor yang menyebar kejadian itu di campur tangani oleh pihak negara, bisa jadi itu memang komlpotan dari pihak pebisnis bodong sendiri."
" Tutup mulutmu! " Petrik menatap tajam pada song." Mau itu dia atau bukan yang jelas dia terlibat malam itu, meski kecil kemungkinan" Petrik bangkit berdiri dari duduknya.
" Maafkan saya," pria berpakaian dokter itu menunduk hormat.
" Kau siapkan mobil baru untuk ku dan topeng yang baru ," ucap petrik sambil melangkah pergi dari ruangan.
" Siap tuan" sahut song mengikuti petrik dari belakang. ia Harus secepatnya membeli mobil baru untuk tuannya dan membuatkan topeng wajah di ruangan khusus penelitian.
Ya, satu tahun silam kedua orang tua Petrik meninggal, Disaat malam itu ayah dan ibunya sedang berada di gedung tengah melakukan pertemuan bersama rekan bisnisnya untuk teken kontrak bisnis berbasis ilegal.
Tanpa di duga sekelompok pemberantas Intel dan organisasi lainnya menyerang gedung yang di tempati mereka dan semua orang yang berada di dalam gedung tewas termasuk kedua orang tuanya Petrik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Ibu Wawa
tetap semangat ya thor, ditunggu lanjutannya
2023-01-23
2
Aerik_chan
Tiada hari tanpa mereka bertengkal...ucul sekali
2023-01-20
2
Rahmi Miraie
aldrich katanya ga mu ci7m livy..eh lah kok main nyosor..pakai alasan karena dapat hukuman
kalau cinta biang aja kali 😂
2023-01-19
2