Menikah Dengan Setan

Menikah Dengan Setan

MDS #01

"Mbok! Mbok!" teriak seorang gadis dari arah kamar mandi yang berada di belakang rumah.

Perempuan yang dipanggil mbok itu pun lantas menghampiri sumber suara.

"Ono opo to, Nduk,? Esuk-esuk kok ws bengak-bengok. Isin Karo Tonggo teparo"

(Ada apa sih, Nak? Pagi-pagi begini sudah teriak-teriak. Malu sama tetangga).

"Celana dalamku hilang lagi!"

"Hah?!"

"Dalam sebulan ini sudah lima kali celana dalamku hilang. Apa ada genderuwo yang jahil padaku ya, Mbok?"

"Hussh! Hati-hati kalau bicara! Paling-paling celana dalammu dipakai si Gendhis."

Obrolan di atas terjadi antara seorang ibu bernama Sumirah dengan puteri sulungnya yang bernama Sekar yang usianya menginjak dua puluh tahun. Sekar sendiri memiliki seorang adik perempuan bernama Gendhis yang usianya terpaut tiga tahun darinya. Meskipun terlahir dari rahim yang sama, Sekar dan Gendhis memiliki sifat yang jauh berbeda. Gendhis cenderung pendiam dan penyendiri, sementara Sekar adalah gadis yang periang dan mudah bergaul. Wajar jika cukup banyak pemuda di kampung itu yang menaruh hati padanya.

"Bapak lihat ****** ***** Sekar nggak?" tanya gadis berkepang dua itu pada pria paruh baya yang baru saja selesai menyadap pohon kelapa.

"Kok ono-ono wae to yo. Moso takon njeroan Karo bapak.

(Ada-ada saja. Masa tanya ****** ***** sama bapak)

"Sekar sudah sering kehilangan ****** *****, Pak. Tinggal dua potong saja yang tersisa. Satu kupakai, satu lagi di tempat jemuran."

"Bu ne, kasih duit buat anakmu ini buat beli ****** ***** ke pasar. Duit hasil penjualan gula Jawa kemarin masih ada kan?"

Sumirah atau yang kerap disapa Mirah itu menganggukkan kepalanya.

"Sudah selesai menyadapnya, Pak ne? Bu ne sudah menyiapkan kopi hitam dan ubi rebus di meja dapur."

"Ayo masuk, tenggorokanku juga sudah kering. Ini dimasak *badeg nya."

Pria yang kerap disapa pak Darman itu meletakkan sepuluh *bumbung berisi hasil sadapan pohon kelapa pagi ini.

*Tempat menyimpan air sadapan pohon kelapa yang terbuat dari bambu.

Senyum mengembang di bibir Mirah saat melihat ke sepuluh bumbung itu hampir penuh yang artinya gula Jawa yang akan dihasilkan hari ini lumayan banyak.

"Gendhis sudah berangkat sekolah?" tanya pak Darman.

"Sudah dari jam enam pagi tadi."

"Jalan kaki atau bareng temannya?"

"Jalan kaki."

"Dari rumah jalan kaki, nanti di pertigaan pasar dijemput teman laki-lakinya."

"Bapak jangan mengada-ada. Mana mungkin Gendhis begitu."

"Sudah banyak selentingan yang mengatakan jika anak itu suka berboncengan sepeda motor dengan pemuda yang juga anak sekolah."

"Tidak usah berpikir macam-macam, Mungkin Gendhis memboncengnya biar cepat sampai di sekolah."

Mirah mengangkat *bumbung berisi hasil sadapan pohon kelapa lalu membawanya masuk ke dalam dapur.

"Kucing kurang ajar! Sudah diberi makan kepala pindang masih saja mencuri!" seru Mirah saat mendapati ikan pindang di atas yang tadinya berjumlah lima ekor hanya tersisa di ekor saja.

"Bu ne ki piye, ngerti kucing e cluthak kok ndeleh lawuh sak enggon-enggon."

(Ibu ini bagaimana? Sudah tahu kucing nya culas, naruh lauk sembarangan)

"Bu ne cuma tinggal sebentar ke belakang tadi saat Sekar manggil Bu ne."

"Yowes, pancen rejekine kucing. Nduk, Yen ning pasar mengko tukokno bapak mbako karo cengkeh, ojo lali garet e sisan."

(Ya sudah, memang rezekinya kucing. Nak, kalau kamu ke pasar nanti belikan bapak tembakau sama cengkeh, jangan lupa kertas nya juga)

"Pak ne ini kapan mau berhenti merokok. Apa nggak kapok batuk sampai keluar darah kemarin?"

"Kalau nggak ngerokok bibir bapak kecut."

"Iki, Nduk. Duite nggo tuku njeroanmu karo tukokno bapakmu mbako lan konco-koncone. Yen isih turah tukokno tahu tempe,"

(Ini, Nak, uang buat beli celana dalammu sama belikan bapakmu tembakau dan kawan-kawannya. Kalau masih ada sisa belikan tempe sama tahu)," ucap Mirah sembari menyodorkan selembar uang pecahan lima puluh ribu pada anak gadisnya itu.

"Srek! Srek! Srek!"

Obrolan mereka terhenti saat tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang dari arah halaman belakang rumah.

"Siapa itu?!" seru Sekar.

Bersambung …

Halo, Kak. Novel ke empatku sudah meluncur. Meskipun judulnya agak horor tapi tidak melulu membuat yang baca merinding kok.

Jangan lupa beri dukungannya ya.

Beri like, komentar positif, fav, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰

Happy reading…

Terpopuler

Comments

manisnya kamu 😘❤️

manisnya kamu 😘❤️

Ini novel jawa ya
bagus mau lanjut baca ah siyapa tau bisa bahasa jawa hehe/Joyful//Joyful/

2023-10-04

1

IG : miss_el_author

IG : miss_el_author

halo, mak ... aku mampir 🥰🥰

2022-12-04

1

Riyanti

Riyanti

mampirrrrrr

2022-12-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!